TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar foto-foto tentang manusia berleher panjang di media sosial seperti Facebook, X, Youtube, dan beberapa platform lainya. Akun facebook @Wibugabut mengunggah 3 foto, dimana pada setiap foto ada beberapa orang yang mempunyai leher yang panjang melebihi orang pada umumnya.(https://www.facebook.com/share/p/PtzCjgvzQNWoAYkS/?mibextid=xfxF2i)
Dalam caption foto, dia menyebut bahwa gambar itu diambil pada tahun 1860. "Rekaman yang bocor sejarah kembali pada tahun 1860 untuk penyelesaian keluarga leher terpanjang yang ditangkap saat itu" tulisnya.
Sementara itu, di platform X, akun @connformist juga mengunggah foto yang sama. Namun caption foto yang dia berikan berbeda dari akun lainya.
"The first long neck family in the early 90's" sebutnya dalam keterangan foto. Unggahan tersebut telah di-retweet sebanyak 239 kali, dan ditayangkan sebanyak 92 ribu kali.
https://x.com/connformist/status/1810210349615854049
Postingan tersebut mendapat beragam reaksi dari warganet. Beberapa orang percaya orang-orang dalam foto ini memang termasuk dalam suku Karen atau suku yang gemar memanjangkan lehernya dengan berbagai cara, yang ada di Thailand dan Myanmar.
Benarkah informasi tersebut?
(GFD-2024-21901) CEK FAKTA: Hoaks! Foto-Foto Orang Berleher Panjang - TIMES Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 17/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, 3 foto yang menampilkan orang dengan leher panjang, dan diklaim diambil pada tahun 1860 atau 1900-an itu tidak benar atau hoaks.
Dari hasil pengecekan tim Cek Fakta TIMES Indonesia menggunakan platform pendeteksi konten Artificial intelligence (AI) Hive Moderation (https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection), dinyatakan bahwa foto tersebut adalah buatan AI, dan bukan foto asli yang diambil pada tahun 1860 atau 1900 an.
Hasil pendeteksian Hive Moderation menyatakan bahwa 95,7 persen kemungkinan bahwa konten tersebut adalah buatan AI atau deepfake. Dengan rincian ai_generated (0.95), midjourney (0.86), none (0.09), not_ai_generated (0.04), dalle (0.03), sora (0.00).
Selain dengan aplikasi, kebanyakan konten buatan AI juga bisa dideteksi secara kasat mata. Dimana biasanya ada bagian yang kurang atau berlebih. Terbukti pada salah satu foto orang dengan leher panjang itu, salah satu orang nampak tak memiliki kepala atau kepalanya tidak terlihat.
Dari hasil pengecekan tim Cek Fakta TIMES Indonesia menggunakan platform pendeteksi konten Artificial intelligence (AI) Hive Moderation (https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection), dinyatakan bahwa foto tersebut adalah buatan AI, dan bukan foto asli yang diambil pada tahun 1860 atau 1900 an.
Hasil pendeteksian Hive Moderation menyatakan bahwa 95,7 persen kemungkinan bahwa konten tersebut adalah buatan AI atau deepfake. Dengan rincian ai_generated (0.95), midjourney (0.86), none (0.09), not_ai_generated (0.04), dalle (0.03), sora (0.00).
Selain dengan aplikasi, kebanyakan konten buatan AI juga bisa dideteksi secara kasat mata. Dimana biasanya ada bagian yang kurang atau berlebih. Terbukti pada salah satu foto orang dengan leher panjang itu, salah satu orang nampak tak memiliki kepala atau kepalanya tidak terlihat.
Kesimpulan
Foto yang memuat gambar orang dengan leher panjang, yang diklaim diambil pada tahun 1900-an, tidak benar. Faktanya, gambar itu merupakan konten buatan AI, sehingga bukan foto asli hasil jepretan fotografer, dan tidak mewakili negara manapun. Informasi tersebut termasuk dalam kategori Konten Palsu (Fabricated Content).