(GFD-2023-13380) Cek Fakta: Tidak Benar Traffic Cone Meleleh karena Suhu Panas di Semarang
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 24/08/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim traffic cone atau pembatas jalan meleleh karena cuaca panas di Semarang, Jawa Tengah, beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 22 Agustus 2023.
Video berdurasi 13 detik itu memperlihatkan sejumlah traffic cone meleyot di tengah jalan. Traffic cone yang meleyot itu disebut-sebut meleleh karena suhu panas yang melanda Semarang, jawa Tengah.
"Semarang vanazzz gaes, safety cone aja sampai meleleh, apalagi akyuuuu 😁😁😁" tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 308 kali dibagikan dan mendapat 11 komentar dari warganet.
Benarkah traffic cone meleleh karena suhu panas di Semarang? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim traffic cone atau pembatas jalan meleleh karena cuaca panas di Semarang, Jawa Tengah. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "traffic cone meleleh semarang" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai peristiwa tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Bukan Meleleh Kepanasan, Traffic Cone di Semarang Ambruk karena Ditabrak Pengendara" yang dimuat situs Liputan6.com pada 24 Agustus 2023.
Liputan6.com, Semarang - Dinas Perhubungan Kota Semarang membantah traffic cone atau pembatas jalan yang meleleh di jalanan Kota Semarang karena suhu udara yang panas. Sekdin Dishub Kota Semarang Danang saat dihubungi Regional Liputan6.com, Rabu (23/8/2023) mengatakan, traffic cone tersebut bukan meleleh tapi dilindas pengendara.
"Kelindes mas," katanya.
Danang menyebutkan, tidak ada bukti CCTV traffic cone tersebut ditabrak pengendara, namun dirinya memastikan traffic cone itu tidak meleleh seperti yang ramai di media sosial.
Setidaknya ada dua kali kejadian traffic cone ambruk di Jalan Sultan Agung akibat pengendara yang tidak taat aturan. Pertama pada 16 Agustus dan 21 Agustus 2023. Traffic cone yang rusak kini telah diperbaiki dan diganti baru.
Danang mengimbau, pengendara tetap mematuhi peraturan lalu lintas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Hati-hati di jalan patuhi rambu dan isyarat lalin, konsentrasi, fokus, tidak main hape dan merokok saat berkendara," kata Danang.
Sebelumnya ramai dibicarakan unggahan sejumlah akun Twitter yang mengunggah video traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang.
Salah satu yang menggunggah adalah akun Twitter @kegblgnunfaedh. Bahkan tayangan video tersebut ditonton hingga ratusan ribu kali. Warganet pun terpengaruh dengan kabar tersebut.
Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa traffic cone meleyot bukan disebabkan suhu atau cuaca panas di Semarang.
Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Viral Video Traffic Cone Meleyot Diduga karena Cuaca Panas di Semarang, Ini Penjelasan BMKG" yang dimuat situs Liputan6.com pada 24 Agustus 2023.
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah traffic cone atau pembatas jalan meleyot di jalanan Kota Semarang beredar di media sosial.
Penyebab traffic cone meleyot itu disebut-sebut akibat cuaca panas di Kota Semarang. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, penyebab traffic cone meleyot tersebut bukan karena cuaca panas.
"Mungkin ada faktor lain penyebab traffic cone tersebut meleyot yang perlu diselidiki lebih lanjut yang bukan dari faktor cuaca dan iklim," ungkap Analis Cuaca Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang, Zauyik Nana Ruslana kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Zauyik menjelaskan, suhu udara di Kota Semarang saat ini mencapat 35 derajat celcius. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Jawa Tengah.
Kondisi iklim saat ini, kata dia, sedang mencapai puncak musim kemarau yang ditandai dengan cuaca cerah-berawan, kelembaban udara kering, curah hujan rendah, hingga tidak ada hujan.
"Kota semarang biasanya suhu udara tertinggi rata-rata tahunan pada bulan Oktober. Suhu udara 35 deracat celcius tersebut adalah suhu maksimum harian yang tercatat di sensor kami beberapa hari," jelas Zauyik.
Ia memastikan bahwa suhu 35 derajat tidak akan berdampak pada melelehnya traffic cone di jalanan. Menurut Zauyik, kerusakan traffic cone bisa disebabkan faktor lain dan bukan karena suhu udara dan cuaca.
"Kalau dampaknya sampai traffic cone meleleh memerlukan suhu yang lebih tinggi lagi, dan itu juga butuh penelitian. Jadi tidak serta merta menjadi faktor utama, dan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya," tambah Zauyik.
Kesimpulan
Video yang diklaim traffic cone atau pembatas jalan meleleh karena cuaca panas di Semarang, Jawa Tengah ternyata tidak benar. Faktanya, traffic cone yang meleyot itu bukan disebabkan cuaca panas, melainkan terlindas mobil.