Liputan6.com, Jakarta- Calon presiden Ganjar Pranowo menyatakan menemui Pendeta Leo yang menolong ibu melahirkan karena keterbatasan fasilitas kesehatan di Merauke, dalam melukan kampanye di Merauke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penyataan capres nomor urut 3 tersebut diutarakan dalam debat capres putaran pertama, Selasa (12/12/2023).
Berikut pernyataan Ganjar tersebut.
"Di Merauke kami menemukan pendeta namanya Pak Leo, dia harus menolong seorang ibu yang ingin melahirkan, karena tidak ada fasilitas kesehatan. Dan dia belajar dari YouTube, sesuatu hak kesehatan yang tidak di dapat,".
(GFD-2023-14411) Cek Fakta: Ganjar Sebut Pendeta Leo Belajar dari YouTube Tolong Ibu Melahirkan karena Keterbatasan Faskes di Merauke, Benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 12/12/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Dalam artikel berjudul "Kampanye Perdana di Merauke Pendeta Leo Curhat Layanan Kesehatan Minim, Ganjar Pranowo Luncurkan Program Satu Desa Satu Faskes" yang dimuat situs pustakalewi.com, pada 29 November 2023.
Seorang pendeta bernama Leonard Batfeny, curhat soal minimnya sarana dan prasarana kesehatan di daerah perbatasan tersebut.
Pendeta Leo, begitu karib disapa, berkesempatan bertemu dalam dialog yang digelar di Desa Waninggap Nanggo, Merauke. Ia adalah seorang pendeta, yang harus mengabdikan diri sebagai pelayan kesehatan.
“Saya ini seorang pendeta. Tidak punya pengetahuan kesehatan. Tapi kondisi yang memaksa saya harus juga melayani kesehatan masyarakat di sini,” kata Leo.
Ia pun menceritakan pengalamannya itu pada Ganjar, bagaimana menyelamatkan warga perbatasan dengan Papua Nugini yang sedang sakit, tanpa akses jalan dan kesehatan yang layak.
Bahkan, ia pernah berperan sebagai bidan karena ada seorang ibu yang akan melahirkan tidak mendapatkan akses kesehatan.
“Iya, saya pernah membantu melahirkan, hanya bekal menonton youtube. Karena di sini tidak ada Puskesmas,” tuturnya.
Mendengar itu, Ganjar Pranowo merasa haru sekaligus bersemangat untuk membantu mewujudkan impian warga untuk memiliki Puskesmas. Ia pun meluncurkan program Satu Desa Satu Puskesmas.
“Akses kesehatan menjadi begitu penting, yang kita bayangkan satu kampung atau satu desa setidaknya ada satu Puskesmas pembantu, fasilitas kesehatan dan dan satu nakes, syukur-syukur satu dokter,” katanya.
Selain itu, Ganjar juga akan membangun infrastruktur jalan untuk mendukung mempermudah akses layanan kesehatan.
“Sistem transportasi dan konektivitas yang bisa membikin kemudahan ketika mereka berobat. Ini awal dari investasi besar agar masyarakat Indonesia menjadi sehat,” tegasnya.
Tak hanya itu, Ganjar juga akan menyiapkan akses pendidikan agar terciptanya SDM unggul yang diharapkan nantinya bisa membawa masyarakat Tanah Papua lebih unggul dan sejahtera.
“Menyiapkan akses pendidikan agar kemudian mereka jauh lebih gampang lagi untuk mengembangkan lagi daerahnya karena dibekali ilmu pengetahuan yang cukup, dan kita harapkan mereka akan kembali kepada daerahnya, dan membangun daerahnya,” tandasnya.
Seorang pendeta bernama Leonard Batfeny, curhat soal minimnya sarana dan prasarana kesehatan di daerah perbatasan tersebut.
Pendeta Leo, begitu karib disapa, berkesempatan bertemu dalam dialog yang digelar di Desa Waninggap Nanggo, Merauke. Ia adalah seorang pendeta, yang harus mengabdikan diri sebagai pelayan kesehatan.
“Saya ini seorang pendeta. Tidak punya pengetahuan kesehatan. Tapi kondisi yang memaksa saya harus juga melayani kesehatan masyarakat di sini,” kata Leo.
Ia pun menceritakan pengalamannya itu pada Ganjar, bagaimana menyelamatkan warga perbatasan dengan Papua Nugini yang sedang sakit, tanpa akses jalan dan kesehatan yang layak.
Bahkan, ia pernah berperan sebagai bidan karena ada seorang ibu yang akan melahirkan tidak mendapatkan akses kesehatan.
“Iya, saya pernah membantu melahirkan, hanya bekal menonton youtube. Karena di sini tidak ada Puskesmas,” tuturnya.
Mendengar itu, Ganjar Pranowo merasa haru sekaligus bersemangat untuk membantu mewujudkan impian warga untuk memiliki Puskesmas. Ia pun meluncurkan program Satu Desa Satu Puskesmas.
“Akses kesehatan menjadi begitu penting, yang kita bayangkan satu kampung atau satu desa setidaknya ada satu Puskesmas pembantu, fasilitas kesehatan dan dan satu nakes, syukur-syukur satu dokter,” katanya.
Selain itu, Ganjar juga akan membangun infrastruktur jalan untuk mendukung mempermudah akses layanan kesehatan.
“Sistem transportasi dan konektivitas yang bisa membikin kemudahan ketika mereka berobat. Ini awal dari investasi besar agar masyarakat Indonesia menjadi sehat,” tegasnya.
Tak hanya itu, Ganjar juga akan menyiapkan akses pendidikan agar terciptanya SDM unggul yang diharapkan nantinya bisa membawa masyarakat Tanah Papua lebih unggul dan sejahtera.
“Menyiapkan akses pendidikan agar kemudian mereka jauh lebih gampang lagi untuk mengembangkan lagi daerahnya karena dibekali ilmu pengetahuan yang cukup, dan kita harapkan mereka akan kembali kepada daerahnya, dan membangun daerahnya,” tandasnya.