• [KLARIFIKASI] “Iblis ini masuk daftar hitam”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Peristiwa tahun 2017. Sudah ditangani oleh otoritas yang terkait, petugas senior dan junior yang dinilai terlibat sudah dikenai sanksi.

    NARASI

    “Iblis ini masuk daftar hitam !

    Min Aung Hlaing, panglima semua kejahatan di Myanmar harus diadili, jangan sampai dia berkeliaran dengan bebas.

    Genosida terhadap Rohingya dan kejahatan perang terhadap kelompok etnis terjadi di bawah perintahnya..
    lihat dan ingat wajah ini,lihat”.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN



    * Frontier Myanmar: “Tiga polisi junior dijatuhi hukuman dua bulan atas video, sumber polisi mengatakan kepada AFP , termasuk petugas yang memfilmkan itu sebelumnya bernama Zaw Myo Htike oleh media pemerintah. … Tiga polisi senior termasuk seorang mayor juga diturunkan jabatannya dan masa tugas mereka dikurangi karena gagal menegakkan disiplin.”

    Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/35ot36W / http://archive.md/KojLW (arsip cadangan).

    ======

    REFERENSI


    (1) DW: “Pihak berwenang di Myanmar telah meluncurkan penyelidikan setelah sebuah video polisi yang menyiksa Rohingya menjadi viral. Pemerintah Myanmar telah lama berupaya meminimalkan laporan kebrutalan terhadap minoritas Muslim.”

    Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2sqTwlG / http://archive.md/cfr0j (arsip cadangan).


    (2) YouTube: “Petugas kepolisian Myanmar ditahan karena pemukulan terhadap Rohingnya – BBC News

    3.024.558 kali dilihat • 3 Jan 2017

    berita BBC
    5,63 juta pelanggan

    Sebuah video yang memperlihatkan petugas polisi Myanmar memukuli penduduk minoritas Muslim Rohingya di sebuah operasi militer muncul di sosial media Birma.
    Pemerintah menyatakan insiden tersebut, yang direkam oleh seorang polisi, terjadi di wilayah Rakhine yang sedang bergejolak.”

    Video di http://bit.ly/2LWaKOK.


    (3) http://archive.md/LiuY0, arsip cadangan SUMBER.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Erick Thohir nyamar jadi tukang bakso waktu bongkar skandal Ari Garuda”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Foto Erick Thohir berpakaian seperti pedagang bakso itu bukan menyamar sebagai intel. Dia bermain peran dalam drama Hari Antikorupsi Sedunia di SMKN 57 Jakarta Selatan pada 9 Desember 2019.

    Akun Indonesia Jaman Dulu (fb.com/indonesiajamandulu) mengunggah sebuah foto dengan narasi:

    “Erick Thohir nyamar jadi tukang bakso waktu bongkar skandal Ari Garuda. Teknik penyamaran tukang bakso adalah ciri khas intel Indonesia yang sudah ada sejak masa Orde Baru…”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN
    Berdasar penelusuran Jawa Pos dan tim Cek Fakta Medcom.id, foto pria kelahiran Jakarta yang seperti menuangkan adonan bakso itu diunggah situs setpres.setneg.go.id. Momen itu diabadikan fotografer Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden Laily Rachev pada 9 Desember 2019. Pementasan tersebut bertajuk #PrestasiTanpaKorupsi diselenggarakan di SMKN 57, Jati Padang, Jakarta Selatan.

    Ada tiga menteri yang ikut bermain peran. Di antaranya, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandi.

    Presiden Joko Widodo pun tergelitik untuk mengomentari kemampuan akting tiga menterinya itu. Seperti diberitakan Jawapos.com pada 9 Desember lalu, Jokowi menilai, penampilan Nadiem paling pas. Masih kelihatan seperti anak SMA. Sementara itu, Erick disebut sebagai tukang bakso baru. Sebab, pakaian, topi, dan handuknya serbabaru.

    Selain tiga menteri, ada dua pemain lain dari kalangan artis yang ikut dalam pementasan itu. Yakni, Bedu dan Sogy Indraduadja. Nadiem dan Sogy berperan sebagai siswa sekolah kelas X lengkap dengan pakaian SMA. Erick sebagai tukang bakso, sedangkan Wishnutama dan Bedu menjadi siswa senior kelas XII.

    Dikisahkan, Sogy saat itu berperan sebagai bendahara yang mendapat amanah menjaga uang kas. Tetapi, dia malah ingin menggunakan uang kas untuk membeli bakso. Kemudian, Nadiem berupaya mencegah penyalahgunaan uang kas tersebut.

    Drama yang berlangsung selama jam istirahat sekolah itu disaksikan juga oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, juga siswa dan siswi beserta guru SMKN 57 Jakarta.

    Erick yang berperan sebagai pedagang bakso menyampaikan bahwa pendidikan akhlak dan antikorupsi harus masuk sekolah-sekolah. ’’Saya rasa bagus kalau kita bisa terapkan pendidikan akhlak dari sekolah-sekolah dan korupsi bagian dari penjagaan akhlak,’’ ungkap Erick.

    Informasi hoaks tersebut masuk dalam kategori Satire atau parodi. Konten jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh.

    Satire merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu. Kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Secara keumuman, satire dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi.

    Sebenarnya, satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Pihak kepolisian tidak melarang hotel di Banyuwangi memasang atribut Natal dan tahun baru

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Kapolsek Kalipuro AKP Jaenur Kholik membantah adanya penekanan terhadap manajemen hotel untuk melarang pemasangan atribut Natal dan tahun baru. Jaenur mengakui pada 7 Desember lalu melakukan koordinasi pengamanan Natal dan tahun baru ke beberapa hotel di Banyuwangi untuk kamtibmas. Namun dirinya tidak mengeluarkan statement pelarangan tersebut.

    Beredar kabar ada larangan pemasangan atribut Natal tahun 2019 di seluruh hotel di Banyuwangi, Jawa Timur. Disebutkan, imbauan tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga kondusifitas wilayah dan tidak ada gesekan antarumat beragama di Banyuwangi.

    Salah sumber yang cukup banyak dibagikan di media sosial adalah artikel dari situs tagar.id yang berjudul “Hotel di Banyuwangi Diimbau Tak Pasang Atribut Natal”.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Kapolsek Kalipuro, AKP Jaenur Kholik membantah adanya penekanan terhadap manajemen hotel untuk melarang pemasangan atribut Natal dan tahun baru.

    Pihak kepolisian tidak melakukan imbauan itu. Jaenur pun membantah terkait pencatutan namanya yang diklaim sebagai aparat kepolisian yang mengeluarkan larangan tersebut.Nama Jaenur disebut dalam isu tersebut adalah aparat di balik isu itu.

    “Kami dari kepolisian tidak melakukan imbauan itu kepada manajemen hotel. Hoax itu,” ujarnya Rabu 11 Desember 2019.

    Jaenur mengakui pada 7 Desember lalu melakukan koordinasi pengamanan Natal dan tahun baru ke beberapa hotel di Banyuwangi untuk kamtibmas. Namun dirinya tidak mengeluarkan statement pelarangan tersebut.

    “Kami melakukan sosialisasi dan koordinasi keamanan saja. Tidak pada penekanan terhadap manajemen hotel terkait pemasangan atribut Natal,” tambahnya.

    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Kapolresta Banyuwangi, AKBP Arman Asmara Syarifuddin, Public Relations Hotel Santika, Evelyn Mey Fanny, GM Secretary Hotel Illira Banyuwangi, Niken Fajar Andini, dan GM Villa Solong Banyuwangi, Imam Solehan. Mereka membantah adanya imbauan tersebut.

    Jaenur mengatakan Banyuwangi merupakan kota yang sangat menjunjung kerukunan antarumat beragama, sehingga diharapkan masyarakat tidak terpancing oleh isu sara yang dimungkinkan dikembangkan oleh oknum tak bertanggung jawab.

    “Banyuwangi aman dan kondusif. Kami harap masyarakat tidak terpancing oleh isu tersebut,” pungkasnya.

    Sebenarnya, jika artikel berjudul “Hotel di Banyuwangi Diimbau Tak Pasang Atribut Natal” dari situs tagar.id itu dibaca sampai selesai, tidak ditemukan adanya pernyataan terkait larangan pemasangan atribut natal dan tahun baru seperti yang ditulis dijudul. Bahkan di akhir artikel, ditulis “Sebelumnya beredar kabar hotel di Banyuwangi diimbau tidak memasang atribut Natal. Hal ini tidak benar, kata pihak berwenang setempat.”

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] “Megawati: Jauhi Anak Dari Agama Jika Besarnya Nanti Hanya Untuk Membunuh Orang”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Beredar sebuah artikel yang disebarkan melalui blogspot operainf.blogspot.com dengan judul ‘Megawati: Jauh Anak Dari Agama Jika Besarnya Nanti Hanya Untuk Membunuh Orang’. Artikel tersebut muncul pada 11 Desember 2019 melalui situs blogspot yang bernama operainf.blogspot.com. Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, tidak ditemukan pernyataan dari Megawati yang menghimbau agar anak dijauhkan dari agama seperti halnya judul yang diberikan oleh artikel operainf.blogspot.com.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Beredar sebuah artikel melalui blogspot dengan judul ‘Megawati:Jauhi Anak Dari Agama Jika Besarnya Nanti Hanya Untuk Membunuh Orang’. Artikel tersebut beredar melalui blogspot yang diberi nama operinf.blogspot.com dan diterbitkan sejak 11 Desember 2019. Namun jika melihat dari isi artikel tersebut, tidak ditemukan pernyataan dari Megawati seperti halnya yang tertera di judul artikel.

    Jika dibaca, isi dari artikel blogspot tersebut merupakan isi pidato Megawati saat membuka Workshop Wawasan Kebangsaan untuk para Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Sosial pada 9 Desember 2019. Adapun sebagian besar isi dari artikel tersebut adalah menyinggung maraknya aksi-aksi teroris dengan target kelompok yang berbeda agama.

    Dalam pemeriksaan lebih lanjut, melalui mesin pencarian google.com belakangan diketahui bahwa isi artikel yang terdapat dalam artikel operainf.blogspot.com sama dengan artikel yang diterbitkan oleh kumparan pada 9 Desember 2019. Kumparan menerbitkan artikel dengan judul ‘Megawati: Ajari Anak Bukan Hanya Agama, Lalu Sudah Besar Bunuh Orang”. Judul tersebut diambil dari pidato Megawati yang tercantum pada paragraph ketiga milik kumparan.

    Jika dibaca hingga akhir artikel, tidak ditemukan adanya kutipan atau pernyataan Megawati yang menyebut “jauhi anak dari agama” sebagaimana yang dituliskan dalam judul yang dibuat oleh operainf.blogspot.com. Jadi bisa disimpulkan bahwa judul yang diberikan oleh operainf.blogspot.com tidak sesusai dengan fakta atau bahkan menyesatkan yang tentunya bisa menggiring opini serta menimbulkan tafsir yang salah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini