Beredar sebuah artikel yang menyebutkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap hasil investigasi kematian enam anggota Front Pembela Islam (FPI) dalam bentrokan dengan polisi di tol Jakarta-Cikampek. Hasil investigasi Komnas HAM membongkar kebohongan Sekretaris Umum FPI Munarman dan Najwa Shihab.
Artikel dimuat di situs pelitanews.co dengan judul "Komnas HAM Bongkar Konspirasi Kebohongan Munarman FPI dan Najwa Shihab". Artikel dimuat pada 29 Desember 2020.
Dalam artikel disebutkan, hasil investigasi Komnas HAM mementahkan keterangan yang disampaikan Munarman dan Najwa Shihab. Najwa Shihab menggambarkan kondisi luka enam anggota FPI dengan lubang tembakan dan luka lebam.
Komnas HAM bongkar konspirasi kebohongan Munafman FPI dan Najwa Shihab
(GFD-2021-5985) [Cek Fakta] Komnas HAM Bongkar Kebohongan Munarman dan Najwa Shihab? Ini Faktanya
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran tim cek fakta medcom, klaim Komnas HAM membongkar kebohongan Munarman dan Najwa Shihab adalah salah. Faktanya, Komnas HAM belum memberikan kesimpulan hasil penyelidikan kasus tewasnya enam anggota FPI.
Dilansir dari medcom.id, Komnas HAM belum beri kesimpulan terkait penyelidikan kasus baku tembak anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan polisi. Penyelidikan insiden di kilometer (km) 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek itu dilakukan sejak 7 Desember 2020.
"Penting untuk kami utarakan, kami belum pernah ambil kesimpulan apa pun," kata Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam di kantornya, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 28 Desember 2020.
Anam menyayangkan banyak pihak yang berupaya menyimpulkan insiden itu. Hal tersebut mengarah ke informasi hoaks.
"Kalau ada berita kesimpulan kami pastikan itu hoaks," tegas dia.
Menurut Anam, pihaknya masih mengumpulkan sejumlah bukti insiden itu. Komnas HAM akan memanggil sejumlah ahli untuk memaparkan keterangan yang berkaitan dengan peristiwa.
"Kami coba semua informasi kita gali dan saat ini kita sedang konsolidasi temuan itu, keterangan itu dengan temuan Komnas HAM," ujar dia.
Dilansir medcom.id, sejauh ini mengungkap temuan sementara kasus baku tembak anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan polisi di kilometer (km) 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Komnas HAM menemukan tujuh proyektil di lokasi.
Selain itu, Komnas HAM juga menemukan empat selongsong peluru. Kemudian, sembilan serpihan mobil seperti lampu sein dan beberapa bagian mobil lainnya.
Temuan lainnya berupa earphone yang diduga berkaitan dengan insiden tersebut. Selanjutnya kamera pengintai atau CCTV di beberapa bagian area KM 50.
Meski menemukan banyak barang, pihaknya bakal mengecek dan mengonfirmasi ulang. Misalnya proyektil dan selongsong peluru yang harus diuji balistik.
Dilansir dari medcom.id, Komnas HAM belum beri kesimpulan terkait penyelidikan kasus baku tembak anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan polisi. Penyelidikan insiden di kilometer (km) 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek itu dilakukan sejak 7 Desember 2020.
"Penting untuk kami utarakan, kami belum pernah ambil kesimpulan apa pun," kata Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam di kantornya, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 28 Desember 2020.
Anam menyayangkan banyak pihak yang berupaya menyimpulkan insiden itu. Hal tersebut mengarah ke informasi hoaks.
"Kalau ada berita kesimpulan kami pastikan itu hoaks," tegas dia.
Menurut Anam, pihaknya masih mengumpulkan sejumlah bukti insiden itu. Komnas HAM akan memanggil sejumlah ahli untuk memaparkan keterangan yang berkaitan dengan peristiwa.
"Kami coba semua informasi kita gali dan saat ini kita sedang konsolidasi temuan itu, keterangan itu dengan temuan Komnas HAM," ujar dia.
Dilansir medcom.id, sejauh ini mengungkap temuan sementara kasus baku tembak anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) dengan polisi di kilometer (km) 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Komnas HAM menemukan tujuh proyektil di lokasi.
Selain itu, Komnas HAM juga menemukan empat selongsong peluru. Kemudian, sembilan serpihan mobil seperti lampu sein dan beberapa bagian mobil lainnya.
Temuan lainnya berupa earphone yang diduga berkaitan dengan insiden tersebut. Selanjutnya kamera pengintai atau CCTV di beberapa bagian area KM 50.
Meski menemukan banyak barang, pihaknya bakal mengecek dan mengonfirmasi ulang. Misalnya proyektil dan selongsong peluru yang harus diuji balistik.