(GFD-2018-1664) [SALAH] “Siap-siap Konsumsi Garam Impor dari China”

Sumber:
Tanggal publish: 27/03/2018

Berita

“Siap-siap komsumsi garam impor dari china”.

Hasil Cek Fakta

Direktur Jendral Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA), Achmad Sigit Dwiwahjono di Kantor Kemenperin, Selasa (20/3/2018), mengatakan 600 ribu ton (garam) dikeluarkan untuk 27 perusahaan. Impor tersebut akan segera dilakukan oleh industri yang diperkirakan akan datang pada 3 pekan kedepan. Sigit juga mengatakan sejauh ini industri paling banyak mendatangkan garamnya dari Australia, China, dan India.

Sementara, menurut Sekretaris Maritime Society, Agust Shalahuddin, pada industri kimia, garam adalah bahan baku dan bahan penolong. Bagi manusia, garam adalah penyedap alias bumbu makanan. “Sederhananya, untuk industri yang dicari adalah mineralnya (Natrium Klorida), sementara untuk bumbu, yang dicari adalah rasa asinnya,” kata Agust yang juga Founder Jurnal Maritim.

Pengguna garam industri adalah industri chlor alkali plant (CAP), farmasi, dan Industri Non CAP seperti perminyakan, pengasinan ikan, kulit, tekstil, sabun dan lain-lain. Hasil produksi garam rakyat masih belum mampu memenuhi kualitas garam industri. Penyebabnya macam-macam, salah satunya adalah rendahnya salinitas air laut di sentra-sentra produksi garam di Indonesia. Untuk mencapai standar garam industri, diperlukan proses pengolahan lebih lanjut yang tidak murah.

Rujukan