(GFD-2024-15346) CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Pertumbuhan Ekonomi Sulteng 13 Persen, tetapi Rakyatnya Tetap Miskin

Sumber:
Tanggal publish: 21/01/2024

Berita

"Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonominya sampai sekarang bisa 13 persen, tinggi sekali, tapi rakyatnya tetap miskin dan tidak bisa menikmati," kata Muhaimin.

Hasil Cek Fakta

Dilansir Antara, perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah tumbuh positif sebesar 13,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada triwulan III 2023, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Perekonomian Sulteng ditopang oleh sektor industri pengolahan sebesar 27,91 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 13,32 persen, perdagangan 10,15 persen, dan penyediaan akomodasi makan dan minum sebesar 10,05 persen

Dilansir Kompas.id, pertumbuhan ekonomi Sulteng banyak disumbang sektor tambang terutama nikel. Namun, nyatanya tambang tak bisa menekan angka kemiskinan dan bahkan menciptakan kesenjangan.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Sulteng pada Maret 2023 sebesar 395.660 orang atau bertambah 5.950 orang dibandingkan dengan September 2022.

Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 12,41 persen, naik 0,11 persen ketimbang September 2022, dan naik 0,08 persen daripada Maret 2022.

Selain itu, tingkat pengangguran terbuka Februari 2023 sebesar 3,49 persen, naik ketimbang Agustus 2022 sebesar 3 persen.

Menurut akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako, Ahlis Djirimu, selama pemerintah hanya mengejar pertumbuhan belaka dengan bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam, ke depan pembangunan hanya akan membenamkan.

Dia menuturkan, di Morowali yang menjadi pusat industri tambang, nyatanya kemiskinan masih tinggi, begitu juga penganggur.

"Kenapa? Karena yang mendorong lapangan pekerjaan bukan padat karya, tapi padat modal, yakni industri di Morowali. Lalu, angka IPM yang tahun lalu di atas 70, menurut saya, itu semu. Karena lebih banyak hanya dipengaruhi oleh paritas daya beli," papar Ahlis kepada Kompas.id. "Angka IPM ini mendapat dorongan positif dari Morowali karena tahun 2002 pendapatan per kapitanya mencapai 500 juta. Lalu Morowali Utara 100 juta," tutur dia.

Kesimpulan

Dilansir Antara, perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah tumbuh positif sebesar 13,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada triwulan III 2023, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako, Ahlis Djirimu, selama pemerintah hanya mengejar pertumbuhan belaka dengan bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam, ke depan pembangunan hanya akan membenamkan. Dia menuturkan, di Morowali yang menjadi pusat industri tambang, nyatanya kemiskinan masih tinggi, begitu juga penganggur.

Rujukan