Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengeklaim, program food estate yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil. Hal itu disampaikan Gibran dalam debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
“Nomor 1 dan nomor 3 ini kan kompak bilang bahwa food estate gagal, saya tegaskan sekali lagi pak, memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil juga, yang sudah panen misalnya di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Itu sudah panen jagung, singkong. Cek saja datanya,” ujar dia.
(GFD-2024-15409) CEK FAKTA: Gibran Sebut “Food Estate” di Kalteng Berhasil
Sumber:Tanggal publish: 22/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Dikutip dari Kompas.id, food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, telah berlangsung sejak 2019 lalu. Di bawah Kementerian Pertanian, lahan di wilayah ini ditanami tanaman singkong. Namun, singkong yang ditanam tak tumbuh dengan ukuran ideal.
Berdasarkan pengamatan Kompas di lokasi, singkong yang tumbuh di sana, yang berusia dua tahun, berukuran kerdil. Menurut Forest Campaign Team Leader Greenpeace Indonesia Arie Rompas, singkong yang ditanam gagal tumbuh karena tanahnya kurang subur. Pasalnya, lahan ratusan hektar yang digunakan tak memiliki pepohonan apapun. Semua pohon yang ada dibabat habis hanya untuk food estate.
Maka dari itu, pemerintah akhirnya mengganti tanaman yang ada di Kabupaten Gunung Mas baru-baru ini. Singkong yang telah tertanam diganti dengan komoditas jagung. Hasilnya, memang ada sedikit perbedaan.
Arie menyebut, beberapa jagung tumbuh subur dan berwarna hijau. Hanya, jagung yang tumbuh apik diduga tak langsung ditanam di dalam tanah. Jagung itu ditanam menggunakan media polybag, sehingga mampu tumbuh dengan baik. “Soal digantinya komoditas singkong ke jagung, kami juga mengunjungi.
Jadi bukan hanya 1-3 pot saja, kami punya data dan foto, di lokasi itu hampir sebagian besar yang sudah tumbuh memang ditanam di atas polybag. Dan kami melihat memang ada logonya Kementan,” ujar Arie, seperti dikutip dari Voice of America (VOA).
Dikutip dari Kompas.com, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Belgis Habiba mengatakan, kondisi food estate Gunung Mas hari ini tak jauh berbeda, meski sudah berselang satu tahun sejak pihaknya memotret kegagalan proyek ini pada November 2022.
Tidak ada kebun singkong yang dijanjikan. Padahal sudah sekitar 760 hektar hutan alam dibabat untuk proyek strategis nasional (PSN) ini.
"Ini adalah hutan yang sebenarnya menyediakan sumber kehidupan untuk flora fauna di dalamnya, untuk masyarakat adat dan masyarakat setempat, dan menjadi benteng pertahanan kita untuk menahan laju krisis iklim,” tegas Belgis, dalam laman Greenpeace Indonesia, Minggu (3/12/2023).
Berdasarkan pengamatan Kompas di lokasi, singkong yang tumbuh di sana, yang berusia dua tahun, berukuran kerdil. Menurut Forest Campaign Team Leader Greenpeace Indonesia Arie Rompas, singkong yang ditanam gagal tumbuh karena tanahnya kurang subur. Pasalnya, lahan ratusan hektar yang digunakan tak memiliki pepohonan apapun. Semua pohon yang ada dibabat habis hanya untuk food estate.
Maka dari itu, pemerintah akhirnya mengganti tanaman yang ada di Kabupaten Gunung Mas baru-baru ini. Singkong yang telah tertanam diganti dengan komoditas jagung. Hasilnya, memang ada sedikit perbedaan.
Arie menyebut, beberapa jagung tumbuh subur dan berwarna hijau. Hanya, jagung yang tumbuh apik diduga tak langsung ditanam di dalam tanah. Jagung itu ditanam menggunakan media polybag, sehingga mampu tumbuh dengan baik. “Soal digantinya komoditas singkong ke jagung, kami juga mengunjungi.
Jadi bukan hanya 1-3 pot saja, kami punya data dan foto, di lokasi itu hampir sebagian besar yang sudah tumbuh memang ditanam di atas polybag. Dan kami melihat memang ada logonya Kementan,” ujar Arie, seperti dikutip dari Voice of America (VOA).
Dikutip dari Kompas.com, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Belgis Habiba mengatakan, kondisi food estate Gunung Mas hari ini tak jauh berbeda, meski sudah berselang satu tahun sejak pihaknya memotret kegagalan proyek ini pada November 2022.
Tidak ada kebun singkong yang dijanjikan. Padahal sudah sekitar 760 hektar hutan alam dibabat untuk proyek strategis nasional (PSN) ini.
"Ini adalah hutan yang sebenarnya menyediakan sumber kehidupan untuk flora fauna di dalamnya, untuk masyarakat adat dan masyarakat setempat, dan menjadi benteng pertahanan kita untuk menahan laju krisis iklim,” tegas Belgis, dalam laman Greenpeace Indonesia, Minggu (3/12/2023).
Kesimpulan
Food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, telah berlangsung sejak 2019 lalu. Di bawah Kementerian Pertanian, lahan di wilayah ini ditanami tanaman singkong. Namun, singkong yang ditanam tak tumbuh dengan ukuran ideal karena tanahnya kurang subur. Maka dari itu, pemerintah akhirnya mengganti tanaman yang ada di Kabupaten Gunung Mas baru-baru ini. Singkong yang telah tertanam diganti dengan komoditas jagung. Hasilnya, memang ada sedikit perbedaan.