BEKASI - Polres Metro Bekasi menegaskan terduga teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung yang tewas dalam penyergapan di ruko Kampung Pangkalan, RT 11 RW 04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, hanya berjumlah satu orang (sebelumnya diberitakan dua).
"Untuk pelaku hanya satu orang yang tewas ditembak. Namun kami belum mendapatkan inisialnya karena ditangani Mabes Polri," kata Kasubag Humas Polrestro Bekasi, AKP Sunardi di Bekasi, Sabtu (4/5/2019).
Menurutnya, terduga teroris yang tewas terkena timah tim Densus 88 dikarenakan melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Sedangkan dua terduga teroris lainnya berhasil kabur menggunakan sepeda motor.
"Tindakan tegas terukur yang diambil sudah menjadi standar petugas apabila ada perlawanan dari pelaku," ujarnya.
Sunardi mengaku tidak mengetahui apa saja barang bukti yang diamankan tim Densus 88 dari lokasi penyergapan.
"Yang pasti setelah dicek tidak ditemukan bahan peledak. Dua pelaku yang kabur juga tidak membawa bahan peledak," ungkapnya.
(GFD-2019-2913) Polisi Tegaskan Terduga Teroris yang Tewas di Bekasi Hanya Satu Orang
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 26/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Sementara dari informasi yang beredar, dua terduga teroris yang berhasil kabur disebutkan bernama Samuel dan Taripudin. Samuel memiliki ciri alis tebal, rambut lurus sebahu, tinggi badan sekitar 168 sentimeter, kulit sawo matang, memakai topi hitam dan membawa tas punggung.
Sementara Taripudin berciri alis tebal, memiliki tahi lalat di mata kanan bawah dan bibir bawah, tinggi sekitar 170 sentimeter, kulit kuning langsat, membawa tas selempang dan mengenakan jaket warna abu-abu.
Sedangkan sepeda motor yang digunakan keduanya untuk kabur, berjenis Suzuki Smash dengan nopol B 6324 KHR. Sepeda motor tersebut dikabarkan mengarah ke Kota Bekasi.
Kabar lain menyebutkan, bahwa ruko yang menjadi tempat persembunyian para terduga teroris, dulunya merupakan bengkel las.
"Tadinya itu bengkel las, usaha milik Ki Opung. Terus dia jual Rp11juta ke pak Menin atau yang dikenal Mandor Patek. Nah sama pak Menin ruko itu dikontrakin. Yang ngontrak itu lah terduga teroris itu," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas, Maryanto (35).
Namun pembelian ruko tersebut belum dibayarkan Manin seluruhnya. Ia baru membayar sebesar Rp6juta dari harga yang ditawarkan.
"Dijualnya sekitar 7 bulan lalu, baru setengah pembayaran, sisa Rp6 juta lagi. Harganya sudah termasuk murah karena ada di lahan milik pihak pengairan, Perum Jasa Tirta II," jelasnya.
Kini ruko tersebut telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.
Sementara Taripudin berciri alis tebal, memiliki tahi lalat di mata kanan bawah dan bibir bawah, tinggi sekitar 170 sentimeter, kulit kuning langsat, membawa tas selempang dan mengenakan jaket warna abu-abu.
Sedangkan sepeda motor yang digunakan keduanya untuk kabur, berjenis Suzuki Smash dengan nopol B 6324 KHR. Sepeda motor tersebut dikabarkan mengarah ke Kota Bekasi.
Kabar lain menyebutkan, bahwa ruko yang menjadi tempat persembunyian para terduga teroris, dulunya merupakan bengkel las.
"Tadinya itu bengkel las, usaha milik Ki Opung. Terus dia jual Rp11juta ke pak Menin atau yang dikenal Mandor Patek. Nah sama pak Menin ruko itu dikontrakin. Yang ngontrak itu lah terduga teroris itu," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas, Maryanto (35).
Namun pembelian ruko tersebut belum dibayarkan Manin seluruhnya. Ia baru membayar sebesar Rp6juta dari harga yang ditawarkan.
"Dijualnya sekitar 7 bulan lalu, baru setengah pembayaran, sisa Rp6 juta lagi. Harganya sudah termasuk murah karena ada di lahan milik pihak pengairan, Perum Jasa Tirta II," jelasnya.
Kini ruko tersebut telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.