• Benar, Tahanan Palestina Dipenjara di Atas Gurun Pasir

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Video yang memuat narasi tahanan Palestina dikerangkeng di gurun pasir bagaikan hewan ternak oleh Israel, beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp dan Instagram.

    Dinarasikan “Sebuah laporan video yang disiarkan oleh Channel 13 Israel menunjukkan tentara dan penjaga Israel mengecek tahanan Palestina yang ditahan di penjara Kejude di Guru Negok. Juga dikenal sebagai Nagap dalam bahasa Arab, angka terbaru dari masyarakat "Tahanan Palestina" Menyatakan bahwa setidaknya 9.300 warga Palestina saat ini ditahan di penjara Israel.”



    Benarkah tahanan Palestina dipenjara di gurun pasir bagaikan hewan ternak oleh tentara Israel? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video ini dengan menelusuri sumber asli menggunakan Yandex Image. Klaim dalam video ini kami analisis dengan sumber terbuka dan pemberitaan media yang kredibel.

    Berdasarkan penelusuran, fragmen video tersebut identik dengan tayangan "Hadashot 13 atau Channel 13 News", salah satu stasiun televisi Israel yang diunggah di kanal YouTube pada 11 Juni 2024.



    Tayangan berbahasa Ibrani tersebut berjudul “ Terlepas dari pelecehan: Pejuang wanita masih dikirim untuk menahan teroris Hamas di penjara”. Liputan ini berisi tentang 600  tentara cadangan perempuan yang walaupun tidak dilatih dan sejumlah bukti pelecehan seksual terhadap mereka, tetap ditugaskan IDF (Israel Defense Forces) untuk membantu menjaga teroris Hamas. 

    Untuk menghilangkan kekuatiran tersebut Dinas Penjara mengizinkan tim News 13 memasuki penjara dan mewawancarai para tentara cadangan tersebut. 

    Dalam tayangan Channel 13 News tersebut juga terdapat keterangan “ ??"? ???? ?????? ????? ??? ????? ????, jika terjemahkan ke bahasa inggris artinya Yitzhak Yosef Kanifit Makikad Prison in Southern Israel. 

     

    Berdasarkan penelusuran Tempo, Israel memiliki puluhan penjara yang digunakan untuk menahan warga Palestina. Ada tiga penjara yang berada di Israel Selatan yaitu di Eshel, Nafcha dan Saharonim. Penjara Saharonim terletak paling utara, dekat kota Sde Teyman, Beersheva,   tidak jauh gurun Sinai yang jadi perbatasan Mesir dan Israel. 

    Tim Cek Fakta Tempo tidak menemukan detail visual yang memadai sebab tidak banyak foto dan video yang tersedia pada sumber terbuka. Namun dalam foto satelit via Bing Map, terlihat lokasi penjara dengan atap jeruji besi. Ini juga disebabkan karena penjara ini dekat dengan instalasi militer Israel yang tentu tidak terbuka untuk publik.



    Dilansir JNS, sebagian Militan Hamas yang ditangkap Israel pasca serangan pada 7 oktober 2023 ditahan di fasilitas penahanan Sde Teiman di dekat Beer Sheva. Terkait kasus pelecehan seksual terhadap penjaga perempuan dilaporkan media Israel

    Dilansir Euro-Med Human Rights Monitor, tawanan Palestina yang ditangkap dan dipenjara di Israel mengalami penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi. Gambar-gambar dan rekaman video yang menunjukkan orang-orang Palestina dilucuti pakaiannya, dibelenggu, ditutup matanya, dan dibariskan dalam barisan di jalanan.

    Hingga artikel ini ditulis, konflik Israel dan Hamas terus terjadi. Sampai saat ini diperkirakan 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan. Di pihak Palestina, diperkirakan 39,455 meninggal dan 10.000 anak dinyatakan hilang. Eskalasi konflik kembali meningkat setelah Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas terbunuh di Iran.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video dan klaim Palestina dikerangkeng di gurun pasir bagaikan hewan ternak oleh Israel adalah benar.

    Video tersebut merupakan liputan Channel 13 News tentang tentara cadangan perempuan yang ditugaskan di penjara. Penjara tersebut merupakan satu diantara penjara yang digunakan oleh Israel untuk menahan militan Hamas dan Warga Palestina.

    Pegiat HAM menemukan foto dan video yang menunjukan tawanan Palestina yang ditangkap dan dipenjara di Israel mengalami penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi. 

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Benar, Laporan tentang Roti Aoka ke BPOM Atas Dugaan Kandungan Zat Berbahaya

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah pesan berantai beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini, ini, ini, mengatakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Selatan (Kalsel) melaporkan Roti Aoka ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

    Narasi itu disertai foto roti berjenama Aoka yang sudah beredar di pasaran. Dikatakan bahwa Kadin Kalsel melayangkan laporan tersebut karena menduga Roti Aoka mengandung zat berbahaya sehingga bisa awet berbulan-bulan.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Namun, benarkah Kadin Kalsel melaporkan Roti Aoka karena dugaan adanya kandungan zat berbahaya?

    Hasil Cek Fakta



    Penelusuran Tempo mendapatkan bahwa akun-akun di Facebook itu menyebarkan narasi yang bersumber dari artikel website Dutatv.com. Artikel itu menjelaskan Kadin Kalsel melaporkan Roti Aoka ke BPOM, atas dugaan kandungan bahan pengawet sodium dehydroacetate dalam pembuatan roti.

    Dilansir Majalah Tempo edisi 21 Juli 202 4, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin Kalsel sekaligus Ketua Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo (Parimbo), Aftahuddin, mengatakan sejumlah anggota Parimbo yang menemukan dugaan kandungan zat berbahaya dalam roti itu.

    Paguyubannya mendeteksi pemasaran Roti Aoka di Kalsel sejak tahun 2017. Paguyuban penasaran pada produk tersebut yang bisa awet sampai lebih dari tiga bulan. Mereka pun sempat mencari tahu teknologi pengawetan roti sampai Cina dan Jepang.

    Namun mereka justru mendapat tanggapan negatif dari produsen roti Cina dan Jepang. Produsen roti luar negeri itu menyatakan justru mencurigakan bila ada roti yang bisa awet sampai berbulan-bulan. Produsen roti Cina menyarankan paguyuban menguji kandungan dalam roti, bila ada zat pengawet yang berbahaya.

    Mereka pun mengikuti saran itu dan menguji sampel Roti Aoka ke laboratorium milik PT SGS Indonesia, bagian dari SGS Group, perusahaan multinasional yang menyediakan jasa tes laboratorium untuk verifikasi, inspeksi dan sertifikasi.

    Hasilnya, Roti Aoka mengandung bahan pengawet sodium dehydroacetate, yang biasa digunakan untuk produksi kosmetik dan dianggap berbahaya bila masuk ke makanan. Penggunaan zat itu pada makanan juga belum diizinkan di Indonesia.

    Demikian juga Roti Okko di Bandung, Jawa Barat, yang dipermasalahkan produsen roti rumahan lokal. Roti ini juga menjadi terkenal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, yang dianggap sebagai roti murah yang awet berbulan-bulan.

    Awalnya, Deputi Pengawasan Pangan BPOM, Emma Setyawati, kepada Tempo menyatakan pihaknya telah mengambil sampel kedua roti tersebut secara random dan mengujinya di laboratorium sendiri.

    Dikatakan hasilnya, produk tidak mengandung sodium dehydroacetate dan dinyatakan layak edar. Namun, setelah dugaan itu viral, BPOM kembali melakukan uji laboratorium pada kedua jenama roti tersebut, dan menemukan fakta baru.

    Hasil uji diumumkan di website resmi BPOM, yang mengatakan bahwa Roti Aoka tidak mengandung natrium dehydroacetate. Sementara Roti Okko dinyatakan tidak diproses dengan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) secara konsisten. 

    Roti Okko terbukti mengandung natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat), yang tidak sesuai dengan komposisi yang didaftarkan ke BPOM dan tidak termasuk zat yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan.

    Dengan temuan itu, PT Abadi Rasa Food harus menghentikan produksi Roti Okko, menarik produk itu dari pasaran, memusnahkannya, dan melaporkan kegiatan penarikan dan pemusnahan tersebut pada BPOM.

    Zat Aditif Natrium Dehydroacetate

    Guru Besar IPB University, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknik Pertanian, Profesor Sugiyono, mengatakan natrium dehydroacetate alias sodium dehydroacetate, banyak terkandung dalam mie instan, kue kering, dan daging yang diasinkan, sebagaimana dilaporkan Tempo.

    Komisi Codex Alimentarius (CAC) yang merupakan lembaga internasional di bidang pengaturan zat aditif di industri makanan, sejauh ini belum mengatur penggunaan natrium dehydroacetate yang juga kerap disebut SDHA itu.

    Namun, masing-masing negara memiliki temuan dan kebijakannya sendiri terkait penggunaan zat tersebut pada makanan. Indonesia sendiri belum mengizinkan penggunaan zat tersebut di industri makanan.

    Di Cina, dalam aturan yang mulai berlaku tahun 2025, penggunaan natrium dehydroacetate dalam produk makanan dilarang. Sementara di Amerika Serikat, penggunaan zat itu sebagai bahan tambahan makanan diperbolehkan, dengan dosis dan cakupan penggunaan yang diatur secara ketat.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Kadin Kalsel melaporkan Roti Aoka pada BPOM terkait dugaan adanya kandungan pengawet berbahaya dalam roti adalah klaim yang benar.

    Namun kemudian BPOM melakukan uji laboratorium kembali untuk produk Roti Aoka dan Roti Okko. Roti Okko dinyatakan mengandung natrium dehidroasetat dan ditarik peredarannya, sementara Roti Aoka tidak dan dinyatakan aman dikonsumsi.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Belum Ada Bukti, Klaim Mengkudu Menyembuhkan Darah Tinggi Secara Permanen

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/08/2024

    Berita



    Sebuah video pendek berisi klaim tentang obat herbal berupa daun mengkudu bisa mencegah dan menormalkan darah secara permanen. Narasi dalam video Facebook [ arsip ] itu menyebut bahwa darah tinggi menjadi faktor utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Obat-obatan hanya menormalkan sementara.

    Narator mengatakan caranya dengan merebus dua lembar daun mengkudu yang sudah tua. Rebus dengan air satu gelas sampai mendidih lalu minum air rebusan itu secara rutin satu kali sehari. Lakukan tiga sampai lima hari.



    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai 10,3 ribu dan dibagikan hingga 2,7 ribu kali. Benarkah daun mengkudu bisa menormalkan darah tinggi?

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mewawancarai ahli. Menurut staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, dr. Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki potensi menurunkan tekanan darah.

    “Namun demikian sejauh yang saya ketahui dari hasil pencarian pada database publikasi, penelitian dilakukan terbatas pada hewan dan belum diaplikasikan pada uji klinis,” jelas Rizky melalui pesan singkat kepada Tempo, Rabu, 31 Juli 2024.

    Penelitian menunjukkan bahwa akar tanaman mengkudu memiliki potensi menurunkan tekanan darah dengan cara relaksasi pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan pembuluh darah perifer yang pada akhirnya menurunkan tekanan darah.

    “Menurut pandangan saya, klaim ini belum sepenuhnya terbukti,” kata Rizky.

    Ahli dari Medical News Today memberikan sejumlah tips untuk menurunkan tekanan darah secara alami diantaranya yakni dengan berolahraga atau jalan kaki secara teratur, mengurangi asupan natrium, mengurangi alkohol, mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung kalium, mengelola stress, mengurangi berat badan, dan berhenti merokok.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo tentang klaim daun mengkudu menyembuhkan darah tinggi secara permanen belum ada bukti.

    Berdasarkan hasil pencarian pada database publikasi, penelitian yang mengindikasikan bahwa mengkudu  memiliki potensi menurunkan tekanan darah, belum sampai tahap uji klinis.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek fakta, video Hamas narasikan akan lancarkan serangan pada Olimpiade Paris

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menarasikan Hamas mengeluarkan video dan mengancam akan melakukan serangan pada acara Olimpiade Paris 2024.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Hamas merilis sebuah video yang mengancam Paris dan Olimpiade:

    ‘Anda akan membayar atas apa yang telah Anda lakukan. Sungai darah akan mengalir di jalan-jalan Paris.’

    Video tersebut diakhiri dengan seorang anggota Hamas yang memegang kepala perempuan yang terpenggal.

    Hamas merupakan ancaman global.”

    Namun, benarkah video Hamas yang menarasikan akan lakukan serangan pada Olimpiade Paris?

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari NBC News, para peneliti dari Pusat Analisis Ancaman Microsoft menyebut video itu berasal dari kelompok yang biasa menyebarkan disinformasi asal Rusia. Detail video sebelumnya tentang Ukraina juga sesuai dengan video itu.

    Dalam video tersebut, seorang pria dengan wajah terbungkus syal berdiri di dinding abu-abu dan berbicara kepada orang-orang Perancis dan Presiden Emmanuel Macron.

    Dia mengatakan dalam bahasa Arab bahwa “sungai darah akan mengalir melalui jalan-jalan Paris”, dikarenakan dukungan Perancis terhadap Israel. Selain itu, Perancis juga menyambut atlet Israel di Olimpiade Paris.

    Pihak berwenang Perancis telah meyakinkan publik akan memberikan pengamanan yang maksimal dengan mengerahkan puluhan ribu personel keamanan. Microsoft juga menyebut ada pihak yang ingin menakut-nakuti publik.

    Para peneliti Microsoft mengatakan pada hari Selasa bahwa sebuah kelompok yang dikenal sebagai Storm-1516, tampaknya berada di belakang video tersebut.

    Pada bulan Juni, pusat analisis ancaman Microsoft mengatakan dalam sebuah laporan bahwa salah satu tujuan Rusia adalah untuk menciptakan ketakutan seputar ancaman kekerasan selama Olimpiade Paris.

    “Tujuannya untuk menghalangi penonton menghadiri Olimpiade," tulis Manajer Umum Pusat Analisis Ancaman Microsoft, Clint Watts.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

    • ANTARA News
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini