• [HOAKS] Lowongan Kerja Pertamina Marine Solutions pada Agustus 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan lowongan kerja dari Pertamina Marine Solutions yang disebut berlaku pada Agustus 2024.

    Lowongan itu menawarkan beberapa posisi seperti di bagian pemeliharaan transmisi dan gardu.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut adalah hoaks.

    Lowongan kerja di Pertamina Marine Solution pada bulan Agustus 2024 muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan poster lowongan kerja Pertamina Marine Solution dan diberi keterangan:

    ???????????????????????????????????????? ???????????????????????????? ????????????????????????????????????????????????????

    PenempatanSesuai Domisili/Daerah kalian????

    Syarat-Syarat :1. Pria - Wanita2. 17 - 45 th3. Gaji perbulan Rp 5 juta - Rp 40 juta4. SMP SMA.SMK.Sederajat

    Posisi :1. Pemeliharaan transmisi dan gardu induk2. Pemeliharaan Distribusi3. Manajeman Konstruksi4. Pemeliharaan Pembangkitan5. Pemasaran dan pelayanan pelanggan

    6. Akuntansi7. Keuangan8. Pemeliharaan distribusi9. Teknologi informasi10. Niaga

    Fasilitas:1. Lembur2. Seragam3. Kartap4. Makan5. Bpjs

    Pendaftaran Disini Gratis Yah Tidak Dipungut Biaya????????????https://infoloker2024.aplly-my.com/4

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook lowongan kerja yang diklaim berasal dari Pertamina Marine Solution

    Hasil Cek Fakta

    Muhammad Nirwan, Legal and Relation Pertamina Marine Solutions menjelaskan, informasi tersebut adalah hoaks.

    Perusahaan tidak pernah membuka lowongan kerja seperti dalam unggahan tersebut. 

    "Tidak valid. Hoaks," ujar Nirwan kepada Kompas.com Selasa (20/8/2024).

    Adapun Rekrutmen Bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2024 saat ini sudah resmi ditutup.

    Seperti yang pernah diberitakan Kompas.id, pendaftaran Rekrutmen Bersama BUMN tahun ini dibuka sejak 23 Maret sampai 1 April 2024.

    Terdapat sekitar 1.800 lowongan kerja untuk lulusan dengan jenjang pendidikan SMA, D3, S1/D4, serta S2.

    Lowongan tersebut menawarkan sejumlah posisi di beberapa perusahaan BUMN, seperti, Pertamina, Mandiri, BNI, BRI, Pegadaian, BSI, BTN, Kimia Farma, KAI, Jasa Marga, Pelindo, dan PLN.

    Pendaftaran dan selekasi administrasi Rekrutmen Bersama BUMN 2024 dilakukan secara daring melalui situs https://rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id/.

    Kesimpulan

    Unggahan soal lowongan kerja di Pertamina Marine Solution pada Agustus 2024 tidak benar.

    Pihak Legal and Relation Pertamina Marine Solutions, Muhammad Nirwan memastikan informasi tersebut adalah hoaks. 

    Adapun Rekrutmen Bersama BUMN 2024 saat ini sudah resmi ditutup. 

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] WHO Meminta Pemerintah Bersiap dengan Mega Lockdown

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemerintah bersiap dengan mega lockdown.

    Penguncian massa besar-besaran atau mega lockdown dikaitkan dengan merebaknya kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

    Informasi mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (18/9/2024):

    Tuh baca sendiri, bukan mega thrust yang akan terjadi yang akan menghancurkan dan memporak porandakan, tapi "MEGA LOCKDOWN",

    MEGA THRUST yang masih potensi kalian udah pada panik seolah olah negeri ini akan terpecah dan terbelah saja, sedangkan MEGATRON melalui anak kesayangan nya 10 tahun menjabat sudah menghancurkan dan memporak-poranda kan pecah belah sana sini saya lihat kalian santai santai saja tuh, tenang tenang saja sambil berorasi "hidup bapaknya samsul... Hidup bapaknya samsul",

    Pengguna Facebook menyertakan tangkapan layar dari situs web "The People's Voice", 15 Agustus 2024, dengan judul berikut:

    WHO Orders Govt's To Prepare for 'Mega Lockdowns' Die to 'Deadly Monkeypox' Strain

    Narasi serupa juga beredar dalam bahasa Inggris, seperti yang diunggah akun ini dan ini.

    Hasil Cek Fakta

    Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (14/8/2024), menyampaikan mengenai peningkatan jumlah kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo.

    Pada 2023, ada lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian akibat Mpox.

    Kemudian dalam sebulan terakhir, sekitar 90 kasus clade 1b telah dilaporkan di empat negara tetangga Kongo yang belum pernah melaporkan Mpox sebelumnya, yakni Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.

    WHO merekomendasikan sejumlah langkah penanganan, seperti pemberian vaksin dan memperkuat surveilans.

    Namun, tidak ada pernyataan Tedros mengenai permintaan lockdown kepada pemerintah.

    WHO tidak mempunyai wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada pemerintah di seluruh dunia.

    Dilansir USA Today, peran WHO sebagai organisasi ilmiah dan teknis adalah memberi nasihat dan mendukung 194 negara anggotanya.

    Meskipun WHO mengeluarkan rekomendasi kesehatan masyarakat, setiap anggota mempunyai pilihan untuk membuat keputusan sendiri.

    Di sisi lain, narasi yang beredar bersumber dari situs "The People’s Voice" yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi.

    Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs tersebut bias sayap kanan ekstrem yang kerap mempromosikan teori konspirasi dari sumber yang tidak kredibel.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai WHO meminta pemerintah bersiap untuk mega lockdown merupakan hoaks.

    Narasi yang beredar bersumber dari situs yang memiliki rekam jejak menyebar disinformasi dan teori konspirasi.

    Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak pernah bicara mengenai lockdown akibat meningkatnya kasus Mpox.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan dalam Rangka HUT ke-79 RI

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang mengeklaim Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menawarkan bantuan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI).

    Akan tetapi, setelah ditelusuri konten tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video yang mengeklaim Prabowo menawarkan bantuan dalam rangka HUT ke-79 RI muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Dalam video, Prabowo mengatakan, untuk mendapat bantuan cukup dengan menyukai dan membagikan unggahan tersebut.

    Video diberi keterangan sebagai berikut:

    AMANAH DARI SAYA UNTUK ANDA

    ini real 100 % bukan HOAX

    SEMOGA BISA MERINGANKAN PEREKONOMIAN RAKYATKU TERCINTA

     

    Akun Facebook Tangkapan layar Faceboook narasi yang menyebut Prabowo menawarkan bantuan dalam rangka HUT RI

    Hasil Cek Fakta

    Ketika diamati, gerakan bibir dan ucapan yang dikeluarkan Prabowo tidak sinkron.

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation untuk memastikan apakah konten tersebut asli atau hasil rekayasa kecerdasaan buatan (AI).

    Setelah dicek, suara Prabowo menawarkan bantuan terdeteksi dihasilkan AI dengan probabilitas mencapai 88,3 persen.

    Selain itu, di akun Facebook dan Instagram miliki Prabowo juga tidak terdapat konten soal penawaran bantuan dalam rangka HUT RI.

    Sebelumnya di media sosial juga beredar narasi keliru yang menyebut Prabowo menawarkan bantuan melalui nomor WhatsApp.

    Unggahan itu telah dibantah oleh Juru Bicara Prabowo, Dahnil Azhar Simanjuntak. Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Prabowo menawarkan bantuan dalam rangka HUT RI merupakan hasil rekayasa.

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Prabowo terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas mencapai 88,3 persen. 

    Di media sosial milik Prabowo juga tidak ditemukan konten soal penawaran hadiah dalam rangka HUT ke-79 RI.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Tidak Benar Donald Trump Telah Peringatkan soal Lockdown Mpox

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi dengan klaim yang menyatakan kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, telah memperingatkan tentang lockdown akibat wabah cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.

    Sebagai konteks, narasi itu beredar setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah Mpox sebagai darurat kesehatan global pada 14 Agustus 2024.

    Narasi Donald Trump telah memperingatkan soal lockdown Mpox dibagikan oleh akun X (Twitter) ini, ini, dan ini, pada 15 Agustus 2024. Narasi itu disertai video Trump sedang berpidato.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Trump mengatakan kepada para pemilih untuk tidak mematuhi vaksinasi paksa atau lockdown karena “ancaman” Cacar Monyet membayangi. Ia menyebutnya sebagai gangguan pemilu.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dicermati, video yang disertakan dalam narasi tersebut berasal dari akun X yang dikelola oleh tim kampanye Trump @TeamTrump.

    Akun @TeamTrump membagikan video yang sama pada 31 Agustus 2023. Namun, narasi video tidak terkait dengan wabah Mpox.

    Dalam video tersebut, Trump tidak berbicara tentang Mpox, tetapi mengampanyekan penolakan terhadap lockdown dan kewajiban memakai masker terkait Covid-19.

    Sementara itu, Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic mengonfirmasi kepada USA Today bahwa tidak ada perintah lockdown sehubungan penetapan status Mpox sebagai darurat kesehatan global.

    "WHO tidak dapat dan tidak memerintahkan pemerintah untuk mempersiapkan 'mega lockdown' atau segala jenis karantina wilayah karena Mpox," kata Jasarevic melalui email.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Trump telah memperingatkan soal lockdown Mpox perlu diluruskan.

    Video Donald Trump yang dibagikan adalah pernyataan lama pada Agustus 2023.

    Dalam video tersebut, Trump tidak berbicara tentang Mpox, tetapi mengampanyekan penolakan terhadap lockdown dan kewajiban memakai masker terkait Covid-19.

    Selain itu, WHO tidak dapat dan tidak memerintahkan pemerintah berbagai negara untuk memberlakukkan lockdown karena wabah Mpox.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini