• Cek Fakta: Prabowo Sebut Indonesia tidak Pernah Gagal Bayar Utang

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2024

    Berita

    Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah gagal membayarutang luar negeri.

    Hal itu Prabowo sampaikan pada debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta.

    "Soal utang, kita sangat-sangat dihormati. Kita tidak pernah default (gagal bayar). Saya keliling seluruh dunia. Mereka sangat hormat dengan Indonesia. Kita tidak pernah gagal (bayar) utang dan saya sangat optimis," kata Prabowo di lokasi, Minggu 7 Januari 2024.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil cek fakta tim Medcom.id, klaimbahwa Indonesia tidak pernah gagal membayar utang luar negeri, adalah benar. DirekturSurat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (SUN DJPPR) Kementerian Keuangan,Deni Ridwan pernah menyampaikan hal ini dalam kesempatan diskusi pada Juni 2023 lalu. Ia menyatakan Indonesia tidak pernah gagal bayar utang.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa Indonesia tidak pernah gagal membayar utang luar negeri, adalah benar. Penilaian ini diberikan ketika sumber yang kredibel membenarkan klaim tersebut valid.

    Rujukan

    • Medcom.id
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Belum Ada Bukti, Prabowo Sebut Indonesia Menjadi Panutan Negara-negara Afrika

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2024

    Berita

    Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto menyebut Indonesia saat ini telah menjadi panutan bagi negara-negara di Afrika. Hal itu disampaikan Prabowo saat debat ketiga capres pada Minggu, 7 Januari 2024.

    “Indonesia menjadi panutan negara-negara di Afrika karena mereka melihat Indonesia, datang ke Indonesia, dan belajar dari Indonesia. Karena Indonesia sebagai negara Selatan yang cukup berhasil mengendalikan inflasi tetap rendah, pertumbuhan ekonomi baik, neraca perdagangan bagus dan surplus,” kata Prabowo.

    Hasil Cek Fakta

    Menurut Bonifasius Endo Gauh Perdana, Dosen Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional, Universitas Tidar, pada awalnya kerjasama selatan-selatan yang diinisiasi Indonesia cenderung bersifat normatif dan pragmatis namun sekarang memang bergeser ke arah yang lebih material (ekonomi). Akan tetapi, dampak model ini akan berbeda-beda pada setiap negara.

    Sebuah riset menunjukan meningkatnya aktivitas diplomasi Indonesia di kawasan Afrika. Akan tetapi, belum ada bukti konkret negara-negara Afrika tersebut juga meningkatkan aktivitas ekonominya ke Indonesia.

    Peneliti Data and Democracy Research Hub Monash University, Prasetia Anugrah, menyatakan jika merujuk pada kedatangan delegasi Afrika pada Indonesia Africa Forum maka benar adanya negara-negara afrika sempat mengunjungi Indonesia.

    “Namun untuk mengklaim bahwa negara negara Afrika menjadikan Indonesia sebagai panutan, lebih tepat jika konteksnya diarahkan pada pola diplomasi yang dilakukan di era Presiden Jokowi melalui diplomasi Bilateral,” katanya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim Prabowo bahwa Indonesia menjadi panutan negara-negara Afrika adalah belum ada bukti.

    Menurut Dosen Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional, Universitas Tidar, aktivitas diplomasi Indonesia di kawasan Afrika memang meningkat. Akan tetapi, belum ada bukti konkret negara-negara Afrika tersebut juga meningkatkan aktivitas ekonominya ke Indonesia.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek fakta, Anies sebut utang Indonesia belum ideal karena lebih dari 30 persen GDP

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2024

    Berita

    Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menyatakan bahwa utang di Indonesia belum ideal karena masih lebih dari 30 persen dari GDP atau Produk Domestik Bruto (PDB).

    Klaim tersebut disampaikan oleh Anies pada acara debat ketiga Pilpres 2024 yang bertemakan pertahanan, keamanan, HI, dan geopolitik bertempat di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, (7/1/2024).

    Berikut pernyataan Anies:

    “Berapa persentase yang ideal untuk kita di Indonesia? Kalau hanya mengatakan bahwa kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya? Menurut hemat kami, kita harus bisa mencapai maksimal angka 30 persen dari GDP, sehingga kita aman di situ di bawah 30 persen,”

    Namun, benarkah utang Indonesia belum ideal karena lebih dari 30 persen dari GDP?

    Hasil Cek Fakta

    Menurut dosen Hubungan Internasional, Universitas Mataram, Alwafi Ridho Subarkah, mengatakan pada akhir November 2023, nilai total utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.041,01 triliun atau 38,11% terhadap produk domestik bruto (PDB), dilansir dari Katadata.

    Selain itu, menurut Prasetia Nugraha dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina, Kementerian Keuangan memang telah menetapkan bahwa threshold hutang berada di nilai 30 persen dari PDB namun jika merujuk pada undang - undang keuangan yakni Undang-Undang nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, maka batas hutang negara adalah 60 persen dari PDB.

    Kesimpulan

    Jadi, klaim Anies terkait hutang Indonesia tidak ideal karena melebihi 30 persen adalah tidak benar atau disinformasi.

    Rujukan

    • ANTARA News
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • (CEK FAKTA Debat) Ganjar: Tidak Ada Terorisme Sepanjang 2023

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/01/2024

    Berita

    (CEK FAKTA Debat) Ganjar: Tidak Ada Terorisme Sepanjang 2023

    Hasil Cek Fakta

    Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan tidak ada aksi terorisme di Indonesia sepanjang tahun 2023.

    "Ketika kita bicara keamanan dan tumpang tindih, maka keamanan wilayahnya di kepolisian. Saya mengapresiasi umpama dalam konteks terorisme, 2023 relatif tidak ada," kata Ganjar saat mengikuti Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu 2024 di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/1/2024).

    Verifikasi:

    Mengutip situs resmi humas Polri, Detasemen Khusus 88 Antiteror atau Densus 88 Polri mengungkapkan tren aksi teror di Indonesia menurun selama 3 tahun terakhir. Dari grafik pada 2021 ada 6 kejadian teror.

    Kemudian pada 2022 aksi teror terjadi satu kali. Lalu hingga Oktober 2023, Polri mencatat belum ada aksi teror. Sementara untuk penegakan hukum terkait terorisme, angkanya juga terus menurun.

    Pada 2021 ada 370 penegakan hukum, kemudian pada 2022 ada 248 penegakan hukum, dan pada 2023 ada 104 penegakan hukum. Meski tak ada aksi terorisme, namun hingga Oktober 2023 Densus 88 telah menangkap 59 terduga teroris di beberapa wilayah Indonesia.

    Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menyatakan tidak terjadi aksi terorisme di Indonesia sepanjang 2023.

    "Benar, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan bahwa memang tidak terjadi aksi terorisme di Indonesia sepanjang 2023," ujar Data & Democracy Research Hub, Monash University Indonesia Prasetia Anugrah Pratama, Minggu (7/1/2024).

    Hal serupa disampaikan oleh Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, UPN Veteram Yogyakarta, Ludiro Madu.

    "Betul. Tidak ada aksi terorisme di 2023, meskipun tetap ada penangkapan tersangka teroris oleh Densus 88," kata Ludiro, Minggu (7/1/2024).

    Kesimpulan

    "Benar, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan bahwa memang tidak terjadi aksi terorisme di Indonesia sepanjang 2023," ujar Data & Democracy Research Hub, Monash University Indonesia Prasetia Anugrah Pratama, Minggu (7/1/2024).

    Rujukan

    • Kantor Berita Radio
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini