tirto.id - Media sosial menjadi alat penyebar beragam informasi dan klaim. Salah satu isu yang banyak dibahas adalah tips dan trik terkait kesehatan dan pengobatan. Sayangnya, beberapa tips kesehatan ini tidak berdasar fakta ilmiah atau bukti medis.
Baru-baru ini, beredar sebuah tips kesehatan yang menyebut bahwa mengonsumsi air rebusan arang dapat mengobati asam lambung. Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama “Maya Pulut”(arsip) pada Minggu (9/6/2024).
Berikut bunyi klaim dalam video:
“Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri dan masalah pencernaan lainnya. Untungnya, ada banyak pengobatan alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi maag atau asam lambung salah satunya adalah arang.
Ruang ekstra pada arang memerangkap molekul gas sehingga mengurangi gas yang menyebabkan kembung jika dikombinasikan dengan simetikon, arang juga lebih efektif untuk menghilangkan gas dan kembung. Menurut beberapa penelitian, arang adalah pilihan populer untuk menyerap asam dan zat lainnya. Ia mampu menyerap zat asam serta racun, logam berat dan bahan berbahaya lainnya.
Untuk membuat ramuan dari arang untuk asam lambung caranya begini rebus air satu gas dahulu sampai mendidih kemudian cuci arang sampai benar-benar bersih masukan arang ke dalam gelas lalu tuangkan air yang sudah direbus tadi. Biarkan selama satu malam tujuannya supaya zat yang terkandung dalam arang keluar dan menyatu dalam air setelah itu air rebusannya di minum di pagi hari niscaya asam lambung akan normal pulih dan sehat kembali."
Sepanjang Minggu (9/6/2024) hingga Selasa (10/9/2024), atau selama sekitar tiga bulan tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 11,6 ribu tanda suka, 701 komentar, dan telah dibagikan ulang sebanyak 2,4 ribu kali.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa konsumsi air rebusan arang dapat menyembuhkan asam lambung?
(GFD-2024-22558) Tidak Benar Konsumsi Air Rebusan Arang Sembuhkan Asam Lambung
Sumber:Tanggal publish: 10/09/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Menukil penjelasan dalam laman Klikdokter yang telah ditinjau oleh dr. Adeline Jaclyn, penyakit asam lambung adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan rasa ketidaknyamanan atau nyeri yang terjadi pada perut bagian atas setelah makan atau minum. Gangguan tersebut dikenal juga dengan istilah sakit mag, indigestion, ataupun dispepsia.
Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa penyakit asam lambung dapat disebabkan berbagai hal, seperti luka pada lapisan dalam lambung, konsumsi minuman dan makanan yang bisa mengiritasi lambung, stres, infeksi bakteri, ataupun efek samping penggunaan obat.
Penyebab munculnya penyakit asam lambung umumnya berkaitan dengan konsumsi makanan atau minuman yang bisa mengiritasi lambung misalnya, minuman beralkohol, berkafein (termasuk kopi, teh, cokelat), atau minuman yang mengandung soda.
Sementara itu, untuk makanan, beberapa pemicu asam lambung yang umum adalah makanan yang mengandung tinggi lemak dan asam (seperti jeruk dan tomat).
Jenis makanan dan minuman ini dianggap bisa memicu produksi asam lambung berlebih yang kemudian mengiritasi permukaan dalam lambung. Selain makanan dan minuman, pikiran stres dan kecemasan juga dapat memicu naiknya asam lambung.
Sementara itu, beberapa tanda dan gejala khas asam lambung yang terjadi adalah nyeri, rasa panas/terbakar, ataupun rasa tidak nyaman pada perut bagian atas (ulu hati), rasa kenyang/penuh berlebihan setelah makan, mual atau muntah dan kembung.
Kembali ke klaim dalam unggahan, untuk memastikan kebenaran klaim tersebut secara medis, Tirto mencoba menghubungi Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten.
Menanggapi klaim tersebut, Dokter Nurul menjelaskan, arang adalah berbagai bentuk karbon yang memiliki daya serap tinggi terhadap gas dan uap air. Sementara itu, arang aktif adalah arang dari kayu yang telah dipanaskan beberapa jam dengan uap maupun udara dan sering digunakan dalam penelitian in vitro tumbuhan.
“Arang aktif juga salah satu zat yang menurut beberapa penelitian bisa bermanfaat untuk mengatasi gangguan di saluran pencernaan terutama akibat keracunan atau overdosis,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Selasa (10/9/2024).
Meski begitu, Dokter Nurul memberi catatan bahwa penelitian yang dilakukan masih terbatas. Selain itu, arang aktif atau activated charcoal yang digunakan biasanya sudah melalui proses kimiawi dan umumnya dalam bentuk kapsul, serbuk, atau digabungkan dengan obat lainnya dengan dosis dan takaran yang sudah dihitung.
Sehingga menggunakan air rebusan arang langsung adalah klaim yang keliru karena belum jelas keamanan dan fungsi khususnya untuk gangguan lambung. Maka, untuk alasan keamanan sebaiknya tidak mengkonsumsi secara langsung rebusan air dan arang tersebut.
“Arang aktif sendiri banyak digunakan sebagai antidotum atau menetralisir racun di saluran pencernaan dengan dosis yang sesuai. Namun, penggunaan rutin untuk gangguan maag, dispepsia atau gastritis belum ada rekomendasinya,” katanya menjelaskan.
Dokter Nurul juga menggarisbawahi terbatasnya penelitian terkait metode ini. Selain itu, dr. Nurul menyebut, penanganan gangguan di saluran pencernaan, terutama lambung, bisa berupa medikamentosa (obat-obatan) atau non-medikamentosa.
Penanganan obat-obatan disesuaikan dengan gangguan yang dialami pasien, yang bentuknya bisa berupa nyeri, mual, kembung atau lainnya. Golongan obat-obatan yang digunakan pun bervariasi, mulai dari antasida, penghambat reseptor histamin-2, penghambat pompa proton (PPI), dan sebagainya.
“Sementara penanganan non-medikamentosa, seperti kebiasaan sehari-hari, misalnya makan dengan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan atau minuman yang mengiritasi lambung, hingga manajemen stres dengan baik,” tambahnya.
Dokter Nurul berpesan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdapat kondisi tidak nyaman di area lambung dan saluran pencernaan, agar penanganan yang didapatkan lebih tepat.
Senada dengan Dokter Nurul, dr. Tirtawati Wijaya dari laman Alodokter menjelaskan, hingga saat ini belum ada penelitian berkualitas baik, dalam skala besar, yang membuktikan manfaat arang aktif terhadap asam lambung.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jenis arang aktif atau arang yang terbuat dibuat dari batu bara, kayu, atau batok kelapa, yang dipanaskan dengan suhu tinggi dalam kondisi banyak gas, menghasilkan arang yang memiliki banyak pori dan rongga dengan muatan negatif.
Keberadaan pori rongga berafinitas negatif inilah yang dapat menyerap berbagai zat dengan molekul bermuatan positif, sehingga arang aktif sering digunakan sebagai antidot untuk menyerap racun yang tertelan.
Namun, menurutnya ini tidak berarti arang aktif dapat menyerap semua zat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa arang aktif kurang dapat menyerap asam dan basa kuat, methanol, serta substansi dengan kapasitas absorbsi terbatas (contohnya zat besi, lithium, arsenic). Asam lambung merupakan salah satu asam kuat (pH asam lambung normal adalah 1.5 -2.0) dan tidak dapat diserap oleh asam aktif.
Kami tidak dapat menemukan penelitian terbaru terkait hal ini, tapi Tirto menemukan sebuah artikel penelitian lawas pada tahun 1986, yang dipublikasikan di American Journal of Gastroenterology, berjudul “Efficacy of activated charcoal in reducing intestinal gas: a double-blind clinical trial”. Disebutkan, khasiat pada arang aktif memang dapat membuat gejala kembung dan kram perut yang disebabkan oleh gas berkurang secara signifikan.
Namun, selain sudah lawas, jumlah sampel penelitian tersebut juga sangat terbatas, yakni 30 orang di Amerika Serikat dan 69 orang di India.
Selanjutnya, dalam artikel yang dipublikasikan di laman WebMD yang telah ditinjau oleh Poonam Sachdev, MD, disebut campuran arang dan obat penghilang gas, simetikon, tampaknya membantu meredakan nyeri, gas, dan kembung. Namun, arang aktif juga dapat menyebabkan muntah, sehingga bagi sebagian orang, arang aktif justru dapat memperburuk sakit perut.
Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa penyakit asam lambung dapat disebabkan berbagai hal, seperti luka pada lapisan dalam lambung, konsumsi minuman dan makanan yang bisa mengiritasi lambung, stres, infeksi bakteri, ataupun efek samping penggunaan obat.
Penyebab munculnya penyakit asam lambung umumnya berkaitan dengan konsumsi makanan atau minuman yang bisa mengiritasi lambung misalnya, minuman beralkohol, berkafein (termasuk kopi, teh, cokelat), atau minuman yang mengandung soda.
Sementara itu, untuk makanan, beberapa pemicu asam lambung yang umum adalah makanan yang mengandung tinggi lemak dan asam (seperti jeruk dan tomat).
Jenis makanan dan minuman ini dianggap bisa memicu produksi asam lambung berlebih yang kemudian mengiritasi permukaan dalam lambung. Selain makanan dan minuman, pikiran stres dan kecemasan juga dapat memicu naiknya asam lambung.
Sementara itu, beberapa tanda dan gejala khas asam lambung yang terjadi adalah nyeri, rasa panas/terbakar, ataupun rasa tidak nyaman pada perut bagian atas (ulu hati), rasa kenyang/penuh berlebihan setelah makan, mual atau muntah dan kembung.
Kembali ke klaim dalam unggahan, untuk memastikan kebenaran klaim tersebut secara medis, Tirto mencoba menghubungi Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten.
Menanggapi klaim tersebut, Dokter Nurul menjelaskan, arang adalah berbagai bentuk karbon yang memiliki daya serap tinggi terhadap gas dan uap air. Sementara itu, arang aktif adalah arang dari kayu yang telah dipanaskan beberapa jam dengan uap maupun udara dan sering digunakan dalam penelitian in vitro tumbuhan.
“Arang aktif juga salah satu zat yang menurut beberapa penelitian bisa bermanfaat untuk mengatasi gangguan di saluran pencernaan terutama akibat keracunan atau overdosis,” ujarnya saat dihubungi Tirto, Selasa (10/9/2024).
Meski begitu, Dokter Nurul memberi catatan bahwa penelitian yang dilakukan masih terbatas. Selain itu, arang aktif atau activated charcoal yang digunakan biasanya sudah melalui proses kimiawi dan umumnya dalam bentuk kapsul, serbuk, atau digabungkan dengan obat lainnya dengan dosis dan takaran yang sudah dihitung.
Sehingga menggunakan air rebusan arang langsung adalah klaim yang keliru karena belum jelas keamanan dan fungsi khususnya untuk gangguan lambung. Maka, untuk alasan keamanan sebaiknya tidak mengkonsumsi secara langsung rebusan air dan arang tersebut.
“Arang aktif sendiri banyak digunakan sebagai antidotum atau menetralisir racun di saluran pencernaan dengan dosis yang sesuai. Namun, penggunaan rutin untuk gangguan maag, dispepsia atau gastritis belum ada rekomendasinya,” katanya menjelaskan.
Dokter Nurul juga menggarisbawahi terbatasnya penelitian terkait metode ini. Selain itu, dr. Nurul menyebut, penanganan gangguan di saluran pencernaan, terutama lambung, bisa berupa medikamentosa (obat-obatan) atau non-medikamentosa.
Penanganan obat-obatan disesuaikan dengan gangguan yang dialami pasien, yang bentuknya bisa berupa nyeri, mual, kembung atau lainnya. Golongan obat-obatan yang digunakan pun bervariasi, mulai dari antasida, penghambat reseptor histamin-2, penghambat pompa proton (PPI), dan sebagainya.
“Sementara penanganan non-medikamentosa, seperti kebiasaan sehari-hari, misalnya makan dengan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan atau minuman yang mengiritasi lambung, hingga manajemen stres dengan baik,” tambahnya.
Dokter Nurul berpesan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdapat kondisi tidak nyaman di area lambung dan saluran pencernaan, agar penanganan yang didapatkan lebih tepat.
Senada dengan Dokter Nurul, dr. Tirtawati Wijaya dari laman Alodokter menjelaskan, hingga saat ini belum ada penelitian berkualitas baik, dalam skala besar, yang membuktikan manfaat arang aktif terhadap asam lambung.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jenis arang aktif atau arang yang terbuat dibuat dari batu bara, kayu, atau batok kelapa, yang dipanaskan dengan suhu tinggi dalam kondisi banyak gas, menghasilkan arang yang memiliki banyak pori dan rongga dengan muatan negatif.
Keberadaan pori rongga berafinitas negatif inilah yang dapat menyerap berbagai zat dengan molekul bermuatan positif, sehingga arang aktif sering digunakan sebagai antidot untuk menyerap racun yang tertelan.
Namun, menurutnya ini tidak berarti arang aktif dapat menyerap semua zat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa arang aktif kurang dapat menyerap asam dan basa kuat, methanol, serta substansi dengan kapasitas absorbsi terbatas (contohnya zat besi, lithium, arsenic). Asam lambung merupakan salah satu asam kuat (pH asam lambung normal adalah 1.5 -2.0) dan tidak dapat diserap oleh asam aktif.
Kami tidak dapat menemukan penelitian terbaru terkait hal ini, tapi Tirto menemukan sebuah artikel penelitian lawas pada tahun 1986, yang dipublikasikan di American Journal of Gastroenterology, berjudul “Efficacy of activated charcoal in reducing intestinal gas: a double-blind clinical trial”. Disebutkan, khasiat pada arang aktif memang dapat membuat gejala kembung dan kram perut yang disebabkan oleh gas berkurang secara signifikan.
Namun, selain sudah lawas, jumlah sampel penelitian tersebut juga sangat terbatas, yakni 30 orang di Amerika Serikat dan 69 orang di India.
Selanjutnya, dalam artikel yang dipublikasikan di laman WebMD yang telah ditinjau oleh Poonam Sachdev, MD, disebut campuran arang dan obat penghilang gas, simetikon, tampaknya membantu meredakan nyeri, gas, dan kembung. Namun, arang aktif juga dapat menyebabkan muntah, sehingga bagi sebagian orang, arang aktif justru dapat memperburuk sakit perut.
Kesimpulan
Hasil penelusuran menunjukkan bahwa belum banyak penelitian skala besar yang membuktikan klaim bahwa mengonsumsi air rebusan arang dapat menyembuhkan penyakit asam lambung.
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa juga menyatakan, tindakan mengonsumsi air rebusan arang langsung belum jelas keamanan dan dampaknya untuk gangguan lambung.
Selain itu, arang aktif atau activated charcoal yang digunakan biasanya sudah melalui proses kimiawi dan umumnya dalam bentuk kapsul, serbuk, atau digabungkan dengan obat lainnya dengan dosis dan takaran yang sudah dihitung.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa mengonsumsi air rebusan arang dapat menyembuhkan penyakit asam lambung bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa juga menyatakan, tindakan mengonsumsi air rebusan arang langsung belum jelas keamanan dan dampaknya untuk gangguan lambung.
Selain itu, arang aktif atau activated charcoal yang digunakan biasanya sudah melalui proses kimiawi dan umumnya dalam bentuk kapsul, serbuk, atau digabungkan dengan obat lainnya dengan dosis dan takaran yang sudah dihitung.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa mengonsumsi air rebusan arang dapat menyembuhkan penyakit asam lambung bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/2565646116939607
- https://ghostarchive.org/archive/h21kR
- https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-pencernaan/penyakit-asam-lambung?srsltid=AfmBOoqWM3R1XkfCeKVQXfkEN1opOrYlGE85Ss1GeT7fq-yKa60Zq32z
- https://www.alodokter.com/komunitas/topic/manfaat-arang-aktif-untuk-asam-lambung--benarkah-
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3521259/
- https://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/ss/slideshow-truth-about-activated-charcoal