KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa air di Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu karena perbedaan kepadatan dan suhu yang menciptakan penghalang alami.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi soal air Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu ditemukan di akun Instagram ini dan Facebook ini.
Pengunggah menyertakan video hamparan air dengan dua warna berbeda, hijau kebiruan dan coklat.
Salah satu klip menampilkan seseorang mengguncang-guncangkan sampel air dalam tabung reaksi. Setelah didiamkan, air dengan warna keruh mengendap.
Berikut narasi yang ditulis akun Facebook pada 2 Januari 2024:
Seorang pria memposting video penampakan perbatasan Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Nggak disangka ternyata perbatasannya sangat kontras!
Pria itupun mencoba memasukan kedua jenis air tersebut ke dalam botol, dan terbukti bahwa kedua kandungan air tersebut nggak bisa menyatu. Itu dikarenakan Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik memiliki kepadatan, dan suhu yang berbeda, sehingga menciptakan penghalang alami yang disebut punggung bukit Atlantik Tengah.
(GFD-2024-15960) [HOAKS] Air Samudra Atlantik dan Pasifik Tidak Bisa Menyatu
Sumber: kompas.comTanggal publish: 12/02/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Lokasi perairan yang menampilkan dua warna berbeda serta tidak dapat menyatu bukan di perbatasan Samudra Atlantik dan Pasifik.
Perairan dalam video merupakan pertemuan air Sungai Fraser dengan air di Selat Georgia, Samudra Pasifik.
Sebelumnya, Tim Cek Fakta pernah menemukan klaim keliru yang mengira pertemuan air sungai dan air laut itu sebagai perbatasan Samudra Pasifik dan Atlantik.
Sungai Fraser yang bermuara di Selat Georgia kerap membawa lumpur, sekitar 20 juta ton setiap tahun.
Saat musim semi atau awal musim panas, batas yang terbentuk antara air Sungai Fraser yang mengandung lumpur dan Selat Georgia mudah dibedakan.
Selain lumpur, sedimen air sungai juga membawa fitoplankton yang memengaruhi warna air.
Sebagai informasi, Samudera Atlantik dan Pasifik bertemu di Cape Horn, ujung selatan Chile, Amerika Selatan.
Dikutip dari Live Science, arus kuat di sekitar Samudera Selatan Antartika menarik air searah jarum jam melalui Selat Drake dari Pasifik ke Atlantik.
Peneliti di Universitas Sorbonne dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), Casimir de Lavergne mengatakan, dari berbagai sumber air yang mengelilingi lautan, terdapat clines atau lapisan air dengan sifat berbeda.
Peneliti membedakan percampuran dan pertukaran air. Percampuran berarti mengubah komponen air secara permanen.
Sementara, pertukaran air hanya berpengaruh pada massa air tanpa menyebabkan percampuran sifat-sifatnya.
Pada intinya, percampuran dan pertukaran air laut tidak akan pernah berhenti. Misalnya, air yang lebih hangat dan segar dari lapisan es yang mencair tidak akan banyak tenggelam, sehingga memperlambat pertukaran air.
"Selama masih ada angin dan pasang surut, akan terjadi percampuran, akan ada arus," kata de Lavergne, dilansir Live Science.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa air Samudra Atlantik dan Pasifik dapat bercampur atau menyatu.
Perairan dalam video merupakan pertemuan air Sungai Fraser dengan air di Selat Georgia, Samudra Pasifik.
Sebelumnya, Tim Cek Fakta pernah menemukan klaim keliru yang mengira pertemuan air sungai dan air laut itu sebagai perbatasan Samudra Pasifik dan Atlantik.
Sungai Fraser yang bermuara di Selat Georgia kerap membawa lumpur, sekitar 20 juta ton setiap tahun.
Saat musim semi atau awal musim panas, batas yang terbentuk antara air Sungai Fraser yang mengandung lumpur dan Selat Georgia mudah dibedakan.
Selain lumpur, sedimen air sungai juga membawa fitoplankton yang memengaruhi warna air.
Sebagai informasi, Samudera Atlantik dan Pasifik bertemu di Cape Horn, ujung selatan Chile, Amerika Selatan.
Dikutip dari Live Science, arus kuat di sekitar Samudera Selatan Antartika menarik air searah jarum jam melalui Selat Drake dari Pasifik ke Atlantik.
Peneliti di Universitas Sorbonne dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), Casimir de Lavergne mengatakan, dari berbagai sumber air yang mengelilingi lautan, terdapat clines atau lapisan air dengan sifat berbeda.
Peneliti membedakan percampuran dan pertukaran air. Percampuran berarti mengubah komponen air secara permanen.
Sementara, pertukaran air hanya berpengaruh pada massa air tanpa menyebabkan percampuran sifat-sifatnya.
Pada intinya, percampuran dan pertukaran air laut tidak akan pernah berhenti. Misalnya, air yang lebih hangat dan segar dari lapisan es yang mencair tidak akan banyak tenggelam, sehingga memperlambat pertukaran air.
"Selama masih ada angin dan pasang surut, akan terjadi percampuran, akan ada arus," kata de Lavergne, dilansir Live Science.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa air Samudra Atlantik dan Pasifik dapat bercampur atau menyatu.
Kesimpulan
Narasi soal air Samudra Atlantik dan Pasifik tidak dapat menyatu muncul karena konteks yang keliru.
Perairan dalam video bukan Samudra Atlantik dan Pasifik, melainkan pertemuan antara air dari Sungai Fraser yang mengandung lumpur dengan air laut di Selat Georgia.
Perairan dalam video bukan Samudra Atlantik dan Pasifik, melainkan pertemuan antara air dari Sungai Fraser yang mengandung lumpur dengan air laut di Selat Georgia.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/C1gupWUpnvr/
- https://www.facebook.com/jamilreza.new/videos/6942686749182725
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/06/08/155200282/-hoaks-warna-air-berbeda-di-perbatasan-samudra-pasifik-dan-atlantik?page=all
- https://earthobservatory.nasa.gov/images/85028/plume-from-the-fraser-river
- https://www.livescience.com/planet-earth/rivers-oceans/do-the-pacific-ocean-and-the-atlantic-ocean-mix
- https://t.me/kompascomupdate