Debat Capres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (4/2/2024) malam. Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan bahwa masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter, kurang 140.000 dokter itu yang utama.
Prabowo Subianto menyebutkan jika ada masyarakat yang terkena stroke atau jantung, di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung atau spesialis stroke.
Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Prabowo Subianto dalam Debat Pilpres 2024 seri kelima:
Jadi saya lebih ke arah solutif langsung dan cepat, masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter, kurang 140.000 dokter itu yang utama. Bayangkan kalau ada yang kena stroke atau jantung, dua sebab kematian di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung atau spesialis stroke. Dua, perlengkapan-perlengkapan yang memadai CT Scan Pet Scan, jarang ada di kabupaten. Ini harus kita atasi.
(GFD-2024-15792) Cek Fakta: Prabowo Subianto Sebut Dokter Spesialis Jantung dan Stroke Belum Merata
Sumber:Tanggal publish: 04/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto bisa ditelusuri sebagai berikut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan penyakit kardiovaskular atau jantung menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
"Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 persen," katanya dalam konferensi pers terkait Hari Jantung Sedunia 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Eva juga menjelaskan penyakit stroke dan serangan jantung juga menjadi perhatian dunia, karena penyakit jantung iskemik menyebabkan 16,17 persen kematian di dunia, sedangkan stroke menyebabkan 11,59 persen kematian di dunia.
Menteri Kesehatan RI, Budi Sadikin dalam konferensi pers ”Program Beasiswa Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Subspesialis” di Jakarta, Kamis (2/6/2022), mengatakan Proporsi jumlah dokter dengan populasi penduduk Indonesia masih belum ideal. Budi menyebutkan, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perbandingan dokter dengan jumlah penduduk 1:1.000 orang. Bahkan, di negara maju, perbandingannya bisa 3:1.000 hingga 5:1.000.
Budi menjelaskan dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 270.000 dokter. ”Kondisi sekarang dokter yang punya STR (surat tanda registrasi) dan praktik sekitar 140.000 orang. Berarti masih kurang 130.000 dokter,” ujarnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan penyakit kardiovaskular atau jantung menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
"Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 persen," katanya dalam konferensi pers terkait Hari Jantung Sedunia 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Eva juga menjelaskan penyakit stroke dan serangan jantung juga menjadi perhatian dunia, karena penyakit jantung iskemik menyebabkan 16,17 persen kematian di dunia, sedangkan stroke menyebabkan 11,59 persen kematian di dunia.
Menteri Kesehatan RI, Budi Sadikin dalam konferensi pers ”Program Beasiswa Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Subspesialis” di Jakarta, Kamis (2/6/2022), mengatakan Proporsi jumlah dokter dengan populasi penduduk Indonesia masih belum ideal. Budi menyebutkan, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perbandingan dokter dengan jumlah penduduk 1:1.000 orang. Bahkan, di negara maju, perbandingannya bisa 3:1.000 hingga 5:1.000.
Budi menjelaskan dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 270.000 dokter. ”Kondisi sekarang dokter yang punya STR (surat tanda registrasi) dan praktik sekitar 140.000 orang. Berarti masih kurang 130.000 dokter,” ujarnya.
Kesimpulan
Pernyataan Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2024 tentang di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung atau spesialis stroke. benar.
Proporsi jumlah dokter dengan populasi penduduk Indonesia masih belum ideal. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perbandingan dokter dengan jumlah penduduk 1:1.000 orang. Bahkan, di negara maju, perbandingannya bisa 3:1.000 hingga 5:1.000, dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 270.000 dokter.
Proporsi jumlah dokter dengan populasi penduduk Indonesia masih belum ideal. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perbandingan dokter dengan jumlah penduduk 1:1.000 orang. Bahkan, di negara maju, perbandingannya bisa 3:1.000 hingga 5:1.000, dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 270.000 dokter.