SEJUMLAH konten beredar di Facebook [arsip] serta TikTok akun satu dan akun dua, diklaim sebagai dampak tsunami dan gempa bumi yang terjadi di Myanmar dan Thailand.
Konten itu terdiri dari video dan foto tsunami di pantai dan retakan tanah di berbagai tempat setelah gempa Myanmar dan Thailand.
Namun benarkah foto dan video itu memperlihatkan dampak gempa Myanmar dan Thailand?
(GFD-2025-26538) Keliru: Video Tsunami dan Jalan Retak Dampak Gempa Myanmar
Sumber:Tanggal publish: 14/04/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Dilansir BBC, Myanmar memang telah diguncang gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo pada 28 Maret 2025, menyebabkan lebih dari dua ribu orang meninggal dan banyak bangunan runtuh. Di sana terjadi gempa lagi dengan kekuatan 5,6 magnitudo pada 13 April 2025.
Gempa pertama pada 28 Maret 2025 juga terasa di Thailand dan Cina. Bahkan sebuah bangunan bertingkat di Bangkok, ibukota Thailand, yang berjarak sekitar seribu kilometer dari pusat gempa, roboh akibat guncangan gempa tersebut.
Namun sesungguhnya video dan foto yang beredar tidak memperlihatkan bekas kejadian gempa bumi yang berpusat di Kota Mandalay, Myanmar, tersebut. Foto dan video tersebut merupakan konten yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Konten di Facebook menyatakan gambar rekahan tanah yang diunggah adalah akibat gempa bumi di Myanmar. Padahal, pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI dari Hive Moderation menyimpulkan probabilitas gambar itu dibuat menggunakan AI sebanyak 56,8 persen.
Pemeriksa fakta Thailand Thaipbs.or.th juga menyatakan gambar itu dibuat menggunakan AI dan tidak memperlihatkan kondisi sebenarnya.
Unggahan di TikTok yang pertama juga memperlihatkan sejumlah gambar rengkahan tanah di samping kawasan perkotaan. Namun gambar-gambar itu memperlihatkan kejanggalan, dimana rengkahan hanya terjadi di tanah kosong, sementara yang terdapat gedung-gedung tetap utuh.
Pemindaian menggunakan Hive Moderation menyimpulkan bahwa sebagian besar gambar-gambar itu lebih dari 90 persen kemungkinannya dibuat dengan memanfaatkan mesin AI.
Konten di TikTok berikutnya memperlihatkan gulungan ombak yang tiba-tiba menyapu orang-orang yang sedang berjemur di pantai dan berbagai benda di sana. Namun video itu tidak seperti awal kejadian tsunami yang realistis seperti yang terjadi di Jepang tahun 2011 yang rekamannya diperlihatkan NHK.
Dalam berita itu, awal kedatangan air tsunami ke darat tidak berbentuk gulungan ombak, seperti yang biasa digunakan peselancar. Namun, nyatanya permukaan air yang terus meninggi dan melebar ke daratan hingga menenggelamkan serta mendorong berbagai benda sampai roboh terbawa arus.
Selain itu, pengamatan secara manual mendapati sejumlah kejanggalan, misalnya dari puluhan orang yang berjemur di pantai, tidak ada yang berlari menjauh dari pantai, padahal gulungan air tinggi sudah di depan mata.
Selain itu, hanya beberapa benda yang terdampak gelombang air itu, yakni beberapa payung pantai warna biru dan beberapa kursi. Apalagi, salah satu kursi terlempar ke atas, padahal arus laut mendorongnya ke samping. Kejanggalan-kejanggalan seperti itu kerap ditemukan pada video yang dibuat menggunakan AI.
Gempa pertama pada 28 Maret 2025 juga terasa di Thailand dan Cina. Bahkan sebuah bangunan bertingkat di Bangkok, ibukota Thailand, yang berjarak sekitar seribu kilometer dari pusat gempa, roboh akibat guncangan gempa tersebut.
Namun sesungguhnya video dan foto yang beredar tidak memperlihatkan bekas kejadian gempa bumi yang berpusat di Kota Mandalay, Myanmar, tersebut. Foto dan video tersebut merupakan konten yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Konten di Facebook menyatakan gambar rekahan tanah yang diunggah adalah akibat gempa bumi di Myanmar. Padahal, pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI dari Hive Moderation menyimpulkan probabilitas gambar itu dibuat menggunakan AI sebanyak 56,8 persen.
Pemeriksa fakta Thailand Thaipbs.or.th juga menyatakan gambar itu dibuat menggunakan AI dan tidak memperlihatkan kondisi sebenarnya.
Unggahan di TikTok yang pertama juga memperlihatkan sejumlah gambar rengkahan tanah di samping kawasan perkotaan. Namun gambar-gambar itu memperlihatkan kejanggalan, dimana rengkahan hanya terjadi di tanah kosong, sementara yang terdapat gedung-gedung tetap utuh.
Pemindaian menggunakan Hive Moderation menyimpulkan bahwa sebagian besar gambar-gambar itu lebih dari 90 persen kemungkinannya dibuat dengan memanfaatkan mesin AI.
Konten di TikTok berikutnya memperlihatkan gulungan ombak yang tiba-tiba menyapu orang-orang yang sedang berjemur di pantai dan berbagai benda di sana. Namun video itu tidak seperti awal kejadian tsunami yang realistis seperti yang terjadi di Jepang tahun 2011 yang rekamannya diperlihatkan NHK.
Dalam berita itu, awal kedatangan air tsunami ke darat tidak berbentuk gulungan ombak, seperti yang biasa digunakan peselancar. Namun, nyatanya permukaan air yang terus meninggi dan melebar ke daratan hingga menenggelamkan serta mendorong berbagai benda sampai roboh terbawa arus.
Selain itu, pengamatan secara manual mendapati sejumlah kejanggalan, misalnya dari puluhan orang yang berjemur di pantai, tidak ada yang berlari menjauh dari pantai, padahal gulungan air tinggi sudah di depan mata.
Selain itu, hanya beberapa benda yang terdampak gelombang air itu, yakni beberapa payung pantai warna biru dan beberapa kursi. Apalagi, salah satu kursi terlempar ke atas, padahal arus laut mendorongnya ke samping. Kejanggalan-kejanggalan seperti itu kerap ditemukan pada video yang dibuat menggunakan AI.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar dan video yang beredar memperlihatkan dampak gempa Myanmar pada Maret lalu adalah klaim yang keliru. Kemungkinan besar gambar-gambar itu dibuat menggunakan AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo?fbid=122209846004179842&set=a.122128410806179842
- https://mvau.lt/media/587b765c-4d96-4a22-8c76-b1bdd71f350f
- https://www.tiktok.com/@alcolicusanonymous/video/7486946962504240439?q=gempa%20myanmar&t=1744548893603
- https://www.tiktok.com/@omojays/video/7488037428645743918?q=gempa%20myanmar&t=1744548893603
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpdzqp6xdx2o
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.thaipbs.or.th/verify/content/948?v=2
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.youtube.com/watch?v=0E2Q7kr4L2c /cdn-cgi/l/email-protection#e182848a87808a9580a195848c918ecf828ecf8885