Beredar di media sosial postingan terkait informasi bahwa Pentagon membuat microchip untuk mendeteksi covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun yang membagikannya bernama Rocka Philia. Dia mengunggahnya di Facebook pada 14 April 2021.
Dalam postingannya terdapat narasi:
Mikrochip Covid Penemuan Pentagon
Ilmuwan Pentagon yang bekerja di dalam unit rahasia yang didirikan sejak masa perang dingin telah membuat mikrochip yang akan mendeteksi infeksi covid-19. Selain mikrochip, tim ini juga mengklaim memiliki filter revolusioner yang dapat mengeluarkan virus dari darah saat dipasang dengan mesin dialisis.
Tim di Defence Advance Research Projects Agency (DARPA) telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mencegah dan mengakhiri pandemi.
MASIH BERFIKIR SEMUA INI HANYALAH KARANGAN PENIKMAT TEORI KONSPIRASI?"
(GFD-2021-6715) [SALAH] Pentagon Ciptakan Mikrochip Deteksi Covid-19
Sumber: FacebookTanggal publish: 15/04/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Fact Check: Did the Pentagon Develop a COVID-Detecting Microchip?" yang tayang di Newsweek.com pada 14 April 2021.
Di sana terdapat penjelasan dari Dr. Matt Hepburn, dokter militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk DARPA. Ia menjelaskan pernyataannya telah banyak disalahartikan di media sosial.
Teknologinya memang benar ditanam tersembunyi di bawah kulit namun bukan mikrochip dan tidak bisa mendeteksi covid-19 secara khusus.
"Tidak ada mikrochip, tidak ada elektronik, tidak ada yang semacam itu. Teknologi tidak akan memberi tahu Anda jika Anda menderita influenza atau jika Anda menderita covid-19," ujar Hepburn.
Teknologi tersebut sebenarnya adalah hidrogel, zat seperti spons yang dirancang memiliki komposisi yang mirip dengan jaringan di sekitarnya sehingga tubuh tidak berusaha menolaknya.
Dengan menggunakan reaksi kimia, hidrogel dapat diubah untuk merespons sejumlah zat dalam tubuh. Saat menyala, cahaya bersinar sangat redup dan cahaya ini kemudian dapat dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di luar kulit.
Salah satu zat jaringan yang dapat dideteksi oleh hidrogel adalah laktat. Hepburn mengatakan kadar laktat ini dapat menunjukkan apakah seseorang akan sakit.
"Saat seseorang sakit maka tingkat jaringan laktat akan meningkat dan jika naiknya cukup tinggi maka Anda sakit parah dengan sangat cepat. Teknologi ini hanya memberitahu bawah mungkin ada sesuatu yang salah dengan diri Anda," ujar Hepburn.
"Anda bisa memeriksanya lagi dengan tes covid-19 yang ada atau tes untuk penyakit lain sehingga bisa dibuat diagnosis khusus patogen apa yang membuat Anda sakit."
Hepburn juga menganalogikan teknologi ini seperti indikator pada mobil. "Ini tidak memberi tahu Anda apa yang salah dengan mesin Anda, tetapi sinyal untuk 'Anda mungkin ingin melihatnya.'"
Selain itu Hepburn juga menjelaskan teknologi ini dikembangkan antara lembaga pemerintah AS seperti DARPA dan JPEO-CBRND tempat Hepburn bekerja dengan perusahaan bioteknologi swasta yang berbasis di California, Profusa.
Selain itu terdapat juga penjelasan Hepburn dalam artikel "Pentagon develops microchip that detects COVID under your skin" yang tayang di nypost.com.
"Teknologi ini tidak akan dipakai di luar Departemen Pertahanan. Ini seperti sebuah sensor di mobil. Ini bukan microchip pemerintah yang ditakuti untuk melacak setiap gerakan Anda, tetapi gel seperti tisu yang direkayasa untuk terus menguji darah Anda." ujar Hepburn.
Di sana terdapat penjelasan dari Dr. Matt Hepburn, dokter militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk DARPA. Ia menjelaskan pernyataannya telah banyak disalahartikan di media sosial.
Teknologinya memang benar ditanam tersembunyi di bawah kulit namun bukan mikrochip dan tidak bisa mendeteksi covid-19 secara khusus.
"Tidak ada mikrochip, tidak ada elektronik, tidak ada yang semacam itu. Teknologi tidak akan memberi tahu Anda jika Anda menderita influenza atau jika Anda menderita covid-19," ujar Hepburn.
Teknologi tersebut sebenarnya adalah hidrogel, zat seperti spons yang dirancang memiliki komposisi yang mirip dengan jaringan di sekitarnya sehingga tubuh tidak berusaha menolaknya.
Dengan menggunakan reaksi kimia, hidrogel dapat diubah untuk merespons sejumlah zat dalam tubuh. Saat menyala, cahaya bersinar sangat redup dan cahaya ini kemudian dapat dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di luar kulit.
Salah satu zat jaringan yang dapat dideteksi oleh hidrogel adalah laktat. Hepburn mengatakan kadar laktat ini dapat menunjukkan apakah seseorang akan sakit.
"Saat seseorang sakit maka tingkat jaringan laktat akan meningkat dan jika naiknya cukup tinggi maka Anda sakit parah dengan sangat cepat. Teknologi ini hanya memberitahu bawah mungkin ada sesuatu yang salah dengan diri Anda," ujar Hepburn.
"Anda bisa memeriksanya lagi dengan tes covid-19 yang ada atau tes untuk penyakit lain sehingga bisa dibuat diagnosis khusus patogen apa yang membuat Anda sakit."
Hepburn juga menganalogikan teknologi ini seperti indikator pada mobil. "Ini tidak memberi tahu Anda apa yang salah dengan mesin Anda, tetapi sinyal untuk 'Anda mungkin ingin melihatnya.'"
Selain itu Hepburn juga menjelaskan teknologi ini dikembangkan antara lembaga pemerintah AS seperti DARPA dan JPEO-CBRND tempat Hepburn bekerja dengan perusahaan bioteknologi swasta yang berbasis di California, Profusa.
Selain itu terdapat juga penjelasan Hepburn dalam artikel "Pentagon develops microchip that detects COVID under your skin" yang tayang di nypost.com.
"Teknologi ini tidak akan dipakai di luar Departemen Pertahanan. Ini seperti sebuah sensor di mobil. Ini bukan microchip pemerintah yang ditakuti untuk melacak setiap gerakan Anda, tetapi gel seperti tisu yang direkayasa untuk terus menguji darah Anda." ujar Hepburn.
Kesimpulan
Postingan yang menyebut Pentagon membuat mikrochip untuk mendeteksi covid-19 adalah tidak benar. Faktanya teknologi biosensor kimia ini bukan hanya untuk mengukur apakah seseorang akan sakit covid-19 atau tidak tetapi juga bisa untuk penyakit lain.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4533144/cek-fakta-pentagon-bikin-mikrochip-deteksi-covid-19-bagaimana-fakta-sebenarnya
- https://www.newsweek.com/covid-microchip-inject-pentagon-fact-check-real-hoax-1583532
- https://www.youtube.com/watch?v=No5Bz2eHNtA
- https://www.cbsnews.com/news/last-pandemic-science-military-60-minutes-2021-04-11/
- https://nypost.com/2021/04/12/microchip-developed-by-pentagon-to-detect-covid-19/?utm_source=whatsapp_sitebuttons