(GFD-2022-10842) Cek Fakta: Tidak Benar Mendeteksi Stroke dengan Menggerakkan Jari Tangan
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 28/10/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang menggerakkan jari tangan dapat mendeteksi penyakit stroke beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 1 Oktober 2022.
Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi tata cara mendeteksi stroke dengan jari tangan. Masyarakat diminta untuk menempelkan jari tengah dan telunjuk. Kemudian menempelkan jari manis dan ibu jari, setelah itu menggerakkan jari kelingkin.
"Untuk mengetahui stroke atau tidak Satukan telunjuk dengan jari tengah, kemudian jari manis dengan ibu jari. Di saat posisi seperti ini, goyangkan jari kelingking anda. Jika masih bisa bergoyang, otak anda masih aman," demikian narasi dalam video tersebut.
"Mengenali anda ada gejala stroke atau tidak," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 1.100 kali dibagikan dan mendapat 139 komentar dari warganet.
Benarkah menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "mendeteksi stroke dengan jari tangan" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Viral, Video Cara Cek Risiko Stroke dengan Jari, Ini Kata Dokter" yang dimuat situs kompas.com pada 17 Oktober 2022.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa mendeteksi stroke dengan menggunakan cari ternyata tidak tepat dan tidak ada hubungannya.
"Tidak ada hubungan sama sekali," kata Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya, Bambang Kusnardi.
"Kalau untuk mengetahui risiko stroke, ya kurang tepat," tambah dia.
Alih-alih menggunakan jari, dr Bambang mengatakan bahwa ada 2 hal yang bisa digunakan untuk memastikan apakah seseorang itu berpotensi terkena stroke atau tidak.
"Ada 2 (cara untuk mengetahui risiko stroke). Pertama tidak bisa di apa-apakan, kedua bisa dikendalikan," kata Bambang.
Adapun risiko stroke yang tidak bisa dikendalikan itu di antaranya usia, jenis kelamin, dan ras.
Kesimpulan
Klaim menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke ternyata tidak benar. Faktanya, kedua hal tersebut tidak ada hubungannya.