Beredar sebuah postingan dari akun Rully Chintya yang mengklaim bahwa 2 juta penduduk China masuk ke Indonesia dengan menyamar sebagai wisatawan. Postingan tersebut mencatutkan dua sumber untuk menguatkan klaimnya, yakni artikel dari warta-berita[dot]com dan postingan grup terkait 19 bandara sebagai basis masuknya rakyat China ke Indonesia. Per 11 Februari 2020 pukul 14.27, postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 404 kali dan ditanggapi 247 orang. Berikut kutipan narasinya:
Tragedi serangan virus Corona yang menewaskan ribuan manusia di 5 kota China telah memojokkan Pemerintahan Komunis China untuk mengakui masuknya jutaan rakyat China ke wilayah Indonesia berkamuflase sebagai wisatawan.
Pada tahun 2012 setelah Ahok dipromosikan menjadi Cawagub DKI Jakarta oleh Prabowo Soebianto dan berhasil menang dalam pemilihan Cagub-Cawagub, maka Pemerintah China mengirim utusan untuk bernegosiasi dengan James Riyadi sebagai langkah awal “Chinaisasi” jilid 2 di Indonesia.
(James Riady adalah “Godfather”Mafia politik Taipan 9Naga)
Maka pada tahun 2013, dimulailah pengiriman besar-besaran wisatawan (baca=emigran) China ke wilayah Indonesia.
Selain masuk melalui 19 Bandara, maka pantai menjadi surga “Jalur Sutera” pengiriman emigran China.
Batam, Pantai Indah Kapuk (PIK), Sulawesi, Kalimantan, Dermaga sepanjang pantai Utara Jawa menjadi basis masuknya Rakyat China ke Indonesia.
https://www.warta-berita.com/…/dubes-china-buka-kartu-tiap-…
Link terkait 19 bandara sebagai basis masuknya Rakyat China ke Indonesia :
https://www.facebook.com/groups/145597852649940/permalink/486641048545617/
(GFD-2020-3591) [SALAH] Dubes China Buka Kartu: Tiap Tahun, 2 Juta Lebih Warga Kami Masuk Indonesia
Sumber: facebook.comTanggal publish: 13/02/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim postingan tersebut tidak benar. Sebab, sumber postingan berupa artikel warta-berita[dot]com yang berjudul “Dubes China Buka Kartu: Tiap Tahun, 2 Juta Lebih Warga Kami Masuk Indonesia” diketahui melansir berita dari Liputan6 yang terbit pada 4 Februari 2020, dengan judul Indonesia “Setop Penerbangan dan Impor dari China, Dubes RRT: Jangan Berlebihan.” Berikut isi berita asli dari Liputan6:
[…] “Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan.
“Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang,” kata Dubes Xiao.
Ia berulang kali menyampaikan pernyataan dari WHO yang berisi bahwa pihaknya tidak setuju atas tindakan pembatasan pergerakan orang terhadap Tiongkok.
“Tadi saya lihat ada berita bahwa pemerintah Indonesia akan hentikan impor makanan dan minuman dari China untuk menjaga Virus Corona tidak masuk ke indonesia. Kami memberikan concern kepada tindakan tersebut,” tambahnya lagi.
Dubes Xiao juga menjelaskan bahwa hingga kini, belum ada bukti bahwa Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.
Hubungan Bilateral Jadi Taruhannya
“Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif,” katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.
Ia khawatir bahwa keputusan sepert itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua pihak.
Dubes Xiao menambahkan bahwa selama ini, RI-China adalah tetangga dan sahabat baik.
“Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dan memandang pencegahan dan penanggulangan secara objektif, rasional dan ilmiah,” tambahnya.
Ia berharap bahwa negara-negara termasuk Indonesia dapat mematuhi international health regulation dan saran-saran yang diberikan WHO. Dengan demikian, keputusan yang sekiranya berlebihan atau overreact bisa dicegah dan menghindari adanya gangguan bilateral terhadap kedua negara.
Bukan hanya kepada Indonesia, Dubes Xiao meyakini bahwa akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari pembatasan wisata dan wilayah terhadap China.
“Terkait dampak oleh tindakan pembatasan penerbangan dan impor ekspor saya pikir dampaknya perlu dihitung secara bertahap, tapi saya tegaskan lagi kita berharap tindakan itu tidak perlu diambil,” tegas Dubes Xiao.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa China sudah delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.
China juga menjadi negara kedua terbesar penyumbang wisawatan asing. Setiap tahunnya, ada 2 juta lebih turis dari China yang mengunjungi Indonesia. Tak hanya itu, China juga merupakan salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia.
“Itu (penyetopan penerbangan) sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan pariwisata Indonesia sendiri,” katanya.
Ia terus berharap bahwa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dapat mengambil saran yang diberikan oleh WHO, serta upaya pencegahan lainnya yang tidak merugikan kerja sama kedua negara.” […]
Tim cek fakta dari Liputan6 dan Medcom telah melakukan penelusuran terhadap klaim warta-berita.com. Diketahui bahwa warta-berita[dot]com telah melakukan pengubahan judul terhadap berita lansiran Liputan6 tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi. Hal ini juga menyebabkan judul dan artikel menjadi tidak berhubungan.
Adapun, selama tahun 2019 diketahui bahwa jumlah wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia dari China (Tiongkok) sebanyak 2,07 juta. Bila dibandingkan dengan wisman lainnya, jumlah tersebut masih kalah dari wisman asal Malaysia yang mencapai 2,98 juta.
Selain itu, link referensi tambahan menuju postingan Facebook yang mengklaim 19 bandara menjadi titik masuk rakyat China merupakan hoaks. Postingan tersebut sudah dibantah sebelumnya oleh tim cek fakta MAFINDO.
[…] “Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan.
“Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang,” kata Dubes Xiao.
Ia berulang kali menyampaikan pernyataan dari WHO yang berisi bahwa pihaknya tidak setuju atas tindakan pembatasan pergerakan orang terhadap Tiongkok.
“Tadi saya lihat ada berita bahwa pemerintah Indonesia akan hentikan impor makanan dan minuman dari China untuk menjaga Virus Corona tidak masuk ke indonesia. Kami memberikan concern kepada tindakan tersebut,” tambahnya lagi.
Dubes Xiao juga menjelaskan bahwa hingga kini, belum ada bukti bahwa Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.
Hubungan Bilateral Jadi Taruhannya
“Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif,” katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.
Ia khawatir bahwa keputusan sepert itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua pihak.
Dubes Xiao menambahkan bahwa selama ini, RI-China adalah tetangga dan sahabat baik.
“Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dan memandang pencegahan dan penanggulangan secara objektif, rasional dan ilmiah,” tambahnya.
Ia berharap bahwa negara-negara termasuk Indonesia dapat mematuhi international health regulation dan saran-saran yang diberikan WHO. Dengan demikian, keputusan yang sekiranya berlebihan atau overreact bisa dicegah dan menghindari adanya gangguan bilateral terhadap kedua negara.
Bukan hanya kepada Indonesia, Dubes Xiao meyakini bahwa akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari pembatasan wisata dan wilayah terhadap China.
“Terkait dampak oleh tindakan pembatasan penerbangan dan impor ekspor saya pikir dampaknya perlu dihitung secara bertahap, tapi saya tegaskan lagi kita berharap tindakan itu tidak perlu diambil,” tegas Dubes Xiao.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa China sudah delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.
China juga menjadi negara kedua terbesar penyumbang wisawatan asing. Setiap tahunnya, ada 2 juta lebih turis dari China yang mengunjungi Indonesia. Tak hanya itu, China juga merupakan salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia.
“Itu (penyetopan penerbangan) sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan pariwisata Indonesia sendiri,” katanya.
Ia terus berharap bahwa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dapat mengambil saran yang diberikan oleh WHO, serta upaya pencegahan lainnya yang tidak merugikan kerja sama kedua negara.” […]
Tim cek fakta dari Liputan6 dan Medcom telah melakukan penelusuran terhadap klaim warta-berita.com. Diketahui bahwa warta-berita[dot]com telah melakukan pengubahan judul terhadap berita lansiran Liputan6 tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi. Hal ini juga menyebabkan judul dan artikel menjadi tidak berhubungan.
Adapun, selama tahun 2019 diketahui bahwa jumlah wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia dari China (Tiongkok) sebanyak 2,07 juta. Bila dibandingkan dengan wisman lainnya, jumlah tersebut masih kalah dari wisman asal Malaysia yang mencapai 2,98 juta.
Selain itu, link referensi tambahan menuju postingan Facebook yang mengklaim 19 bandara menjadi titik masuk rakyat China merupakan hoaks. Postingan tersebut sudah dibantah sebelumnya oleh tim cek fakta MAFINDO.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa postingan tersebut menggunakan dua sumber yang klaimnya telah dibantah. Sumber pertama dari warta-berita[dot]com diketahui melakukan pengubahan judul, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi. Sumber kedua dari postingan sebuah grup Facebook diketahui sudah dibantah sebelumnya lewat penjelasan tim Periksa Fakta MAFINDO. Sehingga, postingan tersebut termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/02/13/salah-dubes-china-buka-kartu-tiap-tahun-2-juta-lebih-warga-kami-masuk-indonesia/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4175722/cek-fakta-dubes-china-buka-kartu-2-juta-penduduk-rrt-ke-indonesia-tiap-tahun-ini-faktanya
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/1bVjDV2b-dubes-tiongkok-buka-kartu-tiap-tahun-2-juta-lebih-warga-tiongkok-masuk-ind