Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang tidak kecil, khususnya dalam hal narkoba. Menurutnya dalam beberapa tahun terakhir 4,8 juta orang terpapar narkoba.
“Narkoba menyerbu Indonesia hingga 4,8 juta orang terpapar narkoba. Keluarga-keluarga kita menderita karena narkoba ini, itu pedih sekali. Itu menandakan bahwa kita kebobolan,” ujar Anies dalam debat ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
(GFD-2024-14963) Cek Fakta: Anies Sebut 4,8 Juta Orang Indonesia Terpapar Narkoba
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Subkoor P2M Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung, Saras Putri Utami, S.IKom mengatakan permasalahan narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan masa depan kita. Ada dua ancaman yang ada di depan kita. Pertama, penyalahguna dan kedua peredaran.
Penanganan terhadap keduanya harus berjalan bersamaan. Karena, walau pun penangkapan dilakukan secara masif terhadap para pengedarnya, akan tetapi karena minimnya upaya pencegahan, maka yang terjadi seperti sekarang ini.
“Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.
Penanganan terhadap keduanya harus berjalan bersamaan. Karena, walau pun penangkapan dilakukan secara masif terhadap para pengedarnya, akan tetapi karena minimnya upaya pencegahan, maka yang terjadi seperti sekarang ini.
“Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.
Kesimpulan
"Tercatat, pada Tahun 2019 hingga Tahun 2021, terjadi peningkatan dari 1,80% menjadi 1,95% atau dari 4,5 juta jiwa menjadi 4,8 juta jiwa terpapar penyalahgunaan narkoba. Ini adalah bukti rendahnya kepedulian kita terhadap upaya pencegahan,” ujar Saras dikutip dari laman resmi BNN Kota Bandung Minggu malam.