(GFD-2025-26308) [HOAKS] Mantan Ketua AJI Indonesia Ajak Boikot Bocor Alus Tempo

Sumber:
Tanggal publish: 24/03/2025

Berita

KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi menyesatkan mencatut jurnalis sekaligus mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim dan media Tempo.

Sasmito dituding membuat pernyataan untuk memboikot program siniar "Bocor Alus Tempo" milik media Tempo.

Namun, berdasarkan konfirmasi dan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

Pernyataan Sasmito untuk memboikot "Bocor Alus Tempo" disebarkan oleh akun X ini pada Selasa (18/3/2025). Arspnya dapat dilihat di sini.

Berikut teks pada poster yang beredar, yang diklaim merupakan pernyataan Sasmito:

Bocor Alus program Disintegrasi bangsa. Boikot Bocor Alus Tempo

 

Hasil Cek Fakta

Sasmito membantah narasi yang beredar di media sosial.

Di media sosial beredar narasi menyesatkan yang mengeklaim Sasmito menyerukan boikot program siniar yang membahas isu politik tersebut.

Jurnalis yang kini menjabat sebagai pemimpin redaksi Koreksi.org itu tidak pernah membuat pernyataan yang mendiskreditkan program milik Tempo.

Sebaliknya, ia menilai bahwa program "Bocor Alus Tempo" sudah dihasilkan sesuai kaidah jurnalistik.

"Itu bukan saya yang buat. Ini cara-cara yang kotor yang tidak bertanggung jawab dan memperkeruh informasi di ranah digital," kata Sasmito saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/3/2025).

Narasi menyesatkan semacam itu memiliki tendensi untuk mengadu domba.

"Kalau dengan kawan-kawan Tempo, Saya yakin mereka paham bahwa itu bukan pernyataan Saya. Tapi orang yang tidak kenal Saya, bisa jadi memandang 'Bocor Alus' itu pernyataan Saya dan menganggap Tempo adalah media yang memecah belah publik," lanjutnya dalam sebuah pernyataan kepada wartawan.

Kesimpulan

Pernyataan Sasmito untuk memboikot "Bocor Alus Tempo" merupakan narasi hoaks.

Sasmito tidak pernah membuat pernyataan yang mendiskreditkan program milik Tempo. Menurut dia, itu adalah narasi menyesatkan yang memiliki tendensi untuk memecah belah.

Rujukan