KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Facebook mengeklaim bahwa perubahan iklim merupakan hasil konspirasi.
Pengunggah menyebutkan, perubahan iklim merupakan hasil konspirasi High-frequency Active Auroral Research Program (HAARP), Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN), Bluebeam, dan perjanjian emisi karbon dengan Forum Ekonomi Dunia atau WEF.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Konten yang mengeklaim perubahan iklim adalah konspirasi ditemukan di akun Facebook ini, Senin (8/1/2024). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasinya:
Climte change ga ada, climate is change iya ada yg d lakukan oleh konspirasi dengan Haarp, cern dan blue beem.
Baru kemaren ditanda tangani perjanjian emisi Carbon dengan W3F utk menguras rakyat?? Itu idola panuta yang katanya untuk umat?? Jualan paling busuk adalah jualan agama, sampai menuduh orang lain kafir tdk ikutan.Karna gw ga waras ,gw ga ikutan manut jualan agamanya.Gw ajak mikir cuy, jika emisi dari batu bara kenapa pick hours puncak polusi tengah malam dan dini hari. Lu cek sendiri aplikasi polusi. Apakah polusi sengaja ditebar di langit supaya terbentuknya perjanjian Carbon dengan W3F??
Kalau memang penjelasan nasa itu benar BUMI BULAT , berarti baik daerah industri maupun daeran non industri terdampak sama dong. Naik 1.5 derajat selsius. Apa ya kenyataannya demikian?LO DI GIRING KYK DOMBA TAPI LO GA SADAR, LUPA DY ANGGOTA W3F?
Pengunggah menyertakan tangkapan layar situs American Enterprise Institute soal 500 ahli yang bersurat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyatakan tidak ada perubahan iklim.
(GFD-2024-15096) [HOAKS] Perubahan Iklim adalah Hasil Konspirasi
Sumber: kompas.comTanggal publish: 09/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Media Bias Fact Check mengklasifikasikan situs American Enterprise Institute sebagai media yang memiliki bias sayap kanan.
Kredibilitasnya tingkat menengah dan secara eksklusif mendukung kandidat Partai Republik Amerika Serikat (AS) melalui donasi.
Dalam catatan geologi, perubahan iklim selalu terjadi baik karena faktor alami atau akibat manusia.
Dikutip dari situs USGS, aktivitas manusia meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer sejak Revolusi Industri, yang menyebabkan lebih banyak retensi panas dan peningkatan suhu permukaan.
Perubahan penggunaan lahan, seperti penggundulan hutan, menyebabkan perubahan jumlah sinar matahari yang dipantulkan dari tanah kembali ke ruang angkasa.
NASA merangkum sejumlah bukti yang menunjukkan adanya perubahan iklim.
Satelit dan instrumen sains mengungkap, pemanasan global saat ini kira-kira 10 kali lebih cepat dibandingkan laju rata-rata pemanasan setelah Zaman Es.
Sebagian besar pemanasan terjadi dalam 40 tahun terakhir, di mana tujuh tahun terakhir tercatat sebagai tahun terpanas. Tahun 2016 dan 2020 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat.
Gletser juga menyusut hampir di semua tempat, termasuk di Pegunungan Alpen, Himalaya, Andes, Pegunungan Rocky, Alaska, dan Afrika.
Sementara karbon dioksida dari aktivitas manusia meningkat sekitar 250 kali lebih cepat dibandingkan dari sumber alami setelah Zaman Es terakhir.
Perubahan iklim lainnya dibuktikan dengan lautan yang semakin menghangat, tutupan salju menurun, permukaan laut meningkat, peningkatan bencana ekstrem, dan pengasaman laut yang meningkat.
Kredibilitasnya tingkat menengah dan secara eksklusif mendukung kandidat Partai Republik Amerika Serikat (AS) melalui donasi.
Dalam catatan geologi, perubahan iklim selalu terjadi baik karena faktor alami atau akibat manusia.
Dikutip dari situs USGS, aktivitas manusia meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer sejak Revolusi Industri, yang menyebabkan lebih banyak retensi panas dan peningkatan suhu permukaan.
Perubahan penggunaan lahan, seperti penggundulan hutan, menyebabkan perubahan jumlah sinar matahari yang dipantulkan dari tanah kembali ke ruang angkasa.
NASA merangkum sejumlah bukti yang menunjukkan adanya perubahan iklim.
Satelit dan instrumen sains mengungkap, pemanasan global saat ini kira-kira 10 kali lebih cepat dibandingkan laju rata-rata pemanasan setelah Zaman Es.
Sebagian besar pemanasan terjadi dalam 40 tahun terakhir, di mana tujuh tahun terakhir tercatat sebagai tahun terpanas. Tahun 2016 dan 2020 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat.
Gletser juga menyusut hampir di semua tempat, termasuk di Pegunungan Alpen, Himalaya, Andes, Pegunungan Rocky, Alaska, dan Afrika.
Sementara karbon dioksida dari aktivitas manusia meningkat sekitar 250 kali lebih cepat dibandingkan dari sumber alami setelah Zaman Es terakhir.
Perubahan iklim lainnya dibuktikan dengan lautan yang semakin menghangat, tutupan salju menurun, permukaan laut meningkat, peningkatan bencana ekstrem, dan pengasaman laut yang meningkat.
Kesimpulan
Narasi bahwa perubahan iklim merupakan hasil konspirasi adalah hoaks. Penyebar informasi mengambil sumber dari situs yang memiliki bias sayap kanan dengan kredibilitas tingkat menengah.
Data NASA menunjukkan sejumlah bukti perubahan iklim, antara lain suhu Bumi semakin panas, meningkatnya karbon dioksida, permukaan laut semakin tinggi, dan peningkatan bencana ekstrem.
Data NASA menunjukkan sejumlah bukti perubahan iklim, antara lain suhu Bumi semakin panas, meningkatnya karbon dioksida, permukaan laut semakin tinggi, dan peningkatan bencana ekstrem.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02uTsw7Gga2UZHxg5r8M1GW42aNnqFMR5hqrMDa6QSyyXDYEVsRGWZvzoAvFxNyZfsl&id=100083826821322
- https://ghostarchive.org/archive/4Zdgg
- https://mediabiasfactcheck.com/american-enterprise-institute/
- https://www.usgs.gov/faqs/why-climate-change-happening-and-what-are-causes
- https://climate.nasa.gov/evidence/
- https://t.me/kompascomupdate