@arenafakta: “Terus terang soal teknologi atau kimia, Tiongkok memang jago. Mainan atau barang elektronik, Tiongkok sudah mengungguli Amerika Serikat. Namun soal makanan/buah, mereka patut kita waspadai karena warga Tiongkok bahkan bisa membuat beras, tahu, dan telur palsu dari bahan kimia yang berbahaya. Telur palsu buatan mereka nyaris mirip seperti telur asli bahkan tampilan serta rasa nyaris tidak beda dengan telur asli.
Banyak video beredar di internet soal pembuatan telur palsu ini. Pemerintah Tiongkok kerap berupaya membasmi para pembuat telur nakal yang hanya menguntungkan diri mereka sendiri tanpa memikirkan sisi kesehatan warga negara.
Bahaya dari mengkonsumsi telur “bohongan” ini rupanya membuat masalah serius pada tubuh kita, Telur palsu dapat menyebabkan kerusakan syaraf,Gangguan metabolisme hingga kerusakan hati. Bahkan dapat membuat lambung kamu hancur. Itu di sebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya seperti natrium alginat, Tawas, gelatin, alum (sejenis bahan pelembut) , benzoic acid ( bahan pengawet). Ternyata Inilah perbedaan telor asli dan palsu :
1. Telur palsu jika di pecahkan, kuning dan putih telur langsung bercampur karena di buat dari bahan mentah yang sama.
2. Telur palsu kulitnya lebih mengkilap, namun biasanya tak terlalu nyata perbedaannya
3. Telur palsu jika di kocok akan terdengar seperti ada air didalamnya
4.Ujung telur palsu jika di ketuk tidak terdengar nyaring.
5. Ketika di goreng, kuning telur yang palsu langsung tercampur tanpa di aduk. (sumber: arah.com)
Bagaimana menurut kalian guys?
Follow: @arenakucing – Subscribe @arenafakta di YouTube, link ada di bio, terimakasih ????
#arenafakta #banten #tangerang #cilegon #serang #pandeglang #lebak #bali #jakarta #indonesia” Telur palsu
(GFD-2018-1611) [KLARIFIKASI] “Waspada! Telur Palsu Dari Tiongkok Kini Jadi Ancaman”
Sumber: instagram.comTanggal publish: 19/01/2018
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah mendapat laporan tentang ditemukannya telur diduga palsu, pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Medan langsung bertindak cepat dengan melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Padang Bulan tempat dibelinya telur.
Kepala BBPOM Medan, Yulius Sacramento Tarigan mengatakan, setelah melakukan sidak, pihaknya juga melakukan analisis dan ternyata, telur yang diduga palsu itu adalah telur yang sudah tidak segar.
“Sampai saat ini kita teliti, yang jelas tidak mengandung karet dan plastik. Telurnya tidak segar dan sudah rusak,” katanya, Selasa (24/10/2017).
Dijelaskannya, tekstur telur dapat berubah atau rusak dikarenakan oleh berbagai faktor, seperti dikarenakan suhu, kebersihan, dan tidak tertutup kemungkinan telur yang dimaksud untuk ditetaskan tetapi tidak menetas.
“Setelah kita teliti, tidak mengandung unsur karet ataupun plastik, dan hanya penggumpalan protein. Hal ini bisa karena bakteri dan hanya kelainan telur saja,” jelasnya.
Sacramento mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari warga, pihaknya beserta Dinas Ketahanan Pangan sudah memeriksa mulai dari penjual hingga ke peternakan telur.
“Sudah ditelusuri di mana telur awalnya dibeli, sudah disampel, dan periksa. Kalau ada masalah tentu ditarik. Agen telur dan peternak sudah kita telusuri juga, tidak ada yang palsu,” ungkapnya.
Disinggung bahaya apabila mengkonsumsi telur rusak, Sacramento menerangkan akan menyebabkan terganggunya sistem pencernaan, karena telur sudah rusak sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi.
“Bisa menyebabkan gangguan-gangguan dalam pencernaan kita,” terangnya.
Sebelumnya seorang warga yang bermukim di Kecamatan Medan Selayang menemukan telur yang diduga palsu terbuat dari plastik dan karet. Warga tersebut bernama Noermansyah, warga Jalan Masjid Sudah, Gang Bersama, Nomor 5, Kelurahan PB Selayang ll. Pria 52 tahun itu mengatakan, awalnya istrinya membeli telur ayam di sebuah pasar tradisional yang berada di kawasan Padang Bulan.
Dugaan kuat telur yang dibeli istrinya palsu muncul ketika Noermansyah memberikan telur itu untuk makanan burung kenari peliharaannya. Telur tersebut telah direbus dan tidak dimakan oleh hewan peliharaannya itu.
“Telurnya enggak dimakan, kuningnya juga. Biasanya bagian kuning telur paling disukai burung kenari itu,” kata Noermansyah, Senin, 23 Oktober 2017.
Melihat tingkah burung yang tidak mau memakan telur tersebut, Noermansyah penasaran dan langsung memeriksa telur tersebut. Ia sangat kaget saat memperhatikan kontur putih telur dan kuning telur yang telah direbus itu, kenyal seperti karet.
“Makanya enggak dimakan sama burung kenari saya,” ujarnya gusar.
Noermansyah mengaku, telur itu dibeli istrinya pada Minggu, 15 Oktober 2017 lalu, dan telah ada yang dimasak untuk menjadi lauk bagi keluarganya.
“Kemarin saat anak saya makan, perutnya langsung sakit,” ungkap dia.
Melihat hal tersebut, keluarga Noermansyah tidak lagi memakan telur yang diduga palsu itu. Namun, dia masih menyimpan beberapa telur untuk dijadikan bukti kepada pihak terkait dan masyarakat lainnya.”.
Kepala BBPOM Medan, Yulius Sacramento Tarigan mengatakan, setelah melakukan sidak, pihaknya juga melakukan analisis dan ternyata, telur yang diduga palsu itu adalah telur yang sudah tidak segar.
“Sampai saat ini kita teliti, yang jelas tidak mengandung karet dan plastik. Telurnya tidak segar dan sudah rusak,” katanya, Selasa (24/10/2017).
Dijelaskannya, tekstur telur dapat berubah atau rusak dikarenakan oleh berbagai faktor, seperti dikarenakan suhu, kebersihan, dan tidak tertutup kemungkinan telur yang dimaksud untuk ditetaskan tetapi tidak menetas.
“Setelah kita teliti, tidak mengandung unsur karet ataupun plastik, dan hanya penggumpalan protein. Hal ini bisa karena bakteri dan hanya kelainan telur saja,” jelasnya.
Sacramento mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan dari warga, pihaknya beserta Dinas Ketahanan Pangan sudah memeriksa mulai dari penjual hingga ke peternakan telur.
“Sudah ditelusuri di mana telur awalnya dibeli, sudah disampel, dan periksa. Kalau ada masalah tentu ditarik. Agen telur dan peternak sudah kita telusuri juga, tidak ada yang palsu,” ungkapnya.
Disinggung bahaya apabila mengkonsumsi telur rusak, Sacramento menerangkan akan menyebabkan terganggunya sistem pencernaan, karena telur sudah rusak sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi.
“Bisa menyebabkan gangguan-gangguan dalam pencernaan kita,” terangnya.
Sebelumnya seorang warga yang bermukim di Kecamatan Medan Selayang menemukan telur yang diduga palsu terbuat dari plastik dan karet. Warga tersebut bernama Noermansyah, warga Jalan Masjid Sudah, Gang Bersama, Nomor 5, Kelurahan PB Selayang ll. Pria 52 tahun itu mengatakan, awalnya istrinya membeli telur ayam di sebuah pasar tradisional yang berada di kawasan Padang Bulan.
Dugaan kuat telur yang dibeli istrinya palsu muncul ketika Noermansyah memberikan telur itu untuk makanan burung kenari peliharaannya. Telur tersebut telah direbus dan tidak dimakan oleh hewan peliharaannya itu.
“Telurnya enggak dimakan, kuningnya juga. Biasanya bagian kuning telur paling disukai burung kenari itu,” kata Noermansyah, Senin, 23 Oktober 2017.
Melihat tingkah burung yang tidak mau memakan telur tersebut, Noermansyah penasaran dan langsung memeriksa telur tersebut. Ia sangat kaget saat memperhatikan kontur putih telur dan kuning telur yang telah direbus itu, kenyal seperti karet.
“Makanya enggak dimakan sama burung kenari saya,” ujarnya gusar.
Noermansyah mengaku, telur itu dibeli istrinya pada Minggu, 15 Oktober 2017 lalu, dan telah ada yang dimasak untuk menjadi lauk bagi keluarganya.
“Kemarin saat anak saya makan, perutnya langsung sakit,” ungkap dia.
Melihat hal tersebut, keluarga Noermansyah tidak lagi memakan telur yang diduga palsu itu. Namun, dia masih menyimpan beberapa telur untuk dijadikan bukti kepada pihak terkait dan masyarakat lainnya.”.