(GFD-2019-1273) [Cek Fakta] Ada Narkoba China di Dalam Tiang Pancang Proyek Infrastruktur?

Sumber:
Tanggal publish: 14/03/2019

Berita

Berbagai kabar marak di media sosial. Salah satunya adalah soal kabar narkoba yang dikirim dari China.

Foto dan kabar tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Okto Humala Siahaan pada 8 Maret 2019.

Dalam foto yang diunggah, terlihat seperti banyaknya narkoba yang disebut didatangkan dari China. Ditulis juga jika narkoba disembunyikan dalam tiang-tiang pancang infrastruktur.

"ANDA PERCAYA TIDAK TERLIBAT ORANG PENTING DIINDONESIA?

Omong kosong bila ini bukan diimpor bagian dari politik neo PKI...

Omong kosong ada manusia hanya 4 tahun mendadak kaya raya dan berani memecat Budi Waseso yang getol gagalkan impor sabu Cina Komunis Biadab...

Omong kosong tak ada terlibat bisnis emas putih yang harganya lebih mahal dari produk emas freeport...

Uang telah membutakan, dan keserakahan membunuh rakyat bukan hanya dari mengimpor beras plastik dan produk makanan mematikan lainnya dari Tiongkok.

Apakah anda tidak heran kasus beras plastik dulu tak pernah terungkap?

Tiongkok bukan negara produsen beras...

Tetapi diimport dari Cina?

Saya masih menyimpan Koran yang membuat judul berita....

Cina siap mengganti beras yang terbukti sudah diuji laboratorium....

Emang Cina negara apa? siap mengganti bila bukan mereka impor dari Cina? Ujungnya bagaimana?

Kejahatan yang dilakukan kelompok neo PKI itu hingga kini aman...

Anda percaya bahwa mereka tidak dicecoki bisnis menggiurkan Sabu?

Pandainya mereka menguasai Hoax maling teriak maling menuduh pasangan 02 didukung bandar sabu....

Padahal partai koalisi laknatlah terbukti bisnis itu...

Para boneka setan penghancur bangsa yang pantas diberangus dari muka bumi...

Anda percaya ada pemimpin klaim sama dengan duterte anti kartel narkoba?

Tapi faktanya peredaran sabu kian meluas...

Mereka ingin semua warga pribumi jadi pasien RSJ....

Neo PKI biadab yang mereka katakan mustahil bangkit...

Bahkan si Rommy biadab bilang pasangan 02 akan mengganti Pancasila dimana kubu merekalah kumpulan para binatang turunan PKI dan raja Hoax melibatkan oknum aparat...

Mereka berupaya membalik sejarah PKI tidak bersalah, namanya tercemar seolah mereka ini penjaga Pancasila... Mengerikan negeri ini hanya dipimpin 1 periode sebegini hebat kehancuran bangsa kita...Apalagi 2 periode?

By okto" tulis Okto Humala Siahaan menyertai unggahan fotonya.

Hingga saat ini, unggahan tersebut sudah dibagikan 8.645 kali oleh pengguna Facebook lainnya. Ada 2.000 yang memberikan tanda suka. Sementara, kolom komentar mencapai 875.

Hasil Cek Fakta

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba mencari tahu kebenaran dari unggahan Okto Humala Siahaan. Namun rupanya, foto yang diunggah merupakan foto lama sejak 2016 lalu.

Hal itu juga diketahui melalui artikel yang diunggah Liputan6.com www.liputan6.com pada 18 November 2016. Artikel tersebut berjudul BNN Klarifikasi Sabu dalam Tiang Pancang Tidak Terkait Reklamasi.

"Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa sabu dalam tiang pancang asal Tiongkok tidak terkait dengan proyek reklamasi sebagaimana disebut dalam pesan berantai yang beredar di masyarakat.

"Kasus ini tidak ada kaitannya dengan proyek reklamasi Jakarta dan total barang bukti seberat enam ton yang beredar pada pesan berantai adalah salah," ujar Kabag Humas BNN Kombes Slamet Pribadi dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Kamis (17/11/2016).

Ia mengatakan tanggal 14 Juni 2016 BNN menangkap lima orang tersangka atas keterlibatan mereka dalam penyelundupan sembilan batang pipa besi berisi sabu di kawasan Rawa Bebek, Jakarta Utara.

"Total barang bukti yang diselundupkan adalah 40 kilogram sabu dan diduga berasal dari negara Tiongkok. Kasus tersebut telah dirilis secara resmi oleh BNN pada tanggal 15 Juni 2016," kata Slamet.

Menurut Slamet, BNN merasa perlu melakukan klarifikasi karena pesan berantai itu menyebar di masyarakat. BNN berharap masyarakat tidak mudah teperdaya pemberitaan tidak benar alias hoax.

"Mari bersama-sama kita wujudkan negara demokrasi yang sehat dan bersama menyelamatkan generasi muda dari penyalahgunaan narkoba," kata Slamet.

Sebelumnya, Kepala BNN Komjen Budi Waseso menjelaskan bahwa penyelundupan narkoba yang disimpan di dalam pipa dengan ketebalan mencapai 4 sentimeter serta ditutup dengan alumunium foil agar kedap merupakan modus baru."

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) juga sudah menulis artikel tersebut melalui laman resminya www.kominfo.go.id.

Artikel dengan judul [DISINFORMASI] Narkoba Dikirim dari China Melalui Tiang Pancang Proyek Infrastruktur itu diunggah pada 9 Maret 2019.

"KATEGORI: DISINFORMASI

Penjelasan :

Meski hal ini merupakan berita lama namun belakangan masyarakat kembali dibuat resah dengan munculnya postingan dengan narasi terkait isu pengiriman narkoba dari Cina melalui tiang pancang proyek infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah Indonesia.

Setelah dilakukan penelusuran informasi, terdapat disinformasi pada narasi yang dimunculkan dalam beberapa postingan di media sosial tersebut. Dilansir dari beberapa sumber berita, bahwa benar Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Ditjen Bea Cukai berhasil mengungkap sindikat narkotika jenis sabu jaringan Freddy Budiman dalam sembilan buah pipa besi berbahan baja yang total di dalamnya terdapat kurang lebih 50 kilogram sabu kristal yang diselundupkan dari Guangzhou, China pads 14 Juni 2016 lalu. Namun BNN menegaskan bahwa penyelundupan sabu dalam tiang pancang ini adalah merupakan modus baru jaringan terpidana mati Freddy Budiman dan sama sekali tidak terkait dengan proyek infrastruktur atau reklamasi sebagaimana yang beredar.

Link Counter :

https://www.liputan6.com/news/read/2655186/bnn-klarifikasi-sabu-dalam-tiang-pancang-tidak-terkait-reklamasi

https://www.viva.co.id/arsip/785650-sabu-pipa-besi-ternyata-jaringan-freddy-budiman"

Kesimpulan

Kabar yang diunggah oleh akun Facebook bernama Okto Humala Siahaan tidak benar.

Selain itu, aparat penegak hukum tidak pernah menemukan adanya kasus penyelundupan narkoba melalui pipa-pipa proyek infrastruktur.

Rujukan