Tegal - Pada akhir September lalu, media sosial (medsos) dihebohkan informasi tentang adanya anggur berformalin di Kabupaten Tegal. Dalam informasi itu menyebut: "Sidak puskesmas keliling ternyta anggur dipinggir jalan Slawi–Margasari yg dijual dengan harga murah mengandung formalin".
Pesan itu tersebar melalui aplikasi WhatsApp. Seakan ingin meyakinkan, pesan itu juga diberi foto petugas dari dinas tertentu seperti usai pengecekan makanan pedagang di pinggir jalan. Dengan pemandangan latar hutan jati, tidak sedikit warganet menduga lokasi itu berada di hutan jati sepanjang jalan raya Slawi-Margasari.
Setelah dikonfirmasi oleh Panturapost.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal, Hendadi Sutaji mengatakan dengan tegas berita anggur berformalin itu adalah hoaks.
(GFD-2019-3231) Fakta di Balik Isu Anggur Berformalin di Tegal
Sumber:Tanggal publish: 25/10/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
"Intinya gambar yang viral di Facebook dan Whatsapp itu bukan di Kabupaten Tegal. Itu hoax. Tegal bebas formalin. Foto itu asli ada di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumbar," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, hal itu juga telah dikonfirmasi dari pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Provinsi Sumbar. Ia mengakui, informasi itu sempat dipercaya lantaran adanya kemiripan bentuk anggur dan penampilan si penjual yang ada di Kabupaten Tegal.
"Memang ada kemiripan bentuk anggur dan penampilan penjualnya dengan di kita. Tetapi BPOM sana mengonfirmasikan di foto itu hasilnya negatif berformalin," terang dia.
Pihak Dinkes mengklaim rutin melakukan uji petik terhadap seluruh makanan. Selain itu, pihaknya rutin melakukan rapid test atau tes cepat pada makanan. "Rapid test ini menggunakan ekstrak kunyit sebagai bahan utama. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan," ucap Hendadi.
Kendati demikian, ia mengaku telah mengirim sampel anggur tersebut ke BPOM Semarang. Hendadi pun mengimbau agar masyarakat membiasakan mencuci makanan yang akan dimakan. Karena bagaimana pun, penyakit datang karena pola hidup.
"Biasakan setiap makanan dicuci dengan air. Karena kita tidak tahu ada kandungan kuman atau bakteri di dalam makanan yang kita beli," tutur dia.
Anggota Sistem Koordinasi Pangan Terpadu (SKPT) Kabupaten Tegal, Toifah menjamin bahwa anggur di Kabupaten Tegal bebas dari formalin. Pihaknya pun mengaku rutin melakukan pengecekan terhadap makanan sekali tiap satu bulan.
"Kita lakukan pengecekan makanan tiap satu bulan sekali di seluruh puskesmas se-Kabupaten Tegal. Jadi selain Dinkes, dalam SKPT juga melibatkan instansi lainnya," katanya.
Lalu soal kemiripan seragam dinas milik Dinkes Kabupaten Tegal, Hendadi juga membantahnya. "Petugas dan mobil yang ada di foto, bukan dari kita. Plat mobil juga terpotong," jelasnya.
Dia mengaku, kabar anggur berformalin tersebut sudah beredar sekitar dua pekan yang lalu. Bahkan di medsos, informasi itu telah diubah-ubah lebih dari sekali.
"Yang ini kan Puskesmas cek anggur di Jalan Slawi-Margasari. Sebelumnya Dinkes cek anggur di Jalan Margasari-Slawi. Diputar-putar agar percaya bahwa anggur di Tegal berformalin," bebernya.
Dia juga menjelaskan, hal itu juga telah dikonfirmasi dari pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Provinsi Sumbar. Ia mengakui, informasi itu sempat dipercaya lantaran adanya kemiripan bentuk anggur dan penampilan si penjual yang ada di Kabupaten Tegal.
"Memang ada kemiripan bentuk anggur dan penampilan penjualnya dengan di kita. Tetapi BPOM sana mengonfirmasikan di foto itu hasilnya negatif berformalin," terang dia.
Pihak Dinkes mengklaim rutin melakukan uji petik terhadap seluruh makanan. Selain itu, pihaknya rutin melakukan rapid test atau tes cepat pada makanan. "Rapid test ini menggunakan ekstrak kunyit sebagai bahan utama. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan," ucap Hendadi.
Kendati demikian, ia mengaku telah mengirim sampel anggur tersebut ke BPOM Semarang. Hendadi pun mengimbau agar masyarakat membiasakan mencuci makanan yang akan dimakan. Karena bagaimana pun, penyakit datang karena pola hidup.
"Biasakan setiap makanan dicuci dengan air. Karena kita tidak tahu ada kandungan kuman atau bakteri di dalam makanan yang kita beli," tutur dia.
Anggota Sistem Koordinasi Pangan Terpadu (SKPT) Kabupaten Tegal, Toifah menjamin bahwa anggur di Kabupaten Tegal bebas dari formalin. Pihaknya pun mengaku rutin melakukan pengecekan terhadap makanan sekali tiap satu bulan.
"Kita lakukan pengecekan makanan tiap satu bulan sekali di seluruh puskesmas se-Kabupaten Tegal. Jadi selain Dinkes, dalam SKPT juga melibatkan instansi lainnya," katanya.
Lalu soal kemiripan seragam dinas milik Dinkes Kabupaten Tegal, Hendadi juga membantahnya. "Petugas dan mobil yang ada di foto, bukan dari kita. Plat mobil juga terpotong," jelasnya.
Dia mengaku, kabar anggur berformalin tersebut sudah beredar sekitar dua pekan yang lalu. Bahkan di medsos, informasi itu telah diubah-ubah lebih dari sekali.
"Yang ini kan Puskesmas cek anggur di Jalan Slawi-Margasari. Sebelumnya Dinkes cek anggur di Jalan Margasari-Slawi. Diputar-putar agar percaya bahwa anggur di Tegal berformalin," bebernya.