Klaim tentang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 meledak di udara beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan akun Facebook Arfan Navizi pada 9 Januari 2021.
Akun Facebook Arfan Navizi mengunggah narasi berisi klaim pesawat Sriwijaya Air SJ 182 meledak di udara.
"Wado ngeri awal tahun udh ada bencana aja :')
Btw katanya pesawat sriwijaya hilang kontak ya? Dan meledak di udara? Ko bisa," tulis akun Facebook Arfan Navizi.
Konten yang disebarkan akun Facebook Arfan Navizi telah 13 kali dibagikan dan mendapat 104 komentar warganet.
Selain akun Facebook Arfan Navizi, dua akun lainnya yakni akun Facebook Dali Mahdali dan Mily Instruktur Senam juga mengunggah narasi serupa.
(GFD-2021-6267) [SALAH] Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Meledak di Udara
Sumber: FacebookTanggal publish: 05/02/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 meledak di udara. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pesawat sriwijaya sir SJ 182 meledak di udara" di kolom pencarian situs pencari Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "KNKT: Sriwijaya Air Tidak Meledak di Udara dan Mesin Masih Berfungsi Sebelum Hantam Air" yang dimuat situs Liputan6.com pada 12 Januari 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis kesimpulan investigasi atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Hasilnya, diketahui bahwa pesawat tidak meledak di udara.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan, pihaknya mengumpulkan data radar (ADS-B) dan Perum LPPNPl (Airnav lndonesia). Tercatat bahwa pesawat Sriwijaya Air mengudara pada pukul 14.36 WIB yakni terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.
"Tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir ada pada ketinggian 250 kaki. Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," tutur Soerjanto dalam keterangannya, Selasa (12/1/2021).
Menurut Soerjanto, data lapangan lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 sampai 400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat Sriwijaya Air tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," jelas dia.
Kemudian, temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas salah satunya adalah bagian mesin yakni turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," Soerjanto menandaskan.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "KNKT: Sriwijaya Air Tidak Meledak di Udara dan Mesin Masih Berfungsi Sebelum Hantam Air" yang dimuat situs Liputan6.com pada 12 Januari 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis kesimpulan investigasi atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Hasilnya, diketahui bahwa pesawat tidak meledak di udara.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan, pihaknya mengumpulkan data radar (ADS-B) dan Perum LPPNPl (Airnav lndonesia). Tercatat bahwa pesawat Sriwijaya Air mengudara pada pukul 14.36 WIB yakni terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.
"Tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir ada pada ketinggian 250 kaki. Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," tutur Soerjanto dalam keterangannya, Selasa (12/1/2021).
Menurut Soerjanto, data lapangan lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 sampai 400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat Sriwijaya Air tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," jelas dia.
Kemudian, temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas salah satunya adalah bagian mesin yakni turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," Soerjanto menandaskan.
Kesimpulan
Klaim tentang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 meledak di udara ternyata tidak benar. Faktanya, berdasarkan hasil investigasi sementara dari KNKT, Sriwijaya Air SJ 182 tidak mengalami ledakan di udara.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4476174/cek-fakta-tidak-benar-pesawat-sriwijaya-air-sj-182-meledak-di-udara
- https://www.liputan6.com/news/read/4455074/knkt-sriwijaya-air-tidak-meledak-di-udara-dan-mesin-masih-berfungsi-sebelum-hantam-air#:~:text=Liputan6.com%2C%20Jakarta%20%2D%20Komite,pesawat%20tidak%20meledak%20di%20udara.