tirto.id - Konten berisi cara mengatasi penyakit tertentu atau tips kesehatan acapkali berseliweran di jagat maya, mulai dari mengatasi nyeri sendi, menyembuhkan penyakit asma, mengencangkan payudara, hingga mengobati sakit gigi. Namun, unggahan semacam itu perlu dicek kebenarannya agar tak menimbulkan risiko kesehatan baru.
Sebuah akun Instagram bernama “firmanturem” (arsip) misalnya, baru-baru ini menyebarkan video soal cara mengobati gigi dengan minyak tanah atau bensin. Video berdurasi tak sampai satu menit tersebut menampilkan seorang pria yang menjelaskan asal mula cara ini ditemukan, beserta langkah-langkah yang bisa dilakukan.
Menurut video, caranya yakni berkumur minyak tanah atau bensin seperti biasa dan tidak menengadah. Cara ini disebut ditemukan secara tidak sengaja oleh orang-orang yang melakukan atraksi sembur api.
“Kumur pertalite bener nggak sih? Bener. Mungkin kalau temen-temen yang baru denger aneh ya, tapi memang benar. Asal jangan ada sariawan ya. Kalau lagi sariawan nggak boleh cobain itu,” kata laki-laki dalam video.
Klip yang dibagikan pada Senin (30/10/2024) ini telah mendapatkan 12 tanda suka per Rabu (9/10/2024). Narasi serupa pun diketahui berlalu-lalang di platform lain, termasuk Facebook (arsip) dan TikTok (arsip).
Pertanyaannya, apakah cara itu terbukti secara ilmiah dan tidak berbahaya?
(GFD-2024-23285) Berkumur dengan Bensin Disebut Bisa Obati Sakit Gigi, Benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 09/10/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Riset Tirto mula-mula melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “obat sakit gigi menggunakan bensin”. Hasilnya, kami menemukan narasi ini telah dinyatakan hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kami lantas berusaha menghubungi Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, untuk bertanya lebih jauh dan mengelaborasi efek samping penggunaan bensin untuk gigi.
Menurut dr. Nurul, klaim diatas tidak bisa dibenarkan. Bensin disebut bukanlah obat untuk sakit gigi karena sifat zatnya yang keras justru bisa menimbulkan luka juga di area mukosa mulut. Sementara itu, sakit gigi sendiri memiliki banyak faktor penyebab, di antaranya gigi berlubang, infeksi bakteri, gusi bengkak, dan sebagainya.
“Bensin bukan solusi untuk sakit gigi, memeriksakan ke dokter gigi untuk dicari tahu penyebabnya terlebih dahulu adalah hal utama yang perlu dilakukan. Setelah diketahui sebabnya, penanganan akan menyesuaikan temuan saat pemeriksaan,” katanya ketika dihubungi Tirto, Rabu (9/10/2024).
Lebih lanjut, dr. Nurul juga menyebut bahwa untuk membersihkan area mulut, bisa dilakukan dengan berkumur menggunakan obat kumur, yang diperuntukkan spesifik untuk kebersihan gigi dan mulut, bukan dengan bensin.
Lebih jauh, bahaya bensin yang dikumur adalah adanya potensi keracunan karena tertelan, hingga efek sistemik lainnya dalam tubuh. Dokter Nurul bilang, orang yang tubuhnya memiliki tingkat sensitivitas berlebihan terhadap suatu zat juga bisa memunculkan reaksi seperti sesak napas.
“Tidak ada juga bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan terkait klaim tersebut diatas. Jadi, penggunaannya sangat beresiko dan tidak dianjurkan,” tegasnya.
Senada, drg. Bagus Darmawan dari Klinik Gigi Joy Dental Yogyakarta, pun mengungkap tidak adanya bukti penelitian yang meyakinkan dalam mendukung klaim penggunaan bensin sebagai obat untuk sakit gigi. Sebaliknya, penggunaan bensin untuk tujuan ini sangat tidak disarankan dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
Lewat situs Klinik Gigi Joy Dental, drg. Bagus mengatakan bensin mengandung senyawa kimia beracun seperti toluena, benzena, dan xylene. Ketika bensin digunakan untuk berkumur, maka ada resiko bensin dapat tertelan dan masuk ke dalam tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan keracunan akut dan merusak organ-organ penting seperti hati, ginjal, dan sistem saraf.
Paparan jangka panjang terhadap senyawa-senyawa ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh dan bahkan kematian. Gejala keracunan bensin termasuk mual, muntah, sakit perut, gangguan pernapasan, iritasi tenggorokan, dan kebingungan.
Selain itu, bensin disebut memiliki sifat yang sangat korosif (merusak) dan dapat menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Apabila digunakan untuk berkumur, bensin dapat menyebabkan luka bakar pada jaringan lunak di sekitar mulut dan tenggorokan. Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan infeksi.
Sebuah studi oleh Agbor, dkk yang dipublikasikan di International Dental Journal (2011), juga menyebut bensin sebagai “zat berbahaya” dan merupakan bahan kimia korosif.
Namun, survei itu juga mengungkap, ada sebagian responden yang terlibat dalam penelitian, yang masih menggunakan bensin untuk masalah kesehatan mulut. Penelitian tersebut dilakukan di Cameroon, Afrika Tengah.
Adapun nyeri pada gigi biasanya menandakan adanya gangguan pada gigi atau gusi, seperti infeksi pada gusi, gigi berlubang, gigi retak atau patah, maupun pulpitis. Menukil artikel Alodokter yang telah ditinjau dr. Sienny Agustin, beragam cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan sakit gigi antara lain kumur dengan air garam, menempelkan benda bersuhu dingin pada pipi, dan mengunyah bawang putih.
Tapi, jika gigi yang rusak sudah sangat parah dan tidak bisa dirawat lagi, satu-satunya cara menghilangkan sakit gigi adalah dengan mencabut gigi yang bermasalah.
Sakit gigi yang disebabkan oleh iritasi sementara pada gusi biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 1–2 hari, atau diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Berbeda halnya jika sakit gigi disebabkan oleh masalah pada gigi atau gusi yang lebih parah, kondisi ini tentu hanya dapat ditangani oleh dokter gigi.
Kami lantas berusaha menghubungi Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, untuk bertanya lebih jauh dan mengelaborasi efek samping penggunaan bensin untuk gigi.
Menurut dr. Nurul, klaim diatas tidak bisa dibenarkan. Bensin disebut bukanlah obat untuk sakit gigi karena sifat zatnya yang keras justru bisa menimbulkan luka juga di area mukosa mulut. Sementara itu, sakit gigi sendiri memiliki banyak faktor penyebab, di antaranya gigi berlubang, infeksi bakteri, gusi bengkak, dan sebagainya.
“Bensin bukan solusi untuk sakit gigi, memeriksakan ke dokter gigi untuk dicari tahu penyebabnya terlebih dahulu adalah hal utama yang perlu dilakukan. Setelah diketahui sebabnya, penanganan akan menyesuaikan temuan saat pemeriksaan,” katanya ketika dihubungi Tirto, Rabu (9/10/2024).
Lebih lanjut, dr. Nurul juga menyebut bahwa untuk membersihkan area mulut, bisa dilakukan dengan berkumur menggunakan obat kumur, yang diperuntukkan spesifik untuk kebersihan gigi dan mulut, bukan dengan bensin.
Lebih jauh, bahaya bensin yang dikumur adalah adanya potensi keracunan karena tertelan, hingga efek sistemik lainnya dalam tubuh. Dokter Nurul bilang, orang yang tubuhnya memiliki tingkat sensitivitas berlebihan terhadap suatu zat juga bisa memunculkan reaksi seperti sesak napas.
“Tidak ada juga bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan terkait klaim tersebut diatas. Jadi, penggunaannya sangat beresiko dan tidak dianjurkan,” tegasnya.
Senada, drg. Bagus Darmawan dari Klinik Gigi Joy Dental Yogyakarta, pun mengungkap tidak adanya bukti penelitian yang meyakinkan dalam mendukung klaim penggunaan bensin sebagai obat untuk sakit gigi. Sebaliknya, penggunaan bensin untuk tujuan ini sangat tidak disarankan dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
Lewat situs Klinik Gigi Joy Dental, drg. Bagus mengatakan bensin mengandung senyawa kimia beracun seperti toluena, benzena, dan xylene. Ketika bensin digunakan untuk berkumur, maka ada resiko bensin dapat tertelan dan masuk ke dalam tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan keracunan akut dan merusak organ-organ penting seperti hati, ginjal, dan sistem saraf.
Paparan jangka panjang terhadap senyawa-senyawa ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh dan bahkan kematian. Gejala keracunan bensin termasuk mual, muntah, sakit perut, gangguan pernapasan, iritasi tenggorokan, dan kebingungan.
Selain itu, bensin disebut memiliki sifat yang sangat korosif (merusak) dan dapat menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Apabila digunakan untuk berkumur, bensin dapat menyebabkan luka bakar pada jaringan lunak di sekitar mulut dan tenggorokan. Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan infeksi.
Sebuah studi oleh Agbor, dkk yang dipublikasikan di International Dental Journal (2011), juga menyebut bensin sebagai “zat berbahaya” dan merupakan bahan kimia korosif.
Namun, survei itu juga mengungkap, ada sebagian responden yang terlibat dalam penelitian, yang masih menggunakan bensin untuk masalah kesehatan mulut. Penelitian tersebut dilakukan di Cameroon, Afrika Tengah.
Adapun nyeri pada gigi biasanya menandakan adanya gangguan pada gigi atau gusi, seperti infeksi pada gusi, gigi berlubang, gigi retak atau patah, maupun pulpitis. Menukil artikel Alodokter yang telah ditinjau dr. Sienny Agustin, beragam cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan sakit gigi antara lain kumur dengan air garam, menempelkan benda bersuhu dingin pada pipi, dan mengunyah bawang putih.
Tapi, jika gigi yang rusak sudah sangat parah dan tidak bisa dirawat lagi, satu-satunya cara menghilangkan sakit gigi adalah dengan mencabut gigi yang bermasalah.
Sakit gigi yang disebabkan oleh iritasi sementara pada gusi biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 1–2 hari, atau diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Berbeda halnya jika sakit gigi disebabkan oleh masalah pada gigi atau gusi yang lebih parah, kondisi ini tentu hanya dapat ditangani oleh dokter gigi.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan metode berkumur dengan bensin untuk mengobati sakit gigi tidak terbukti secara ilmiah dan justru memiliki risiko kesehatan yang besar.
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, menyatakan, sebaiknya tidak menggunakan bensin sebagai obat kumur saat sakit gigi. Lebih jauh, bahaya bensin yang dikumur adalah adanya potensi keracunan karena tertelan, hingga efek sistemik lainnya dalam tubuh.
Jadi, bisa dikatakan bahwa klaim mengobati sakit gigi dengan bensin yang beredar di jagat maya bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, menyatakan, sebaiknya tidak menggunakan bensin sebagai obat kumur saat sakit gigi. Lebih jauh, bahaya bensin yang dikumur adalah adanya potensi keracunan karena tertelan, hingga efek sistemik lainnya dalam tubuh.
Jadi, bisa dikatakan bahwa klaim mengobati sakit gigi dengan bensin yang beredar di jagat maya bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DAi2yUUMLDC/?utm_source=ig_embed&ig_rid=7e12fdeb-be93-4abc-9cfd-c401ae9ddd40
- https://archive.ph/sGjoC
- https://www.facebook.com/100000541125466/posts/pfbid02y4bRrpo7vFD6Yeo68khE3yQWgLyd8LzLqUPk5Fo3SURop5ePTZxdk4tBz8yd9LKul/
- https://archive.ph/rkVjz
- https://www.tiktok.com/@juhdipatria721/video/7114544133766647067
- https://archive.ph/wyem2
- https://www.kominfo.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-berkumur-menggunakan-bensin-untuk-sembuhkan-sakit-gigi
- https://klinikjoydental.com/bensin-untuk-sakit-gigi/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9374822/
- https://www.alodokter.com/10-cara-menghilangkan-sakit-gigi-yang-ampuh