(GFD-2025-27163) Hoaks! Bill Gates sebut vaksin untuk kurangi populasi manusia

Sumber:
Tanggal publish: 27/05/2025

Berita

Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan Facebook yang diposting pada 18 Mei 2025 mengklaim bahwa Bill Gates memiliki agenda tersembunyi untuk mengurangi populasi manusia (depopulasi) melalui program vaksinasi.

Dalam unggahan itu, terlihat seorang perempuan memegang koran yang memuat artikel berjudul “Depopulation Through Forced Vaccination” yang diklaim ditulis oleh Bill Gates.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“Tujuan utama bill Gates adalah depopulasi umat manusia”

Namun, benarkah pernyataan Bill Gates nyatakan vaksin sebagai upaya mengurangi populasi manusia?



(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Hasil Cek Fakta

Berdasarkan penelusuran ANTARA, pernyataan tersebut tidak benar atau merupakan disinformasi. Artikel dalam koran The Sovereign Independent edisi Juni 2011 yang ditampilkan dalam unggahan tersebut bukan ditulis oleh Bill Gates, melainkan oleh seorang penulis bernama Rachel Windeer.

Artikel itu salah mengutip pernyataan Gates dalam pidato TED Talk tahun 2010 yang berjudul “Innovating to Zero!”, yang transkripnya dapat dilihat di sini

Dalam pidatonya, Gates membahas bagaimana peningkatan akses pada layanan kesehatan, termasuk vaksinasi, dapat membantu memperlambat laju pertumbuhan populasi melalui peningkatan kesejahteraan dan perencanaan keluarga yang lebih baik, bukan untuk mengurangi jumlah penduduk yang sudah ada. Tujuannya adalah mengurangi emisi karbon demi mitigasi perubahan iklim, bukan mengurangi jumlah manusia secara paksa.

Dilansir dari AFP, media The Sovereign Independent diketahui memiliki rekam jejak menyebarkan klaim palsu seputar vaksin, termasuk pernyataan yang tidak didukung bukti ilmiah seperti bahwa vaksin “tidak pernah terbukti aman.”

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Klaim bahwa Bill Gates ingin mengurangi populasi dunia lewat vaksinasi kembali beredar pada 2025. Padahal, informasi itu sudah dibantah sejak 2021 oleh AFP dan kembali diklarifikasi pada 2025.

Editor: Indriani

Copyright © ANTARA 2025

Rujukan