(GFD-2025-25668) [HOAKS] China Ganti Nama Jalan di Indonesia

Sumber:
Tanggal publish: 14/02/2025

Berita

KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan penggantian nama sebuah jalan menjadi Hoo Eng Djie.

Narasi yang beredar menyebutkan, penggantian nama itu dilakukan oleh pihak China.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.

Narasi mengenai China yang mengganti nama jalan di Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Video berdurasi kurang dari semenit itu mengaitkan peresmian nama jalan Hoo Eng Djie, dengan upaya penggantian nama di Jakarta saat Anies Baswedan menjabat sebagai gubernur.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (11/2/2025):

Lihatlah China Semakin Ngelunjak Aja..... Berani Ganti2 Nama Jalan...di Negri Ini. Waktu pak Anies, ribut bukan main macam tong kosong ... tapi dengan China kok MLEMPEM

Hasil Cek Fakta

Peresmian nama jalan Hoo Eng Djie berlokasi di Kota Makassar, yang sebelumnya bernama Jalan Jampea.

Video serupa ditemukan di akun Instagram @makassar_iinfo yang diunggah pada Senin (10/2/2025).

Peristiwa dalam video merupakan peresmian nama Jalan Hoo Eng Djie oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto pada Sabtu (8/2/2025).

Dilansir Antara, Hoo Eng Djie alias Baba Tjoi adalah seniman Tionghoa yang lahir di Kassi Kebo, sebuah daerah peranakan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Baba Tjoi begitu beliau saya panggil merupakan tokoh seniman besar Tionghoa yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar," kata Ramdhan.

Dikutip dari buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia, Hoo Eng Djie menciptakan sekitar 3.000 lagu dan mengadopsi beberapa lagu Tionghoa dalam bahasa Makassar.

Lagu ciptaannya yakni Ati Raja, Sai Long, Pusang Teng, dan Sio Sayang.

Pada 1945 dan 1950, ia membentuk kelompok orkes Canary dan Singara Kulla Kullawa.

Orkesnya mendapat penghargaan dari radio nasional, hingga diundang oleh Soekarno yang kala itu menjabat sebagai presiden.

Hoo Eng Djie merupakan bagian dari sejarah kebudayaan Indonesia.

Sebagai informasi, Anies Baswedan pernah meresmikan penggantian 22 nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh Betawi.

Dilansir Kompas.com, keputusan itu memicu pro-kontra. Meski sempat menimbulkan kebingungan jangka pendek bagi masyarakat, tetapi penggantian nama dinilai baik untuk menghormati tokoh kedaerahan.

Narasi yang beredar di media sosial berpotensi menimbulkan perpecahan dan ujaran kebencian bernada SARA.

Kesimpulan

Klaim mengenai China yang mengganti nama jalan di Indonesia merupakan narasi keliru.

Video yang beredar merupakan peresmian diubahnya nama Jalan Jampae menjadi Jalan Hoo Eng Djie, untuk menghormati tokoh seniman asal Sulawesi Selatan.

Narasi yang beredar perlu diluruskan karena berpotensi memicu perpecahan.

Rujukan