(GFD-2024-23481) CEK FAKTA: Debat Pilgub Jatim 2024, Luluk Sebut Jumlah Penduduk Miskin di Jatim Tertinggi di Indonesia, Benarkah? - TIMES Indonesia

Sumber:
Tanggal publish: 18/10/2024

Berita

TIMESINDONESIA, MALANG – Debat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2024 (Debat Pilgub Jatim 2024) berlangsung di Graha Unesa Surabaya, Jumat (18/10/2024) malam. Cagub Jatim nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah menyebut jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di Indonesia.

Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Luluk Nur Hamidah dalam Debat Pilgub Jatim 2024: 

Rekan kami ibu Khofifah dan juga Ibu Risma telah mendapatkan kepercayaan dari rakyat Jawa Timur, mereka berdua pernah menjadi Menteri Sosial Bersama. Namun demikian, kondisi Jawa Timur sebagaimana yang kita rasakan dan kita ketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di Indonesia.

Hasil Cek Fakta

Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bahwa pernyataan yang disampaikan cagub Luluk Nur Hamidah tentang jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di Indonesia, benar. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penduduk miskin di Jatim sebesar 4,198 juta jiwa. Jumlah ini tertinggi di Indonesia. 
Sumber: Tabel Statistik Jumlah Penduduk Miskin menurut Provinsi - BPS

Masih berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Jatim pada 2023 adalah 10,35 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka kemiskinan nasional yang sebesar 9,36 persen.
Sumber: Tabel Statistik Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut Provinsi dan Daerah - BPS

Kesimpulan

Pernyataan Cagub Luluk Nur Hamidah dalam debat Pilgub Jatim 2024 yang menyebut jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di Indonesia, benar. Berdasarkan data BPS tahun 2023, jumlah penduduk miskin di Jatim sebesar 4,198 juta jiwa, menjadi yang tertinggi di Indonesia. 

Sebagai informasi dalam Debat Pilgub Jatim 2024 sesi pertama ini mengusung tema Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur

Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih selektif menerima informasi atau menyebarkan informasi yang benar.