Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, menjadi juara dunia kompetisi lari U20 2018 IAAF (International Association of Athletics Federations) di Tampere, Finlandia, 10 Juli lalu, dalam kategori 100 meter putra. Kemenangannya sontak diperbincangkan di media sosial. Politikus-pejabat pun turut mendompleng kemenangannya. Terakhir, muncul pro-kontra soal bendera yang dikenakannya.
Debat kusir soal bendera bermula dari kejadian di lapangan. Setelah mencapai garis finis, Zohri merayakan kemenangan dengan bendera merah-putih. Bendera itu membungkus badannya ketika Zohri berlari merayakan kemenangannya.
Hal yang sama dilakukan dua pelari Amerika Serikat (AS) yang menempati posisi kedua dan ketiga perlombaan. Namun, banyak pengguna media sosial bertanya: apakah benar bendera yang dipakai Zohri itu bendera Indonesia, atau bendera Polandia yang dipegang secara terbalik?
(GFD-2018-269) [KLARIFIKASI] Zohri Memang Memakai Bendera Polandia
Sumber:Tanggal publish: 19/07/2018
Berita
Hasil Cek Fakta
Polski Związek Lekkiej Atletyki (PLZA) atau Asosiasi Atletik Polandia melalui akun Twitter resminya mencuit soal bendera negaranya yang dipakai Zohri. Pada 11 Juli 2018 pukul 11.04 AM, kabar itu disampaikan melalui akun @PLZANews, intinya membenarkan bahwa tim mereka meminjamkan bendera putih-merah Polandia.
Tirto menghubungi Marcin Góra (17/7), sosok pemberi bendera ke Zohri saat selebrasi atlet, melalui surat elektronik. Góra adalah anggota tim Polandia, guru di Polski Związek Lekkiej Atletyki (Asosiasi Atletik Polandia).
Ia mengkonfirmasi bahwa memang dialah yang memberi benderanya untuk Zohri. “The person who gave flag to Zohri was me, technical leader during this championships," jawabnya.
Góra juga menjelaskan alasannya melakukan hal tersebut. Saat kedua pelari AS merayakan kemenangan dengan bendera nasional mereka, ia melihat Zohri tidak melakukannya. Saat itu, Góra merasa dapat membantu Zohri dalam momen itu. Karena itulah ia menghampiri Zohri, memanggilnya, dan lantas memberinya bendera Polandia. Góra tahu bahwa bendera Polandia dengan Indonesia tampak serupa.
“It was the moment when I thought I can help him. Then I cried him “Hey Indonesia” and throw Polish flag, as you know very similar to Indonesian,” tulisnya.
Tirto juga mendapatkan konfirmasi kedua dari IAAF selaku penyelenggara kejuaraan dunia atletik U20 itu. Melalui surat elektronik, Head of Communications IAAF Nicole Jeffery (17/7) memastikan bahwa bendera yang dipakai Zohri adalah bendera Polandia.
“I can confirm that it was a Polish team official who gave the flag to the IAAF officials beside the track, who handed it to the athlete. I have spoken to the IAAF officials who gave the flag to Zohri and they confirm this is what happened,” jawabnya.
Nicole tidak menampik bahwa bendera Polandia dan Indonesia serupa dalam bentuk sebaliknya. “Obviously, because the flags are the reverse of each other, it was possible to turn the Polish flag into an Indonesian flag by turning it upside down and that is what happened," pungkasnya.
Zohri sendiri ketika diwawancarai wartawan, hanya menjawab singkat. “Kalau yang masalah bendera, ya saya sudahin sajalah. Soalnya saya cuma bisa [berucap] alhamdulillah. Bisa membuat yang terbaik buat Indonesia,” jawab Zohri.
Pihak PASI, Menpora, dan Kemenpora menyanggah informasi soal Zohri memakai bendera Polandia, tetapi Asosiasi Atletik Polandia dan Marcin Góra membenarkannya, lengkap dengan foto momen pemberian bendera.
Penyebabnya semata masalah teknis, bahwa tidak ada orang di dekat Zohri yang tampak membawa bendera Indonesia, sehingga tim Polandia berinisiatif memberikan bendera agar Zohri bisa merayakan kemenangannya. Pengkritik seharusnya tidak perlu berlebihan menganggap momen tersebut sebagai hal yang tak pantas. Sebaliknya, pihak pemerintah tidak perlu menanggapinya dengan gestur defensif berupa informasi keliru.
Tirto menghubungi Marcin Góra (17/7), sosok pemberi bendera ke Zohri saat selebrasi atlet, melalui surat elektronik. Góra adalah anggota tim Polandia, guru di Polski Związek Lekkiej Atletyki (Asosiasi Atletik Polandia).
Ia mengkonfirmasi bahwa memang dialah yang memberi benderanya untuk Zohri. “The person who gave flag to Zohri was me, technical leader during this championships," jawabnya.
Góra juga menjelaskan alasannya melakukan hal tersebut. Saat kedua pelari AS merayakan kemenangan dengan bendera nasional mereka, ia melihat Zohri tidak melakukannya. Saat itu, Góra merasa dapat membantu Zohri dalam momen itu. Karena itulah ia menghampiri Zohri, memanggilnya, dan lantas memberinya bendera Polandia. Góra tahu bahwa bendera Polandia dengan Indonesia tampak serupa.
“It was the moment when I thought I can help him. Then I cried him “Hey Indonesia” and throw Polish flag, as you know very similar to Indonesian,” tulisnya.
Tirto juga mendapatkan konfirmasi kedua dari IAAF selaku penyelenggara kejuaraan dunia atletik U20 itu. Melalui surat elektronik, Head of Communications IAAF Nicole Jeffery (17/7) memastikan bahwa bendera yang dipakai Zohri adalah bendera Polandia.
“I can confirm that it was a Polish team official who gave the flag to the IAAF officials beside the track, who handed it to the athlete. I have spoken to the IAAF officials who gave the flag to Zohri and they confirm this is what happened,” jawabnya.
Nicole tidak menampik bahwa bendera Polandia dan Indonesia serupa dalam bentuk sebaliknya. “Obviously, because the flags are the reverse of each other, it was possible to turn the Polish flag into an Indonesian flag by turning it upside down and that is what happened," pungkasnya.
Zohri sendiri ketika diwawancarai wartawan, hanya menjawab singkat. “Kalau yang masalah bendera, ya saya sudahin sajalah. Soalnya saya cuma bisa [berucap] alhamdulillah. Bisa membuat yang terbaik buat Indonesia,” jawab Zohri.
Pihak PASI, Menpora, dan Kemenpora menyanggah informasi soal Zohri memakai bendera Polandia, tetapi Asosiasi Atletik Polandia dan Marcin Góra membenarkannya, lengkap dengan foto momen pemberian bendera.
Penyebabnya semata masalah teknis, bahwa tidak ada orang di dekat Zohri yang tampak membawa bendera Indonesia, sehingga tim Polandia berinisiatif memberikan bendera agar Zohri bisa merayakan kemenangannya. Pengkritik seharusnya tidak perlu berlebihan menganggap momen tersebut sebagai hal yang tak pantas. Sebaliknya, pihak pemerintah tidak perlu menanggapinya dengan gestur defensif berupa informasi keliru.