(GFD-2024-16414) [HOAKS] Video Caleg Stres karena Tak Dapat Suara di Bengkulu

Sumber: kompas.com
Tanggal publish: 29/02/2024

Berita

KOMPAS.com - Beredar video yang menarasikan soal calon anggota legislatif (caleg) di Bengkulu stres karena tidak dapat suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar dan salah konteks.

Video yang menarasikan soal caleg di Bengkulu stres karena tidak dapat suara pada Pemilu 2024 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Akun tersebut membagikan video seorang pria berteriak pada malam hari. Salah satu akun menuliskan keterangan demikian:

HEBOH VIDEO CALEG DI BENGKULU DIDUGA STRESS TAK DAPAT SUARA

Seorang pria diduga caleg stress setelah kalah dalam pemilu 2024 dan meminta uang yang telah dibagikan untuk dikembalikan.

#bengkulu #caleg #viralvideos #viral # berita

Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim menampilkan caleg di Bengkulu stres karena kalah di Pemilu 2024

Hasil Cek Fakta

Dilansir Tribun Bengkulu, video tersebut diambil di dekat tempat pemungutan suara (TPS) 04, Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.

Salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 04, Andri Mardiansyah menjelaskan, pria dalam video bukan caleg yang mengalami stres.

Pria tersebut merupakan seorang remaja berinisial AZ (18) yang mengalami keterbelakangan mental.

Peristiwa AZ berteriak terjadi pada Rabu (14/2/2024), sekitar pukul 23.00 WIB, saat petugas KPPS masih melakukan penghitungan suara.

Kejadian bermula ketika AZ kehilangan sandal. Karena kesal, AZ duduk di depan pagar rumah warga yang tidak jauh dari TPS.

Di sana AZ berteriak dan direkam oleh seorang warga. Video tersebut lantas beredar luas di media sosial dengan narasi keliru, seolah-olah pria yang berteriak merupakan caleg stres.

Kesimpulan

Pria yang berteriak dalam video bukan caleg, melainkan seorang remaja berinisial AZ (18) yang mengalami keterbelakangan mental.

AZ berteriak karena kesal sandalnya hilang. Seorang warga merekam peristiwa itu. Kemudian, video tersebut menyebar dengan narasi yang keliru.

Rujukan