Beredar di media sosial soal informasi adanya kehadiran WNA Cina berpakaian tentara dan bersenjata di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Keberadaan WNA itu terlihat Jumat (20/4) lalu di kawasan Gunung Sari RT 21. Warga menduga dari ciri fisik, WNA itu berasal dari China.
“Sementara masyarakat indonesia disibukan dgn Ricuh Pemilu ada info tentara cina sdh masuk di daerah Apung, vidio ini direkam masyarakat apung secara diam2 dr depan rumahnya,mohon dicek TNI apa benar?" isi narasi dari unggahan yang beredar di media sosial.
(GFD-2019-1931) Segerombolan WNA Cina Berseragam Tentara dan Bersenjata di Kalimantan Utara
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Kabar yang viral tersebut sampai ke jajaran Kodim 0903 Tanjung Selor. Tim pun dikerahkan untuk menyelidiki keberadaan WNA yang diketahui berjumlah 7 orang.
“Kabar mereka tentara asing itu tidak benar. Bahwa mereka menggunakan seragam mirip loreng, tapi mereka bukan tentara. Ini masih kita cek di lapangan,” kata Dandim 0903 Tanjung Selor Letkol Infanteri Sigit Hengki Purwanto kepada wartawan, Rabu (12/4).
Sigit mengaku belum tahu jelas asal kewarganegaraan ketujuh orang itu, meski masyarakat menduganya asal China. “Apakah benar itu mahasiswa, atau orang yang ingin melihat-lihat situasi wisata di sini. Sebagai informasi, orang asing ini datang dari Jakarta,” ujar Sigit.
“Dari Jakarta kemudian langsung ke Berau dan jalan darat ke sini (Bulungan). Imigrasinya bukan melalui Berau atau Tarakan, tapi melalui imigrasi Jakarta. Nah sehingga kami putus komunikasi untuk mengecek visa atau paspor, dalam rangka apa ke sini,” tambah Sigit.
Sigit memastikan, ketujuh orang itu bukan tentara dan tidak membawa senjata yang menjadi perbincangan warga. “Arahnya (ketujuh WNA) itu ke Gunung Sari, mau melihat proses pengambilan gaharu. Mereka cuma dua hari di lokasi,” terang Sigit.
Masih dijelaskan Sigit, keberadaan WNA itu memang tidak berkoordinasi dengan keamanan.
“Tidak berkoordinasi. Yang jelas orang asing datang ke imigrasi ditembuskan ke kita. Tapi kita tidak ditembusi imigrasi. Imigrasi Berau tidak tahu, imigrasi Tarakan juga tidak ada tembusan. Karena memang imigrasinya dari Jakarta. Masyarakat tidak perlu resah. Tour Guide-nya lagi kita cari. Cuma uniform mirip tentara,” demikian Sigit.
Di pihak Kepolisian juga memastikan informasi di media sosial yang menyebutkan adanya kehadiran WNA China, di Desa Gunung Sari, kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, adalah kabar bohong.
“Sehubungan informasi adanya berita bahwa ada tentara China bersenjata lengkap, di Kaltara, khususnya di Bulungan, krimsus langsung lidik,” kata Dirkrimsus Polda Kalimantan Utara, Kombes Pol Helmi Kwarta Kesuma Putra, dalam penjelasan dia kepada wartawan di Tanjung Selor, Kamis (25/4).
Helmi menerangkan, semua pihak bekerja baik dari Polri dan TNI di Kalimantan Utara, untuk memastikan kebenaran informasi itu, dan melakukan pemeriksaan yang bisa menjelaskan fakta sebenarnya.
“Jadi, ditemukan fakta bahwa memang ada kunjungan ke sana (Desa Gunung Sari), pelajar dari China. Penelitian terhadap tanaman Gaharu. Yang mengantar, sudah kita periksa, pihak hotel juga sudah kita periksa, dan CCTV juga. Kemudian, orang-orang yang kita anggap bisa menjelaskan fakta sebenarnya di TKP,” ujar Helmi.
“Tidak ada tentara, bukan tentara. Dan, tidak ada senjatanya. Jadi, bohong beredar di medsos itu, tentara China lengkap senjata, ratusan orang. Berita itu bohong, membuat resah. Seolah-olah, tidak ada polisi tidak ada tentara,” tambah Helmi.
Helmi menegaskan, Dirkrimsus tengah memproses kabar bohong di medsos itu. “Dari alat bukti yang ada, perkara ini akan kita tindaklanjuti ke penyelidikan. Siapa-siapa yang menyebarkan berita bohong ini, siap-siap saja. Masyarakat, siapa saja yang coba-coba sebarkan berita bohong maka siap-siap menghadapi Cyber Crime,” terang Helmi.
Masih dijelaskan Helmi, kabar bohong itu membuat resah, sehingga pelakunya harus berhadapan dengan hukum yang berlaku. “Siapapun akan kita proses. Nanti hasil pemeriksaan akan disampaikan kemudian. Nanti akan kita beri keterangan detail terkait identitas pelaku,” tutup Helmi.
“Kabar mereka tentara asing itu tidak benar. Bahwa mereka menggunakan seragam mirip loreng, tapi mereka bukan tentara. Ini masih kita cek di lapangan,” kata Dandim 0903 Tanjung Selor Letkol Infanteri Sigit Hengki Purwanto kepada wartawan, Rabu (12/4).
Sigit mengaku belum tahu jelas asal kewarganegaraan ketujuh orang itu, meski masyarakat menduganya asal China. “Apakah benar itu mahasiswa, atau orang yang ingin melihat-lihat situasi wisata di sini. Sebagai informasi, orang asing ini datang dari Jakarta,” ujar Sigit.
“Dari Jakarta kemudian langsung ke Berau dan jalan darat ke sini (Bulungan). Imigrasinya bukan melalui Berau atau Tarakan, tapi melalui imigrasi Jakarta. Nah sehingga kami putus komunikasi untuk mengecek visa atau paspor, dalam rangka apa ke sini,” tambah Sigit.
Sigit memastikan, ketujuh orang itu bukan tentara dan tidak membawa senjata yang menjadi perbincangan warga. “Arahnya (ketujuh WNA) itu ke Gunung Sari, mau melihat proses pengambilan gaharu. Mereka cuma dua hari di lokasi,” terang Sigit.
Masih dijelaskan Sigit, keberadaan WNA itu memang tidak berkoordinasi dengan keamanan.
“Tidak berkoordinasi. Yang jelas orang asing datang ke imigrasi ditembuskan ke kita. Tapi kita tidak ditembusi imigrasi. Imigrasi Berau tidak tahu, imigrasi Tarakan juga tidak ada tembusan. Karena memang imigrasinya dari Jakarta. Masyarakat tidak perlu resah. Tour Guide-nya lagi kita cari. Cuma uniform mirip tentara,” demikian Sigit.
Di pihak Kepolisian juga memastikan informasi di media sosial yang menyebutkan adanya kehadiran WNA China, di Desa Gunung Sari, kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, adalah kabar bohong.
“Sehubungan informasi adanya berita bahwa ada tentara China bersenjata lengkap, di Kaltara, khususnya di Bulungan, krimsus langsung lidik,” kata Dirkrimsus Polda Kalimantan Utara, Kombes Pol Helmi Kwarta Kesuma Putra, dalam penjelasan dia kepada wartawan di Tanjung Selor, Kamis (25/4).
Helmi menerangkan, semua pihak bekerja baik dari Polri dan TNI di Kalimantan Utara, untuk memastikan kebenaran informasi itu, dan melakukan pemeriksaan yang bisa menjelaskan fakta sebenarnya.
“Jadi, ditemukan fakta bahwa memang ada kunjungan ke sana (Desa Gunung Sari), pelajar dari China. Penelitian terhadap tanaman Gaharu. Yang mengantar, sudah kita periksa, pihak hotel juga sudah kita periksa, dan CCTV juga. Kemudian, orang-orang yang kita anggap bisa menjelaskan fakta sebenarnya di TKP,” ujar Helmi.
“Tidak ada tentara, bukan tentara. Dan, tidak ada senjatanya. Jadi, bohong beredar di medsos itu, tentara China lengkap senjata, ratusan orang. Berita itu bohong, membuat resah. Seolah-olah, tidak ada polisi tidak ada tentara,” tambah Helmi.
Helmi menegaskan, Dirkrimsus tengah memproses kabar bohong di medsos itu. “Dari alat bukti yang ada, perkara ini akan kita tindaklanjuti ke penyelidikan. Siapa-siapa yang menyebarkan berita bohong ini, siap-siap saja. Masyarakat, siapa saja yang coba-coba sebarkan berita bohong maka siap-siap menghadapi Cyber Crime,” terang Helmi.
Masih dijelaskan Helmi, kabar bohong itu membuat resah, sehingga pelakunya harus berhadapan dengan hukum yang berlaku. “Siapapun akan kita proses. Nanti hasil pemeriksaan akan disampaikan kemudian. Nanti akan kita beri keterangan detail terkait identitas pelaku,” tutup Helmi.