Vaksin mati dini
Yang sudah divaksin siap siap mati dini
Vaksin dapat memperpendek umur?
Semua orang yang di vaksin akan mati dalam 2 tahun
(GFD-2021-7183) [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Kematian Dini
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 03/07/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menyatakan informasi yang menyebutkan vaksin Covid-19 menyebabkan kematian dini adalah salah. "Hoaks ini ya," kata Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/5/2021). Tidak benar bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kematian dini. Sebaliknya, vaksin Covid-19 dibuat agar terbentuk kekebalan kelompok untuk mencegah penyakit dan kematian akibat virus corona. Menurut Nadia, informasi yang beredar tidak berdasarkan bukti ilmiah, sehingga dipastikan tidak benar. Sejauh ini, vaksin Covid-19 hanya diberikan satu kali seumur hidup dengan 1-2 suntikan dosis, tergantung jenis vaksin. "Dari translate bahasanya saja tidak ilmiah ya. Coba kalau benar ini pasti ada di jurnal ilmiah ya," ujar Nadia. Mengenai Mike Yeadon, pernyataan dan klaimnya juga tidak dapat dibenarkan. Melansir Snopes.com, Mike Yeadon atau Michael Yeadon dulu sempat bekerja di unit penelitian penemuan obat di Pfizer yang mengerjakan penelitian medis alergi dan pernapasan. Pada 2011, divisi ini telah ditutup dan fokus pada pengembangan senyawa yang menargetkan asma dan penyakit paru obstruktif kronik. Divisi tempatnya bekerja tidak ada kaitannya dengan vaksin atau penyakit menular. Seperti diketahui, Pfizer merupakan salah satu produsen vaksin Covid-19. Pada akhir April 2021, video wawancara dengan Yudeon beredar di media sosial dan dia disebut sebagai mantan kepala saintis, wakil presiden dan kepala petugas sains, dan sebagainya. Ia mengklaim, dalam 2 tahun ke depan, penerima vaksinasi Covid-19 perlu "top-up", semacam suntikan vaksin berulang agar tidak mati. Pada Mei 2021, eksekutif Pfizer dan BioNTech sempat menyatakan bahwa seseorang kemungkinan akan membutuhkan dosis ketiga dalam 12 bulan setelah mendapatkan vaksinasi penuh terhadap SARS-CoV-2, dengan kelompok berisiko tinggi diharapkan menjadi yang pertama. Akan tetapi, saat pernyataan dibuat, peraturan seputar suntikan penguat untuk vaksin Covid-19 belum secara resmi ditetapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Seseorang dianggap telah mendapat vaksinasi penuh 2 minggu setelah dosis kedua dari vaksin mRNA, seperti Pfizer dan Moderna, atau 2 minggu setelah satu dosis vaksin Johnson & Johnson. Klaim yang dibuat Yeadon tersebut disebut tidak berdasar dan tidak memiliki bukti ilmiah atau empiris.
Kesimpulan
Informasi yang menyebutkan vaksin Covid-19 bisa menimbulkan kematian dini adalah tidak benar. Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kematian dini. Sejauh ini, vaksinasi Covid-19 hanya dilakukan satu kali seumur hidup dengan 1-2 dosis suntikan, tergantung jenis vaksin.