KOMPAS.com- Sebuah gambar menampilkan tempat parkir dengan bagian atapnya dibuat taman dengan bunga yang bermekaran, dan diklaim berada di Jepang
Setelah ditelusuri, narasi tersebut keliru. Lokasi tempat parkir yang ditampilkan dalam foto bukan berada di Jepang, namun China.
Gambar yang mengeklaim tempat parkir di Jepang bagian atapnya dibuat taman muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
Dalam unggahannya akun tersebut menuliskan keterangan:
Atap hijau di lahan parkir di Jepang. Sbg habitat utk berbagai serangga, tawon, kumbang dan kupu², yg akan mendukung keanekaragaman hayati.
Dlm rangka keberlangsungan lingkungan kota yg sehat & alamiah.
[KLARIFIKASI] Gambar Tempat Parkir dengan Taman di Atap Berada di China, Bukan Jepang
Sumber:Tanggal publish: 20/06/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri gambar tersebut mirip dengan video yang diunggah akun media sosial Weibo milik Distrik Wuming, Kota Nanning, China pada 26 Januari 2024.
Dalam keterangannya, dijelaskan bahwa bunga yang bermekaran berada di tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning, China.
"Baru-baru ini, ketika beberapa kota di utara dan Guangxi masih tertutup es dan salju, bunga api yang ditanam di tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning bermekaran."
"Taman penuh dengan bunga yang indah. Tempat parkir itu disebut "tempat parkir terindah" oleh warga," tulis akun Weibo distrik Wuming
Dilansir AFP, Cécile Asanuma-Brice, peneliti sosiologi perkotaan di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis menjelaskan, di Jepang memang ada taman yang dibuat di atas pusat perbelanjaan. Salah satunya, Taman Miyashita yang dibuat pada 1960-an.
Namun, membuat taman di bagian atap tempat parkir masih belum menjadi hal yang umum.
Sementara, Sophie Buhnik, ahli geografi yang mendalami studi soal kota di Jepang mengatakan, meskipun tren atap hijau sudah ada sejak lama di Jepang, namun ia tidak begitu tahu soal tempat parkir beratap hijau di negeri matahari terbit tersebut.
Adapun pencarian di Google juga tidak menemukan adanya informasi soal taman di Jepang yang dibuat di bagian atap tempat parkir.
Dalam keterangannya, dijelaskan bahwa bunga yang bermekaran berada di tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning, China.
"Baru-baru ini, ketika beberapa kota di utara dan Guangxi masih tertutup es dan salju, bunga api yang ditanam di tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning bermekaran."
"Taman penuh dengan bunga yang indah. Tempat parkir itu disebut "tempat parkir terindah" oleh warga," tulis akun Weibo distrik Wuming
Dilansir AFP, Cécile Asanuma-Brice, peneliti sosiologi perkotaan di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis menjelaskan, di Jepang memang ada taman yang dibuat di atas pusat perbelanjaan. Salah satunya, Taman Miyashita yang dibuat pada 1960-an.
Namun, membuat taman di bagian atap tempat parkir masih belum menjadi hal yang umum.
Sementara, Sophie Buhnik, ahli geografi yang mendalami studi soal kota di Jepang mengatakan, meskipun tren atap hijau sudah ada sejak lama di Jepang, namun ia tidak begitu tahu soal tempat parkir beratap hijau di negeri matahari terbit tersebut.
Adapun pencarian di Google juga tidak menemukan adanya informasi soal taman di Jepang yang dibuat di bagian atap tempat parkir.
Kesimpulan
Gambar yang mengeklaim tempat parkir di Jepang dengan bagian atapnya dibuat taman merupakan informasi yang tidak benar dan salah konteks.
Gambar tersebut merupakan tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning, China, dan bukan di Jepang.
Gambar tersebut merupakan tempat parkir Gedung Xingwu di Distrik Wuming, Kota Nanning, China, dan bukan di Jepang.
Rujukan
[KLARIFIKASI] YouTube Tidak Putar Ulang Iklan jika Pengguna Alihkan Pandangan
Sumber:Tanggal publish: 20/06/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar gambar yang menarasikan soal fitur baru platform berbagi video, YouTube.
Menurut gambar tersebut, Youtube memiliki fitur yang akan memutar ulang sebuah iklan jika pengguna mengalihkan pandangan dari layar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu merupakan satire.
Informasi mengenai fitur baru YouTube yang akan memutar ulang iklan jika pengguna mengalihkan pandangan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut memuat gambar tangkapan layar ponsel yang memutar sebuah video YouTube dan terdapat pemberitahuan sebagai berikut:
Please maintain eye contact for the duration of the ad. Since you looked away, you'll need to rewatch from the beginning. Restart ad.
(Harap pertahankan kontak mata selama iklan berlangsung. Karena Anda memalingkan muka, maka Anda harus menonton ulang dari awal. Mulai ulang iklan.
akun Facebook Tangkapan layar konten satire di sebuah akun Facebook, Rabu (19/6/2024), soal fitur baru YouTube yang akan memutar ulang iklan jika pengguna mengalihkan pandangan.
Menurut gambar tersebut, Youtube memiliki fitur yang akan memutar ulang sebuah iklan jika pengguna mengalihkan pandangan dari layar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu merupakan satire.
Informasi mengenai fitur baru YouTube yang akan memutar ulang iklan jika pengguna mengalihkan pandangan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut memuat gambar tangkapan layar ponsel yang memutar sebuah video YouTube dan terdapat pemberitahuan sebagai berikut:
Please maintain eye contact for the duration of the ad. Since you looked away, you'll need to rewatch from the beginning. Restart ad.
(Harap pertahankan kontak mata selama iklan berlangsung. Karena Anda memalingkan muka, maka Anda harus menonton ulang dari awal. Mulai ulang iklan.
akun Facebook Tangkapan layar konten satire di sebuah akun Facebook, Rabu (19/6/2024), soal fitur baru YouTube yang akan memutar ulang iklan jika pengguna mengalihkan pandangan.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan informasi di laman support Google, perusahaan yang menaungi YouTube, platform tersebut tidak memiliki fitur pemutar ulang iklan.
Fitur pemutar iklan di YouTube belum memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah penonton memperhatikan layar atau tidak.
YouTube memiliki empat template iklan, salah satunya adalah non-skippable ads atau iklan yang tidak dapat dilewatkan.
Pengguna tidak dapat melewatkan iklan yang diputar sekitar 6-15 detik. Namun, iklan tidak akan diulang meski pengguna tidak memperhatikannya.
Dilansir Snopes, gambar tangkapan layar ponsel itu pertama kali diunggah oleh seorang desainer produk bernama Soren Iverson melalui akun X-nya pada Kamis (14/6/2024).
Dikutip dari Business Insider, Iverson merupakan desainer produk yang berbasis di Los Angeles, Cash App.
Sebagai promosi desain produknya, Iverson menciptakan desain satire dari aplikasi-aplikasi populer.
"Saya seorang desainer produk yang menciptakan versi absurd dari aplikasi yang kita gunakan setiap hari," tulis Iverson, dalam situs webnya.
Sebelumnya, Kompas.com juga menelusuri desain Iverson lainnya mengenai batas usia pengguna platform pemutar musik, Spotify.
Fitur pemutar iklan di YouTube belum memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah penonton memperhatikan layar atau tidak.
YouTube memiliki empat template iklan, salah satunya adalah non-skippable ads atau iklan yang tidak dapat dilewatkan.
Pengguna tidak dapat melewatkan iklan yang diputar sekitar 6-15 detik. Namun, iklan tidak akan diulang meski pengguna tidak memperhatikannya.
Dilansir Snopes, gambar tangkapan layar ponsel itu pertama kali diunggah oleh seorang desainer produk bernama Soren Iverson melalui akun X-nya pada Kamis (14/6/2024).
Dikutip dari Business Insider, Iverson merupakan desainer produk yang berbasis di Los Angeles, Cash App.
Sebagai promosi desain produknya, Iverson menciptakan desain satire dari aplikasi-aplikasi populer.
"Saya seorang desainer produk yang menciptakan versi absurd dari aplikasi yang kita gunakan setiap hari," tulis Iverson, dalam situs webnya.
Sebelumnya, Kompas.com juga menelusuri desain Iverson lainnya mengenai batas usia pengguna platform pemutar musik, Spotify.
Kesimpulan
Narasi mengenai fitur baru YouTube yang akan memutar ulang iklan jika pengguna mengalihkan pandangan merupakan konten satire.
Gambar tangkapan layar ponsel yang memuat narasi itu dibuat oleh seorang desainer produk bernama Soren Iverson.
Gambar tangkapan layar ponsel yang memuat narasi itu dibuat oleh seorang desainer produk bernama Soren Iverson.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo?fbid=1860555484421582&set=gm.858814382875335&idorvanity=201737978582982
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=437601139051830&set=a.100680712743876
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=6931607430274841&set=a.466164296819219
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10212334673799188&set=a.2995087053429
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=449798761119983&set=a.112230058210190
- https://support.google.com/displayvideo/answer/9322949?hl=en&ref_topic=6190068&sjid=4473710688947158045-AP
- https://support.google.com/displayvideo/answer/9224914?hl=en
- https://www.snopes.com/fact-check/youtube-ads-replay/
- https://twitter.com/soren_iverson/status/1801253187602788424
- https://t.co/NpK8cC61mz
- https://twitter.com/soren_iverson/status/1801253187602788424?ref_src=twsrc%5Etfw
- https://www.businessinsider.com/soren-iverson-behind-viral-fake-app-features-twitter-2023-5
- https://canyouimagine.lol/
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/04/26/182000182/konten-satire-soal-batas-usia-pengguna-spotify
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
[KLARIFIKASI] Video Teatrikal Seniman Polandia Kritik Israel, Bukan Mengolok-olok Korban
Sumber:Tanggal publish: 19/06/2024
Berita
KOMPAS.com - Video pementasan teatrikal seniman Polandia yang mengkritik serangan Israel dibagikan dengan narasi keliru.
Menurut narasi di media sosial, video itu berisi olok-olok oleh tentara Israel yang memeragakan serangan ke tenda pengungsi di Rafah, Palestina.
Tentara itu diklaim mengejek para korban di Rafah. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Narasi tentara Israel mengejek korban serangan di Rafah dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (16/6/2024).
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
"Tentara" penjajah Israel sekali lagi mengolok-olok para korban di Rafah.
Mereka punya waktu untuk menghibur diri dengan memeragakan pembantaian dan pembakaran orang-orang tak berdosa hidup-hidup di dalam tenda!!!
JELASKAN KEPADA SAYADI MANA "MORALITAS" DI SINI
Dalam video itu, seorang pria berseragam militer memainkan replika pesawat terbang di atas tenda putih dengan siluet seorang anak. Kemudian, pria tersebut menyulut api dan membuat tenda putih itu terbakar.
Terdapat watermark logo Instagram dan handle akun @igor_dobrowolski yang disematkan pada video berdurasi 18 detik tersebut.
Menurut narasi di media sosial, video itu berisi olok-olok oleh tentara Israel yang memeragakan serangan ke tenda pengungsi di Rafah, Palestina.
Tentara itu diklaim mengejek para korban di Rafah. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Narasi tentara Israel mengejek korban serangan di Rafah dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (16/6/2024).
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
"Tentara" penjajah Israel sekali lagi mengolok-olok para korban di Rafah.
Mereka punya waktu untuk menghibur diri dengan memeragakan pembantaian dan pembakaran orang-orang tak berdosa hidup-hidup di dalam tenda!!!
JELASKAN KEPADA SAYADI MANA "MORALITAS" DI SINI
Dalam video itu, seorang pria berseragam militer memainkan replika pesawat terbang di atas tenda putih dengan siluet seorang anak. Kemudian, pria tersebut menyulut api dan membuat tenda putih itu terbakar.
Terdapat watermark logo Instagram dan handle akun @igor_dobrowolski yang disematkan pada video berdurasi 18 detik tersebut.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video asli di akun Instagram sang seniman, Igor Dobrowolski, yang diunggah pada 12 Juni 2024.
Pementasan teatrikal itu merupakan bentuk protes Dobrowolski terhadap serangan Israel ke kamp-kamp pengungsi di Rafah.
Penampilan itu ia beri judul "Most moral army in the world", yang merupakan sindiran terhadap kekejaman pasukan Israel.
Dilansir Kompas.com, dunia internasional mengecam serangan Israel ke kamp pengungsi di Rafah pada 26 Mei 2024 yang menewaskan 45 orang.
Dua hari kemudian, Israel menembaki kamp pengungsi Al Mawasi di sebelah barat Rafah dan menewaskan sedikitnya 21 orang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tewasnya warga sipil adalah "kecelakaan tragis", tetapi ia tidak berniat menghentikan serangan.
Netanyahu mengatakan, Israel mengambil setiap tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan untuk melindungi warga sipil.
Ia bersikeras bahwa pasukan Israel telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk tidak melukai orang-orang yang tidak terlibat dalam konflik.
Pementasan teatrikal itu merupakan bentuk protes Dobrowolski terhadap serangan Israel ke kamp-kamp pengungsi di Rafah.
Penampilan itu ia beri judul "Most moral army in the world", yang merupakan sindiran terhadap kekejaman pasukan Israel.
Dilansir Kompas.com, dunia internasional mengecam serangan Israel ke kamp pengungsi di Rafah pada 26 Mei 2024 yang menewaskan 45 orang.
Dua hari kemudian, Israel menembaki kamp pengungsi Al Mawasi di sebelah barat Rafah dan menewaskan sedikitnya 21 orang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tewasnya warga sipil adalah "kecelakaan tragis", tetapi ia tidak berniat menghentikan serangan.
Netanyahu mengatakan, Israel mengambil setiap tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan untuk melindungi warga sipil.
Ia bersikeras bahwa pasukan Israel telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk tidak melukai orang-orang yang tidak terlibat dalam konflik.
Kesimpulan
Video pementasan teatrikal seniman Polandia dinarasikan secara keliru. Aksi tersebut bukan dilakukan oleh tentara Israel yang mencemooh korban serangan di Rafah.
Seniman Polandia bernama Igor Dobrowolski itu mementaskan sandiwara untuk memprotes serangan Israel ke kamp pengungsi warga Palestina di Rafah.
Seniman Polandia bernama Igor Dobrowolski itu mementaskan sandiwara untuk memprotes serangan Israel ke kamp pengungsi warga Palestina di Rafah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/radler55/posts/pfbid0UwWTnvdKds1zKJSJRxR6FzgQdhFMonABvwt8WRR8kQk8EvYBTP5mPqWtaxMzMVnal
- https://www.instagram.com/p/C8FyxW_Mx0V/?hl=en
- https://www.instagram.com/reel/C8FyxW_Mx0V/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/05/30/111000282/fakta-serangan-israel-ke-rafah-kamp-pengungsi-jadi-sasaran?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Hoaks! Menkes disebut ancam tenaga medis karena protes
Sumber:Tanggal publish: 21/06/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan X menampilkan tangkapan layar zoom meeting yang dikirim oleh pengguna yang mengatasnamakan Menteri Kesehatan Budi Sadikin pada obrolan grup rapat daring.
Dalam tangkapan layar tersebut, dinarasikan Kemenkes sudah memantau dan mencatat nama-nama yang mengikuti webinar tersebut dan akan mendapatkan konsekuensi terutama ASN.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Hadeuh Sekelas menteri @KemenkesRI main ngancam2 di zoom meeting Padahal dokter2 ini cuma komplen tentang pernyataan @BudiGSadikin mengenai stetoskop”
Namun, benarkah Menteri Kesehatan Budi Sadikin ancam tenaga medis di webinar karena komplain pernyataan Menkes terkait stetoskop?
Dalam tangkapan layar tersebut, dinarasikan Kemenkes sudah memantau dan mencatat nama-nama yang mengikuti webinar tersebut dan akan mendapatkan konsekuensi terutama ASN.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Hadeuh Sekelas menteri @KemenkesRI main ngancam2 di zoom meeting Padahal dokter2 ini cuma komplen tentang pernyataan @BudiGSadikin mengenai stetoskop”
Namun, benarkah Menteri Kesehatan Budi Sadikin ancam tenaga medis di webinar karena komplain pernyataan Menkes terkait stetoskop?
Hasil Cek Fakta
Banyak dokter melayangkan protes atas pernyataan Menkes Budi Gunadi yang menyebut stetoskop tidak ilmiah untuk mendeteksi penyakit karena dokter tidak bisa langsung mendeteksi penyakit yang diderita pasien.
Sebelumnya, diketahui Budi Gunadi menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang membahas peran lain dari teknologi AI di sektor kesehatan, yaitu mengubah cara kerja kedokteran dan membantu dokter dalam mendeteksi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat, dan presisi.
Dalam webinar tersebut, Menkes menyinggung terkait dokter yang mendeteksi penyakit jantung menggunakan stetoskop yang menurutnya tidak ilmiah jika mendeteksi penyakit hanya didengarkan dari suaranya saja.Pernyataan tersebut kemudian menjadi ramai karena dinilai publik meremehkan peran stetoskop.
Budi Sadikin dalam Instagram resminya menyebut stetoskop akan tetap diperlukan oleh dokter saat pemeriksaan. Namun, alangkah lebih baik ditunjang dengan pemeriksaan canggih lainnya seperti EKG / Echocardiography / CT-scan jantung bahkan Polygenic Testing.
Terkait ancaman dipercakapan grup obrolan, Kemenkes juga menyatakan pernyataan tersebut merupakan informasi palsu atau hoaks.
Klaim: Menteri Kesehatan Budi Sadikin ancam tenaga medis di webinar karena komplain terkait pernyataan Menkes
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Sebelumnya, diketahui Budi Gunadi menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang membahas peran lain dari teknologi AI di sektor kesehatan, yaitu mengubah cara kerja kedokteran dan membantu dokter dalam mendeteksi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat, dan presisi.
Dalam webinar tersebut, Menkes menyinggung terkait dokter yang mendeteksi penyakit jantung menggunakan stetoskop yang menurutnya tidak ilmiah jika mendeteksi penyakit hanya didengarkan dari suaranya saja.Pernyataan tersebut kemudian menjadi ramai karena dinilai publik meremehkan peran stetoskop.
Budi Sadikin dalam Instagram resminya menyebut stetoskop akan tetap diperlukan oleh dokter saat pemeriksaan. Namun, alangkah lebih baik ditunjang dengan pemeriksaan canggih lainnya seperti EKG / Echocardiography / CT-scan jantung bahkan Polygenic Testing.
Terkait ancaman dipercakapan grup obrolan, Kemenkes juga menyatakan pernyataan tersebut merupakan informasi palsu atau hoaks.
Klaim: Menteri Kesehatan Budi Sadikin ancam tenaga medis di webinar karena komplain terkait pernyataan Menkes
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
Halaman: 1587/6686