• Cek Fakta: Tidak Benar PDIP Resmi Tunjuk Ahok Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 11/09/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim PDIP menunjuk Ahok sebagai pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 10 September 2023.
    Dalam postingannya terdapat video dengan narasi sebagai berikut:
    "Breaking News: Kabar Mengejutkan dari PDIP
    Ahok resmi dampingi Ganjar untuk lawan Anies di 2024."
    Postingan itu juga disertai narasi:
    "TAK DI SANGKA MEGAWATI USUNG AHOK DAMPINGI GANJAR UNTUK LAWAN ANIES DU 2024."
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim PDIP menunjuk Ahok sebagai pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan melihat isi lengkap dalam video tersebut. Faktanya tidak ada informasi valid seperti yang diklaim dalam postingan.
    Video tersebut merupakan gabungan dari video-video komentar Ahok dan juga opini dari narator terkait klaim yang dimaksud.
    Di sisi lain sejauh ini PDIP juga belum mengumumkan secara resmi pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam artikel Liputan6.com berjudul "PDIP Beber Kriteria Sosok Cawapres Pendamping Ganjar, Apa Saja?" yang tayang pada 11 September 2023.
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kriteria sosok cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Kriteria itu harus ada pada sosok tersebut agar dapat memenangkan Pilpres 2024.
    "Yang penting solid, kompak, kemudian memiliki vis misi yang sama terhadap masa depan dan saling melengkapi," ujar Hasto Kristianto, Sekjen DPP PDI Perjuangan, di DPD PDIP Banten, Kota Serang, Minggu (10/09/2023).
    Sosok bacawapres Ganjar Pranowo itu akan ditentukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kini Megawati masih memperhatikan konstelasi politik yang ada, serta berdoa agar diberi petunjuk tentang sosok pendamping Ganjar yang cocok.
    PDIP ingin sosok pendamping Ganjar bisa bergotong royong membangun bangsa dan negara ke depannya. Serta memenangkan Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang.
    "Bu Mega hampir setiap hari, melihat seluruh konstelasi politik, melihat secara mendalam dan dalam tradisi spiritual beliau, memohon petunjuk kepada tuhan yang maha kuasa, untuk mendapatkan pasangan terbaik untuk mendampingi Ganjar Pranowo," terangnya.
    Meski kalah dua kali di Banten saat mengusung Jokowi sebagai capres, PDIP meyakini akan meraih kemenangan pada Pemilu 2024 dengan capres Ganjar Pranowo. Terlebih, berbagai keberhasilan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dua periode itu telah menginspirasi masyarakat Banten.
    Karenanya, para caleg, pengurus hingga kader PDIP diberbagai tingkatan, bisa terus turun ke bawah untuk memperkenalkan Ganjar Pranowo ke berbagai lapisan masyarakat.
    "Kalau berdasarkan FGD, daya terima pak Ganjar di Banten tinggi, karena beberapa faktor. Tinggal selanjutnya para caleg dan kader akan turun ke bawah bertemu dengan para tokoh di Banten," jelasnya."

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim PDIP menunjuk Ahok sebagai pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar WEF Ingin Kotoran dan Urine Dijadikan Makanan untuk Hindari Perubahan Iklim

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 11/09/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) ingin kotoran dan urine dijadikan bahan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Agustus 2023.
    Klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim menampilkan seorang sedang berbicara dengan narasi awal sebagai berikut.
    "The world economic forum is recently launched a controversial new initiative that should have all of us up in arms. The WEF is now calling for all of us to eat human feces and drink urine if we want to be one of the lucky few to survive the great depopulation that they have planned."
    Jika diterjemahkan sebagai berikut.
    "Forum ekonomi dunia baru-baru ini meluncurkan inisiatif baru yang kontroversial yang seharusnya membuat kita semua angkat senjata. WEF kini menyerukan agar kita semua makan kotoran manusia dan minum air seni jika kita ingin menjadi salah satu dari sedikit orang yang beruntung bisa selamat dari depopulasi besar-besaran yang telah mereka rencanakan"
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "World Economic Forum
    ingin 👨‍👩‍👧‍👦 makan 💩 dan minum air kencing untuk menyelamatkan bumi alias makanan ramah lingkungan yang "bernutrisi"🤥😀ckckck .."
    Benarkah klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'The WEF is now calling for all of us to eat human feces and drink urine'.
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "False claim WEF called for consumption of human waste to fight climate change | Fact check" yang dimuat situs Usatoday.com, pada 11 Juli 2023.
    Dalam artikel situs Usatoday.com juru bicara WEF Yann Zopf menyatakan, Organisasi tersebut tidak mewajibkan konsumsi kotoran manusia dengan alasan apa pun.
    "Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan bahwa 'manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim," kata Zopf.
    "Ini adalah klaim palsu yang mendiskreditkan upaya penting yang dilakukan Forum Ekonomi Dunia dalam menghadapi tantangan global yang serius."
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Did WEF say all humans have to eat faeces and drink urine to fight climate change? " yang dimuat situs Climatefactchecks.org, pada 20 Juli 2023.
    Dalam situs Climatefactchecks.org Dr. Saluka Jayakody dari MBBS, Medicine menyebutkan, manusia membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan kalori hariannya.
    Namun kotoran hewan merupakan produk pencernaan yang mengandung nutrisi sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori harian dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
    Paparan kotoran hewan telah dikaitkan dengan diare, infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, trachoma, disfungsi enterik lingkungan, dan gangguan pertumbuhan. Hanya sedikit penelitian yang mengevaluasi tindakan pengendalian, namun intervensinya mencakup promosi kebersihan.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim tidak benar.
    Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan bahwa 'manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Ajakan Tidak Memilih PDIP karena Merupakan Partai Komunis

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 11/09/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim ajakan untuk tidak memilih PDIP karena merupakan partai komunis. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 September 2023.
    Dalam postingannya terdapat video dengan tiga gambar yang berbeda. Gambar pertama bernarasi "PDIP Usul ke Pemerintah Agar Pesantren Di Tutup Seluruh Indonesia".
    Sementara gambar kedua merupakan video ibu-ibu yang sedang melakukan pengajian terlihat dibubarkan oleh polisi. Video itu disertai narasi "Marah-marah kaum kadrun tidak terima anis paling bawah 19%."
    Sedangkan gambar ketiga adalah baliho dengan tulisan "PDIP Tidak Butuh Suara Umat Islam."
    Video itu disertai narasi "Ganjar Persiden Apa Yang Akan Terjadi Nanti". Postingan itu juga disertai narasi "Jangan pilih partai komunis..."
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim ajakan untuk tidak memilih PDIP karena merupakan partai komunis?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa postingan tersebut merupakan gabungan dari beberapa hoaks yang berbeda.
    Untuk gambar pertama merupakan hoaks yang beredar sejak tahun 2018. Hoaks ini pernah ditulis bantahannya oleh Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berjudul "CEK FAKTA: Hoaks PDIP Usul agar Pesantren di Indonesia Ditutup" yang tayang pada 5 November 2018.
    Faktanya baik Megawati maupun PDIP tak pernah mengusulkan agar pesantren di seluruh Indonesia ditutup. Gambar itu merupakan hasil editan dari artikel asli CNN Indonesia berjudul "Golkar Bakal Temui Megawati Bahas Pasangan Pilgub Jabar."
    Sementara gambar kedua adalah video pembubaran unjuk rasa PT FPIL di Muaro Jambi. Unjuk rasa itu dibubarkan karena sudah berlangsung selama 17 hari dan dianggap menganggu ketertiban umum.
    Cek Fakta Liputan6.com menulis penjelasan lengkapnya dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Video Polisi Bubarkan Pengajian untuk Merampas Tanah Demi Mendapat Bayaran dari China, Simak Faktanya" yang tayang 27 Juli 2023.
    Sedangkan gambar ketiga juga pernah ditulis artikel bantahannya berjudul "Cek Fakta: Hoaks Foto Baliho Bertuliskan PDIP Tidak Butuh Suara Umat Islam" pada 3 Juni 2023.
    Faktanya foto baliho yang tersebar merupakan hasil editan. Baliho itu sebenarnya bertuliskan "Pesan Istri kepada Sang Suami : Wahai suamiku….. Carilah rezeki yang HALAL saja. Aku dan anak-anakmu rela Lapar dengan yang sedikit tapi halal, daripada kenyang, namun dibakar API NERAKA."
    Baliho itu diketahui berada di Kota Padang. Hoaks baliho itu sendiri sudah muncul sejak tahun 2017.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim ajakan untuk tidak memilih PDIP karena merupakan partai komunis adalah hoaks. Faktanya postingan itu merupakan gabungan beberapa hoaks yang pernah beredar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Video Mobil Terbang karena Kehilangan Gravitasi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 09/09/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim insiden mobil terbang karena kehilangan gravitasi beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada Jumat 8 September 2023.
    Video berdurasi 10 detik itu memperlihatkan suasana sebuah jalanan yang sedang dilintasi mobil. Tiba-tibat dua mobil tampak terbang ketika melewati persimpangan jalan. Video itu kemudian diklaim sebagai insiden kehilangan gravitasi yang terjadi di Melbourne, Australia.
    "HILANGNYA GRAVITASI
    Di jalan raya Melbourne (Australia), insiden kehilangan gravitasi total sering terjadi.Hal tersebut disebabkan oleh eksperimen (pemerintah AS) yang mengatur parameter gravitasi pada objek tertentu yang lewat di belakang pagar Australia," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 135 kali ditonton dan mendapat beberapa respons dari warganet.
    Benarkah dalam video itu mobil terbang karena kehilangan gravitasi? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim insiden mobil terbang karena kehilangan gravitasi. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya terdapat gambar identik di artikel berjudul "No, There Weren’t Any Flying Cars in China – That Video is Fake" yang dimuat situs thequint.com pada 23 Februari 2018 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa video mobil terbang itu sempat viral dan diklaim terjadi di China pada 2018 lalu. Ketika itu, video tersebut diklaim terjadi karena bocornya medan magnet kabel bawah tanah.
    Situs berita Tiongkok Shine, yang berada di bawah naungan Shanghai Daily menyatakan bahwa video tersebut adalah rekayasa dan hasil manipulasi. Hal ini telah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian di China.
    Polisi menyoroti berbagai kesalahan dalam video tersebut, antara lain hilangnya zebra cross, ketipisan roda mobil, dan keanehan tiang kawat.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim insiden mobil terbang karena kehilangan gravitasi ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, video tersebut merupakan hasil rekayasa digital.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini