• [SALAH] Membedong Bayi Dapat Membuat Tulang Belakang Bayi Semakin Kuat Dan Rangka Tubuh Sempurna

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/03/2022

    Berita

    Akun Facebook Hafshah Mahmudah mengunggah narasi yang mengklaim bahwa membedong bayi selain menghangatkan tubuh bayi juga dapat membuat tulang belakang bayi semakin kuat dan tumbuh dengan lebih baik dan rangka tubuh sempurna.

    NARASI:
    “Bedong anak sejak dini itu manfaatnya bukan untuk menghangatkan tubuh bayi saja tapi ada beberapa gerakan yg bisa membuat tulang belakang bayi semakin kuat jadi anak bisa tumbuh dengan lebih baik dan rangka tubuh sempurna”

    Hasil Cek Fakta

    Melansir CNNIndonesia.com, dokter spesialis bedah ortopedi Faisal Miraj mengatakan bahwa membedong bayi dapat mengakibatkan dislokasi panggul. Faisal menjelaskan bayi memiliki sendi panggul yang lentur. Kebiasaan membedong membuat posisi kaki bayi lurus dan rapat. Sendi panggul yang lentur ini kemudian tertarik masuk. Namun saat bedong dilepas, sendi panggul akan kembali keluar. Kebiasaan pasang bedong dan lepas bedong berulang justru akan menyebabkan sendi panggul lama-kelamaan keluar. Selain itu Faisal menambahkan membedong dapat membuat pertumbuhan tulang anak terganggu. Panjang tungkai berbeda dan anak dapat berdiri atau berjalan miring. Faisal pun mengingatkan orang tua untuk tidak lagi membedong bayinya. Sebaiknya bayi dibiarkan pada posisi natural yakni agak mengangkang.

    Kemudian melansir Alodokter.com, membedong bayi memiliki bahaya lainnya seperti sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindom kematian bayi mendadak. Risiko terjadinya SIDS akan meningkat jika bayi yang dibedong berguling ke posisi tengkurap saat tidur. Selain itu, bedong juga bisa membuat bayi sesak dan kepanasan. Lalu dijelaskan juga masih terdapat beberapa cara agar bayi tidak rewel dan tidur pulas seperti memberikan empeng, menciptakan suasana kamar yang tenang dan nyaman, serta mengatur suhu kamar yang pas agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan. Namun masih diperbolehkan membedong bayi dengan cara dan petunjuk dan tepat, dan bila perlu dengan petunjuk bidan atau dokter.

    Dengan demikian unggahan Akun Facebook Hafshah Mahmudah merupakan misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.

    Klaim membedong bayi dapat membuat tulang belakang bayi semakin kuat dan rangka tubuh sempurna adalah informasi yang menyesatkan. Faktanya membedong bayi dapat mengakibatkan dislokasi panggul pada bayi, selain itu membedong bayi juga dapat membuat pertumbuhan tulang anak terganggu, panjang tungkai berbeda dan anak dapat berdiri atau berjalan miring.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video “KEMENTERIAN KESEHATAN UKRAINA: 57 MATI, 169 TERLUKA DI SELURUH UKRAINA KARENA SERANGAN RUSIA”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 11/03/2022

    Berita

    NARASI: “Kita masih hidup di dunia yang indah, bukan? Bahkan orang mati tidak lagi dapat diandalkan… Beberapa memilih Macron, yang lain dibangkitkan dalam propaganda hidup penuh, terbatuk-batuk…”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan video hasil MANIPULASI yang aslinya merupakan cuplikan dari laporan OE24 tentang aktivitas protes terhadap kebijakan iklim di Wina, Austria, yang menyebabkan kesimpulan SALAH.

    Video aslinya, OE24: “Wina: Demo menentang kebijakan iklim”

    Sumber audio asli ditambahkan ke video hasil MANIPULASI, NBC News di YouTube: “Kementerian Kesehatan Ukraina mengatakan setidaknya 57 orang telah tewas dan 169 terluka setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina dengan ribuan orang melarikan diri dari Kyiv mencari perlindungan. Cal Perry dari NBC News melaporkan dari Lviv.” (mulai dari 0:24 hingga 0:49)

    OE24.TV di YouTube: “Wina: Demo menentang kebijakan iklim”

    Laporan video yang sama sebelumnya disalahgunakan untuk informasi palsu “Video “TV langsung Ukraina yang diduga merekam orang mati di TV yang terbunuh selama invasi” Video”, TurnBackHoax.ID: “TIDAK BERHUBUNGAN dengan Ukraina. FAKTA: video yang dibagikan adalah cuplikan dari laporan oe24 tentang aktivitas protes terhadap kebijakan iklim di Wina, Austria.”

    dan juga informasi palsu “Korban Covid-19 yang Terlihat Berbaring di Jalanan Ternyata Hanya Perbuatan”, TurnBackHoax.ID: “Tidak ada hubungannya dengan Covid-19. Orang-orang tergeletak di jalan seolah-olah mereka mati sedang memprotes kebijakan perubahan iklim di Wina, Austria.”

    Kesimpulan

    TIDAK TERKAIT dengan Ukraina dan kondisinya saat ini (2022). FAKTA: video yang dibagikan ASLINYA adalah cuplikan dari laporan OE24 tentang aktivitas protes terhadap kebijakan iklim di Wina, Austria, DIMANIPULASI dengan menindih teks asli di bagian bawah dan mengganti audio menggunakan audio dari video oleh NBC News.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] COVID-19 Varian Omicron Adalah Senjata Biologis Buatan

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 11/03/2022

    Berita

    Beredar di media sosial postingan terkait covid-19 varian Omicron yang merupakan senjata biologis buatan. Postingan tersebut beredar sejak tengah pekan ini.

    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mempostingnya pada 9 Maret 2022.

    Berikut isi postingannya:

    "Covid-19 varian omicron beneran senjata biologis ya? ini emang settingan WHO, Bill Gates, dan Paus Fransiskus ya?"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menjelaskan hal itu dalam website who.int pada 26 November 2021.

    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa COVID-19 varian Omicron baru ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, dan menamainya menggunakan huruf Yunani "Omicron".

    Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan.

    Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya. Jumlah kasus varian ini meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.

    Terkait hoaks seputar covid-19 varian Omicron juga pernah ditulis Cek Fakta Liputan6.com sebelumnya. Anda bisa melalui link berikut ini...

    Khusus di Indonesia, varian Omicron ini sudah mendominasi kasus. Hal itu dijelaskan WHO dalam artikel yang sudah ditulis Liputan6.com pada 17 Februari 2022 berjudul "WHO Sebut Varian Omicron BA.1 dan BA.1.1 Paling Dominan di Indonesia". Berikut isi artikel tersebut:

    "Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron jenis BA.1 dan BA.1.1 termasuk yang paling dominan di Indonesia. Laporan ini termaktub dalam Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 87 yang terbit per 16 Februari 2022.

    Garis keturunan (varian Omicron) BA.1 dan BA.1.1 adalah yang paling dominan di Indonesia, tulis WHO sebagaimana laporan yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 17 Februari 2022.

    Selain BA.1 dan BA.1.1, WHO juga mencatat, garis keturunan varian Omicron (dari garis keturunan induk B.1.529) telah diidentifikasi di Indonesia, yakni BA.2 dan BA.3. Artinya, sudah ada empat subvarian Omicron yang terdeteksi di Indonesia.

    Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 13 Februari 2022 yang dihimpun WHO, sebaran subvarian Omicron BA.1 di Indonesia hampir mencapai 90 persen, terutama rentang 17-31 Desember 2021.

    Subvarian Omicron BA.1.1 bahkan yang paling mendominasi, sudah di angka 100 persen sejak ditemukan varian Omicron sejak 16 Desember 2021 sampai sekarang. Sementara itu, garis keturunan Omicron BA.2 memiliki banyak mutasi karakteristik dengan garis keturunan BA.1, menurut bukti yang tersedia saat ini."

    Kesimpulan

    Postingan yang mengklaim covid-19 varian Omicron merupakan senjata biologis buatan adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video Bocah Suku Baduy Kebal Ditusuk Jarum Suntik

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 11/03/2022

    Berita

    Sebuah video yang diklaim bocah suku Baduy kebal ditusuk jarum suntik beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 6 Maret 2022.

    Dalam video berdurasi 28 detik itu, tampak seorang bocah yang mengenakan seragam sekolah dasar (SD) sedang duduk, bersiap untuk disuntik vaksin.

    Namun ketika petugas hendak menyuntikan vaksin, jarum suntik tidak bisa menembus kulit lengan si bocah. Video itu kemudian dikaitkan bahwa bocah yang kebal ditusuk jarum suntik berasal dari suku Baduy.

    "Ilmu dari orang tuanya. Anak Baduy kebal dari jarum suntik," tulis salah satu akun Facebook.

    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 135 kali ditonton dan mendapat beragam respons dari warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim anak suku Baduy kebal ditusuk jarum suntik. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "anak suku baduy kebal jarum suntik" di kolom pencarian situs berbagi video YouTube.

    Hasilnya terdapat beberapa video yang membantah bahwa bocah dalam video itu adalah anak suku Baduy. Satu di antaranya video berjudul "Viral! Video Bocah SD Suku Baduy Kebal Jarum Suntik, Begini Tanggapan Tetua Adat Baduy | Liputan 6" yang diunggah channel YouTube Liputan 6 SCTV pada 9 Maret 2022.

    Dalam video itu terdapat pernyataan dari Tokoh Adat Suku Baduy, Jaro Saija. Ia menegaskan, anak yang kebal jarum suntik itu bukan berasal dari suku Baduy.

    "Yang divaksin kan bukan orang Baduy. Saya lihat diberita, itu katanya orang Baduy. Dipastikan itu bukan orang Baduy, kalau itu orang Baduy, saya sudah pasti tahu," kata Jaro Sija.

    Hal yang sama juga disampaikan Kepala Puskesmas Cisimeut, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Dede Herdiansyah.

    "Video anak sekolah kebal disuntik, dengan narasi bahwa itu adalah anak suku Baduy, dapat kami sampaikan dari hasil laporan tim vaksinasi Puskesmas Cisimeut, tidak pernah menemukan kejadian seperti yang ada dalam video tersebut," ungkap Dede.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim anak suku Baduy kebal ditusuk jarum suntik ternyata tidak benar. Faktanya, bocah yang ada dalam video itu bukan berasal dari suku Baduy.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini