(GFD-2022-9985) Keliru, Baterai Ponsel yang Tersisa 10 Persen Mengeluarkan Radiasi Seribu Kali Lebih Kuat

Sumber: cekfakta.tempo.co
Tanggal publish: 16/06/2022

Berita


Unggahan berisi klaim bahwa baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat, beredar di Facebook pada 13 Juni 2022. 
Unggahan itu berbentuk poster digital dengan teks dan gambar seorang perempuan memegang ponsel. Teks tersebut bertuliskan, “Jangan jawab telepon ketika batere tinggal kurang dari 10%, karena radiasinya 1000 kali lebih kuat.”
Unggahan foto dengan klaim baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat

Hasil Cek Fakta


Klaim tersebut tidak memiliki basis data yang kredibel. Faktanya, ponsel (berapa pun level baterainya) memancarkan energi frekuensi radio tingkat rendah, sejenis radiasi non-pengion, yang tidak berbahaya bagi kesehatan. 
Ketua Departemen Fisika Kedokteran Klaster Medical Technology IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prasandhya Astagiri Yusuf, menjelaskan, seluruh ponsel komersial harus memenuhi syarat batas keamanan untuk konsumen. Untuk lolos syarat tersebut, seluruh ponsel diuji termasuk tingkat radiasi dalam keadaan baterai penuh hingga habis. “Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Prasandya kepada Tempo 15 Juni 2022. 
Menurut Prasandya, mungkin kekhawatiran orang karena ponsel menjadi lebih panas saat baterai menjelang habis. Kondisi itu, kata dia, karena ponsel menjadi tidak efisien saat mendekati baterai habis, kecuali pemilik ponsel menyalakan fitur “hemat baterai” atau “power saving”. Akan tetapi panas pada ponsel tersebut bukan berarti menyebabkan radiasi seribu kali lebih kuat. 
Panasnya ponsel juga bisa terjadi saat digunakan untuk menelepon dalam waktu lama. “Jadi jika ingin tetap nyaman, saat menelepon bisa menggunakan speaker phone, handsfree atau bluetooth earphone,” katanya menambahkan.
Selain itu, radiasi dari ponsel juga dipengaruhi oleh jarak ponsel ke BTS atau pemancar sinyal. Semakin jauh dari BTS (sinyal lemah), ponsel akan mengeluarkan radiasi lebih tinggi. 
Dikutip dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, ponsel memancarkan radiasi non-pengion tingkat rendah saat digunakan. Jenis radiasi yang dipancarkan oleh telepon seluler disebut juga sebagai energi frekuensi radio (RF). 
Para ahli FDA yang terdiri dari dokter, ilmuwan, dan insinyur secara teratur telah menganalisis studi ilmiah dan publikasi untuk meneliti efek paparan energi frekuensi radio dari ponsel terhadap kesehatan. Hasilnya, berdasarkan bukti ilmiah selama hampir 30 tahun, tidak ada kaitan antara paparan energi frekuensi radio dari penggunaan ponsel dengan masalah kesehatan, seperti kanker.
FDA juga memantau dan menganalisis data kesehatan masyarakat tentang tingkat kanker di Amerika Serikat. Data dengan jelas menunjukkan tidak ada peningkatan jumlah kasus kanker otak dan sistem saraf lainnya dalam 30 tahun terakhir meskipun pengguna ponsel meningkat besar. Faktanya, tingkat kanker otak dan sistem saraf lainnya yang didiagnosis di Amerika Serikat telah menurun selama sekitar 15 tahun terakhir.

Kesimpulan


Dari pemeriksaan fakta di atas klaim bahwa baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat adalah keliru. Faktanya, ponsel (berapa pun level baterainya) memancarkan energi frekuensi radio tingkat rendah, sejenis radiasi non-pengion, yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
Tim Cek Fakta Tempo
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi  ChatBot  kami.

Rujukan