(GFD-2019-2931) [BERITA] Soal Laporan Allan Nairn dan Reaksi Kubu Prabowo

Sumber:
Tanggal publish: 16/04/2019

Berita

Jurnalis investigasi independen asal Amerika Serikat, Allan Nairn, merilis laporan terbaru tentang rencana Prabowo Subianto jika memenangi Pemelihan Presiden 2019. Laporan itu diunggah di situs pribadi miliknya yaitu allannairn.org pada Senin kemarin, 15 April 2019. Dalam laporannya, Allan menulis ada beberapa misi yang dilakukan Prabowo jika menang. Allan menyampaikan bahwa rencana itu diketahui dari notulensi pertemuan rapat tertutup di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan pada Jumat malam, 21 Desember 2018. Allan mengatakan notulensi merupakan data intelijen yang kini beredar di kalangan aparat.
Ada sejumlah nama yang disebut turut dalam pertemuan itu, yakni Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (purn) Johannes Suryo Prabowo, Letjen TNI (purn) Yunus Yosfiah, Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Mayjen TNI (purn) Glenny Kairupan, Laksamana Madya TNI (purn) Moekhlas Sidik. Kemudian Mayjen TNI (purn) Judi Magio Jusuf, Mayjen TNI (purn) Arifin Seman, dan Mayjen TNI (purn) Musa Bangun. Ada pula tiga kader Gerindra yang disebut hadir, yakni Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono, dan Ketua DPP Gerindra Habiburokhman.
Musa Bangun enggan berkomentar perihal informasi itu. "No comment, sumber enggak jelas," kata Musa. Glenny Kairupan, yang diketahui juga orang dekat Prabowo, hanya membaca pertanyaan Tempo terkait itu. Fadli Zon juga tak berkomentar banyak. Dia meminta informasi itu tak digubris. Fadli juga mengatakan pertemuan itu tak ada.
Hanya Arief Poyuono yang bereaksi terhadap laporan Allan ini. Arief mengirimkan undangan kepada awak media agar meliput pelaporan Allan ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia siang ini. Dalam undangan tertulis pelapor ialah Masyarakat Demokrasi Indonesia Antihoaks yang dikoordinatori Pandapotan Lubis. Arief juga menuding Allan menerima uang dari sebuah lembaga untuk menjalankan kampanye negatif terhadap Prabowo. Arief juga mengirim sebuah dokumen yang menyerupai bukti transfer melalui sebuah bank di Singapura.
Allan tertawa saat dikonfirmasi perihal ini. Dia mengatakan dokumen itu palsu. Allan juga mempersilakan hal tersebut dikonfirmasi langsung kepada pihak bank.
"Mereka mencoba mengelabui. Itu palsu. Semua yang lihat bisa tahu kalau itu photoshop. Bahasa Inggrisnya juga tidak bener," kata Allan.
Dalam dokumen bukti transfer yang disebarkan Arief itu, terdapat tulisan tangan berupa pesan, tanda tangan, dan inisial AMY. Memang terdapat beberapa kesalahan ejaan dalam pesan tersebut.
"Allan....we have transfred you funds for neutelaling Prabowo movement in Indonesia presidential eletion."
Secara logika, kalimat yang dimaksud barangkali,"Allan, we have transferred you funds for neutralizing Prabowo movement in Indonesia presidential election."
Allan tak khawatir ihwal adanya pihak yang berencana melaporkan dirinya ke polisi. Dia mengatakan akan dengan senang hati menghadapi Prabowo Subianto di pengadilan. "Saya akan menggunakan forum itu bicara tentang kesalahan Prabowo, pembantaian di Timor Leste, Papua, penculikan aktivis 1998, dan saya akan bicara soal apa yang dia kerjakan untuk pemerintah dan intelijen AS," kata Allan.

Hasil Cek Fakta

Rujukan