KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Facebook mengeklaim bahwa mikrofon nirkabel dapat menyebabkan kematian mendadak.
Alasannya, frekuensi mikrofon nirkabel bertabrakan dengan frekuensi bluetooth yang ada dalam tubuh manusia.
Bluetooth itu diklaim dimasukkan melalui vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Klaim soal mikrofon nirkabel dapat mengakibatkan kematian mendadak disebarkan oleh akun Facebook ini pada Minggu (17/12/2023). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasinya:
Anda bingung dan bertanya tanya mengapa ada kasus kejadian sudden death diatas panggung atau acara dimana kesamaannya korban meninggal mendadak saat memegang mic wireless??
Nih baca dalam gambar. Bluetooth frekuensi maximalnya 2,4 GHz, Sedangkan Mic wireless UHF yang biasa dipakai buat acara acara itu 3 Ghz, Coba pikir saja sendiri frekuensi 2,4 GHz berbenturan atau bertabrakan dengan frekuensi 3 Ghz?
Kira kira perangkat mana yang bakal K.O? perangkat 2,4 GHz (BLE) atau perangkat 3 Ghz (mic wireless UHF)?
Ga percaya? Ya sudah Sono bagi yang divaksin Covid yang tubuhnya ada BLE nya silakan karaokean dengan mic wireless biar anda ngerasain sendiri konslet pindah alam dalam sekejap...
Anda tahu frekuensi WIFI? frekuensi nya mencapai 5 GHz, bisa dibilang 2x lebih tinggi ketimbang mic wireless UHF. Jadi rajin rajinlah anda dekat dekat perangkat WiFi atau cari WiFi gratisan, entar lama lama juga anda K.O.
Frekuensi merupakan banyaknya gelombang dalam satu satuan waktu.
Adapun frekuensi yang disebutkan dalam narasi yang beredar merupakan gelombang elektromagnetik.
Dosen Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat mengatakan, secara garis besar gelombang elektromagnetik terdiri atas gelombang radio, gelombang cahaya, dan gelombang X-ray.
"Yang berbahaya itu adalah gelombang X-ray ke atas," kata Syarif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/12/2023).
"Tidak ada bahaya sama sekali dari gelombang radio. Paling bahaya sedikit yakni bisa menimbulkan panas," lanjutnya.
Gelombang elektromagnetik yang digunakan pada mikrofon nirkabel tidak lebih besar dari gelombang X-ray yang dapat menimbulkan radiasi.
"Gelombang elektromagnetik yang berbahaya meskipun paparannya sangat rendah adalah gelombang X-Ray, Gama, Kosmik, itu dibatasi penggunaannya. Di bawah itu gelombangnya tidak bersifat radiasi," ujar Syarif.
Frekuensi yang ada pada mikrofon nirkabel umumnya tidak berbahaya. Sejumlah negara telah mengatur batasan gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam mikrofon nirkabel.
Contohnya, Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (AS) mengizinkan penggunaan mikrofon nirkabel dengan batas 600 MHz.
Ada pula negara-negara lain yang mengizinkan penggunaan mikrofon nirkabel sampai 1.525 MHz. Seperti Jerman, Belgia, Belanda, Austria, dan sebagainya yang terdapat dalam daftar di situs Reporter Store.
Gelombang elektromagnetik yang saling bertabrakan juga tidak akan menimbulkan bahaya seperti kematian mendadak.
"Tidak ada (bahayanya). Kita sehari-hari bisa bertabrakan sinyal HP satu dengan lainnya, tidak masalah juga," ujar Syarif.
Sementara itu, terkait bluetooth yang terkandung dalam vaksin Covid-19 merupakan hoaks yang marak beredar di masa pandemi.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah menelusuri kebenarannya di sini, di sini, di sini, dan di sini. Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada bluetooth yang terkandung dalam vaksin Covid-19.
(GFD-2023-14616) [HOAKS] Mikrofon Nirkabel Dapat Mengakibatkan Kematian Mendadak
Sumber: kompas.comTanggal publish: 20/12/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Klaim soal mikrofon nirkabel dapat mengakibatkan kematian mendadak merupakan hoaks.
Gelombang elektromagnetik dalam mikrofon nirkabel tidak berbahaya bahkan jika bertabrakan dengan frekuensi dari benda lain.
Dalam vaksin Covid-19 juga tidak ada bluetooth yang dimasukkan dalam tubuh manusia.
Gelombang elektromagnetik dalam mikrofon nirkabel tidak berbahaya bahkan jika bertabrakan dengan frekuensi dari benda lain.
Dalam vaksin Covid-19 juga tidak ada bluetooth yang dimasukkan dalam tubuh manusia.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02L6E5E8a4R8b4DgK64GSkdrH2eBZUgjSmsmetRQwKztwD4Y4RHvM7RmP11uKKmB8Fl&id=100095282747900
- https://ghostarchive.org/archive/uw700
- https://www.fcc.gov/wireless/bureau-divisions/broadband-division/wireless-microphones
- https://www.reporterstore.com/wirelessfrequencies
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/24/093000365/hoaks-setelah-divaksin-tubuh-mengandung-bluetooth-dan-bisa-dilacak?page=all
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/08/24/183000382/-hoaks-bluetooth-terdeteksi-pada-orang-yang-sudah-divaksin?page=all
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/170300765/-hoaks-orang-yang-sudah-divaksin-memiliki-gelombang-bluetooth?page=all
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/11/113000665/hoaks-vaksin-membuat-tubuh-terkoneksi-dengan-bluetooth-5g
- https://t.me/kompascomupdate