• [KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Rusia Dukung Iran jika AS Terlibat

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/04/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa Rusia akan memberikan dukungan kepada Iran apabila Amerika Serikat (AS) ikut campur dalam pertempuran Iran melawan Israel.

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu belum terbukti kebenarannya.

    Informasi soal dukungan Rusia terhadap Iran jika AS terlibat pertempuran disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (15/4/2024).

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa RUSIA akan MENDUKUNG IRAN jika Amerika ikut campur dalam pertempuran Iran VS Israel.

    Akun lainnya menarasikan, Putin memberikan dukungan jika AS menyerang Iran. Berikut yang ditulis salah satu akun, pada Minggu (14/4/2024):

    PRESIDEN RUSIA VLADIMIR PUTIN MENYATAKAN SIAP DUKUNG IRAN JIKA AMERIKA MENYERANG TANAH IRAN

    akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi belum terbukti, Selasa (16/4/2024), soal dukungan Rusia terhadap Iran untuk melawan Israel.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com tidak menemukan berita dan laporan yang membuktikan dukungan Rusia terhadap Iran. Tidak ada pula dukungan terbuka yang disampaikan Putin terkait serangan Iran ke Israel.

    Satu-satunya pernyataan dari Rusia terhadap serangan Iran berasal dari Kementerian Luar Negeri Rusia, pada Minggu (14/4/2024).

    Dalam pernyataan tersebut, Kemenlu Rusia menyatakan keprihatinannya. Namun, tidak ada pernyataan untuk mendukung salah satu negara.

    "Kami menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menahan diri. Kami mengharapkan negara-negara di kawasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui cara-cara politik dan diplomasi. Kami percaya penting bagi para pemain internasional yang berpikiran konstruktif untuk berkontribusi dalam upaya ini," tulis Kemenlu Rusia.

    Ada pula siaran pers singkat soal percakapan melalui telepon antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir-Abdollahian, pada Sabtu (13/4/2024) sore.

    Sementara, serangan Iran ke Israel berlangsung pada malam hari.

    Pihak Rusia menegaskan kembali kecaman kerasnya atas serangan udara Israel terhadap kantor konsulat Iran di Damaskus, pada 1 April.

    Selain itu, Rusia dan Iran menegaskan komitmen bersama untuk mempertahankan koordinasi tingkat tinggi pada prioritas agenda internasional dan regional.

    Mereka menekankan kepentingan bersama untuk membangun kerja sama politik maupun diplomatik, serta interaksi perdagangan dan ekonomi di bidang transportasi serta logistik, termasuk lalu lintas transit.

    Pernyataan lain disampaikan oleh juru bicara presiden Rusia Dmitry Peskov, pada Senin (15/4/2024), yang isinya kurang lebih sama seperti poin-poin yang disampaikan Kemenlu Rusia.

    "Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun," kata Peskov, dilansir Tass.

    Sejauh ini belum ada pernyataan terbuka dari Rusia maupun dari Putin langsung soal dukungannya terhadap Iran.

    Adapun foto yang dipakai dalam narasi yang beredar bersumber dari Alamy.com. Itu adalah foto ketika Putin bersalaman dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Mokswa, Rusia, pada 7 Desember 2023.

    Kesimpulan

    Narasi soal dukungan Rusia terhadap Iran belum terbukti. Putin belum membuat pernyataan publik apa pun soal serangan Iran ke Israel.

    Kemenlu Rusia dan juru bicara Putin, Dmitry Peskov, hanya menyerukan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Gempa Sulawesi Barat

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video gempa Sulawesi Barat, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 9 April 2024.
    Unggahan klaim video gempa Sulawesi Barat menampilkan jalan dan permukaan tanah yang terbelah, terlihat dalam video tersebut sejumlah orang berlarian sambil berteriak disertai dengan guncangan sehingga meruntuhkan sejumlah bangunan dan terlihat sejumlah kendaraan berada di tengah retakan tanah.
    Video terlihat direkam di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina dan terdapat petunjuk arah dengan bertuliskan bahasa Indonesia "Masuk".
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Gempa di Sulawesi barat😭😭😭"
    Benarkah klaim video gempa Sulawesi Barat? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video gempa Sulawesi Barat, dengan menangkap layar salah satu tayangan video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
     
    Penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "Sigi Biromaru: terrifying footage of lateral spreading during the Sulawesi earthquake" yang dimuat situs blogs.agu.org, pada 15 Oktober 2018.
    Tulisan tersebut memuat beragam foto yang identik dengan cuplikan klaim video.
    Situs blogs.agu.org menyebutkan, perisitwa dalam video dan foto terjadi di Sigi Biromaru pinggiran kota Palu yang terletak di sisi timur lembah.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Old Video Claiming To Be Of Papua New Guinea Quake Goes Viral" yang dimuat situs ndtv.com, pada  14 September 2022, artikel tersebut memuat cuplikan foto yang identik dengan klaim.
    Artikel situs ndtv.com menyebutkan, video tersebut sebenarnya adalah gempa tahun 2018 yang melanda kepulauan Indonesia.
    Terkait dengan gempa dengan gempa Sulawesi Barat, berdasarkan catatan Liputan6.com, Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), pada Rabu (8/6/2022). Gempa Mamuju tersebut terjadi sekitar pukul 12.32 WIB. 
    Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,77° LS; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 KM arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video gempa Sulawesi Barat tidak benar.
    Video gempa terjadi di Sigi Biromaru pinggiran kota Palu pada 2018.
     
     

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Satir FIFA Batalkan Kemenangan Qatar Atas Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut FIFA membatalkan kemenangan Qatar atas Timnas Indonesia di Piala Asia U-23. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 17 April 2024.
    Berikut isi postingannya:
    "FIFA DENGAN RESMI membatalkan kemenangan Qatar atas indonesia di piala Asia u23 karena kecurangan wasit!!
    JADI HARAPAN BESAR PECINTA SEPAKBOLA TANAH AIR 😔🗣️
    VAR hanya jadi pajangan"
    Hingga saat ini postingan itu telah dilihat 206,4 ribu kali, mendapat 81, ribu komentar dan 927 kali dibagikan.
    Lalu benarkah postingan yang menyebut FIFA membatalkan kemenangan Qatar atas Timnas Indonesia di Piala Asia U-23?
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri ke laman resmi Piala Asia U-23, The-afc.com. Di sana tidak terdapat informasi yang membatalkan kemenangan Qatar atas Indonesia pada laga perdana Piala Asia U-23 yang digelar 15 April 2024 di Stadion Jassim bin Hamad lalu.
    Penelusuran juga dilanjutkan dengan membuka laman resmi FIFA, FIFA.com. Di sana juga tidak terdapat informasi valid terkait klaim dalam postingan.
    Kemenangan Qatar atas Timnas Indonesia memang diwarnai kontroversi. Wasit yang memimpin pertandingan Nasrullo Kabirov dinilai memberikan keputusan yang tidak adil bagi Timnas Indonesia.
    PSSI pun melaporkan pada AFC terkait pertandingan itu, namun usaha tersebut gagal termasuk upaya menghapuskan kartu merah yang diterima Ivar Jenner.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut FIFA membatalkan kemenangan Qatar atas Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 adalah tidak benar. Itu merupakan satir atau parodi pada laga yang dinilai penuh kontroversi.
    Namun postingan satir atau parodi ini bisa mengecoh banyak orang jika tidak diklarifikasi.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, McDonald's Mengucapkan Selamat pada IDF Melalui Poster

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/04/2024

    Berita



    Sebuah gambar beredar di beberapa akun Facebook, yang disertai narasi bahwa perusahaan waralaba makanan asal Amerika Serikat, McDonald’s (McD), menyampaikan selamat pada pasukan pertahanan Israel (IDF).

    Gambar itu memperlihatkan sebuah poster berlogo McD yang berisi ucapan selamat pada IDF atas pencapaian mereka membunuh lebih dari 30 ribu warga sipil di Gaza. Tulisan juga menyatakan kebanggan McD turut menyumbangkan makanan pada IDF ketika masyarakat di Gaza kelaparan.

    Tulisan yang disertakan mengajak masyarakat memboikot McD yang dianggap mendukung genosida yang dilakukan militer Israel terhadap warga sipil di Gaza. Sebagian postingan menyatakan tidak akan lagi mengkonsumsi produk McD.



    Namun, benarkah McD memasang poster resmi yang menyatakan ucapan selamat dan kebanggaan atas pencapaian IDF membantai lebih dari 30 ribu warga sipil di Gaza?

    Hasil Cek Fakta



    Penelusuran menggunakan mesin pencari dan kata kunci memberikan informasi lebih lengkap terkait gambar yang beredar tersebut. Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Gambar



    Konten yang beredar memperlihatkan foto poster berlogo McD yang ditempel ke kaca. Foto itu mirip unggahan akun Instagram kelompok aktivis pro Palestina bernama @artworkersforpalestinescotland [ arsip ].

    Mereka menyediakan poster palsu McD dalam file PDF dan mempersilahkan pengikutnya untuk mencetak, menempel di gerai McD, dan memotretnya, sebagai kampanye ajakan memboikot produk McD.

    Hal itu dilatarbelakangi anggapan McD mendukung militer Israel dalam melakukan pembantaian warga sipil di Gaza. Akun tersebut juga mengklaim poster itu telah terpasang di seluruh gerai McD di Kota Glasgow, Skotlandia.

    Dilansir Reuters, McDonald's di Skotlandia menyatakan mereka tidak membuat atau menempel poster tersebut. Mereka juga tidak mengucapkan selamat pada IDF yang telah melakukan pembantaian di Gaza.

    Di sisi lain, McDonald's Corporation yang berlokasi di negara bagian Illinois, Amerika Serikat, menyatakan bahwa poster tersebut tidak asli. Mereka juga mengungkapkan kekecewaan atas munculnya disinformasi yang menyasar perusahaan mereka.

    “Kami kecewa dengan disinformasi dan laporan yang tidak akurat mengenai posisi kami dalam menanggapi konflik di Timur Tengah. McDonald's Corporation tidak mendanai atau mendukung pemerintah mana pun yang terlibat dalam konflik ini,” ujar mereka pada Reuters melalui surel.

    IDF Terima Produk MCD

    Dilansir CNN, seorang pebisnis Israel bernama Omri Padan merupakan CEO sekaligus pemilik perusahaan bernama Alonyal yang memegang izin waralaba McD di Israel, telah melakukan tindakan yang memicu kontroversi.

    Ia memutuskan memberikan makanan gratis produk McD atau diskon untuk pasukan IDF saat meletusnya konflik terbaru antara Israel dan Hamas di Gaza, pada Oktober 2023. Keputusan Padan itu memantik pemboikotan McD di seluruh dunia.

    Penjualan McD secara global pun turun. Hal ini menjadi pertimbangan bagi manajemen McDonald's Corporation di Amerika Serikat untuk memutuskan membeli 225 gerai di Israel yang sebelumnya dimiliki Alonyal. Hal itu diumumkan Kamis, 4 April 2024.

    Operator lokal McD seperti Alonyal bisa menetapkan upah karyawan, harga produk, hingga bersikap pada isu tertentu. Setelah 30 tahun ratusan gerai di Israel dikendalikan Alonyal, kini lepas dari mereka. Namun tidak disebutkan apa saja poin kesepakatan antara McDonalds Corporation dan Alonyal dalam transaksi tersebut.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan adanya poster ucapan selamat dan dukungan McD pada IDF atas pembunuhan yang mereka lakukan pada lebih dari 30 ribu warga sipil di Gaza adalah keliru.

    Poster tersebut sesungguhnya dibuat oleh aktivis pro Palestina, Artworkers for Palestine Scotland, sebagai kampanye ajakan memboikot produk McD. Poster tidak dibuat ataupun disebarkan McD Skotlandia maupun McDonalds Corporation.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini