Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengklaim utang luar negeri Indonesia sebagai rasio perbandingan terhadap PDB atau Produk Domestik Bruto masih kategori terendah, sekitar 40 persen. Sedangkan banyak negara jauh di atas Indonesia.
“Mengenai utang luar negeri, Indonesia sekarang utang luar negeri kita, sebagai rasio perbandingan terhadap produk domestik bruto kita salah satu terendah di dunia. Jadi itu masih berada di sekitar 40%, sedangkan banyak negara jauh di atas kita,” jelas Prabowo.
Sebagian Benar, Klaim Prabowo tentang Rasio Utang Luar Negeri Indonesia terhadap PDB Terendah
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Menurut Prasetia Nugraha, Peneliti Data and Democracy Research Hub Monash University, persentase rasio utang luar negeri Indonesia mendekati 40 persen, yaitu 39,6 persen dari PDB pada 2022. Angka ini lebih rendah dibandingkan Korea Selatan di posisi keempat yang mencapai 54,1% dibandingkan PDB negara.
Namun menurut Ludiro Madu, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta, tidak benar jika hutang tersebut terendah dibanding negara-negara lainnya.
Berdasarkan studi Bank Dunia yang berjudul “Finding the Tipping Point—When Sovereign Debt Turns Bad (2010)”, pertumbuhan ekonomi suatu negara berisiko melambat jika rasio utang terhadap PDB-nya melebihi 77% dalam jangka panjang. Adapun rasio utang Indonesia masih jauh dari ambang batas risiko tersebut.
Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF), rasio utang pemerintah Indonesia pada 2023 hanya 39% dari total PDB, paling rendah ke-3 di kelompok G20.
Di sisi lain, ada 11 anggota G20 yang rasio utangnya di atas 77%, melampaui ambang batas risiko versi Bank Dunia. Negara-negara itu adalah Jepang, Italia, Amerika Serikat, Perancis, Kanada, Inggris, Argentina, Brasil, Uni Eropa, China, dan India. Sementara anggota G20 lainnya memiliki rasio utang di bawah 77%, yaitu Afrika Selatan, Jerman, Korea Selatan, Meksiko, Australia, Arab Saudi, dan Rusia. Ada satu lagi anggota G20, yaitu Turki. Namun, rasio utangnya tidak tercatat di basis data IMF.
Namun menurut Ludiro Madu, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta, tidak benar jika hutang tersebut terendah dibanding negara-negara lainnya.
Berdasarkan studi Bank Dunia yang berjudul “Finding the Tipping Point—When Sovereign Debt Turns Bad (2010)”, pertumbuhan ekonomi suatu negara berisiko melambat jika rasio utang terhadap PDB-nya melebihi 77% dalam jangka panjang. Adapun rasio utang Indonesia masih jauh dari ambang batas risiko tersebut.
Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF), rasio utang pemerintah Indonesia pada 2023 hanya 39% dari total PDB, paling rendah ke-3 di kelompok G20.
Di sisi lain, ada 11 anggota G20 yang rasio utangnya di atas 77%, melampaui ambang batas risiko versi Bank Dunia. Negara-negara itu adalah Jepang, Italia, Amerika Serikat, Perancis, Kanada, Inggris, Argentina, Brasil, Uni Eropa, China, dan India. Sementara anggota G20 lainnya memiliki rasio utang di bawah 77%, yaitu Afrika Selatan, Jerman, Korea Selatan, Meksiko, Australia, Arab Saudi, dan Rusia. Ada satu lagi anggota G20, yaitu Turki. Namun, rasio utangnya tidak tercatat di basis data IMF.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim bahwa utang luar negeri Indonesia sekitar 40 persen adalah sebagian benar.
Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF), rasio utang pemerintah Indonesia pada 2023 hanya 39% dari total PDB, paling rendah ke-3 di kelompok G20.
Berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF), rasio utang pemerintah Indonesia pada 2023 hanya 39% dari total PDB, paling rendah ke-3 di kelompok G20.
Rujukan
Cek Fakta: Prabowo Sebut Utang Luar Negeri Rusia dan Arab Saudi di Bawah Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengatakan bahwa utang luar negeri (ULN) Rusia dan Arab Saudi terhadap produk domestik bruto (PDB) masing-masing negara berada di bawah Indonesia.
Hal itu Prabowo sampaikan pada debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta.
"Yang di bawah kita (Indonesia) itu (ULN), Arab Saudi (dan) Rusia. Pokoknya negara-negara sumber alam yang luar biasa, tetapi 40% saja salah satu terendah," kata Prabowo di lokasi, Minggu 7 Januari 2024.
Hal itu Prabowo sampaikan pada debat ketiga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta.
"Yang di bawah kita (Indonesia) itu (ULN), Arab Saudi (dan) Rusia. Pokoknya negara-negara sumber alam yang luar biasa, tetapi 40% saja salah satu terendah," kata Prabowo di lokasi, Minggu 7 Januari 2024.
Hasil Cek Fakta
Dari hasil cek fakta tim Medcom.id, klaim Prabowo bahwa utang luar negeri (ULN) Rusia dan Arab Saudi terhadap produk domestik bruto (PDB) masing-masing negara berada di bawah Indonesia, adalah benar. ULN Arab Saudi mencapai 24,8 persen terhadap PDB pada 2022. Kemudian Rusia mencapai 16,2 persen terhadap PDB.
Sementara Indonesia yang dirilis pada 2022 mencapai 39,6 persen terhadap PDB. Kemudian berdasarkan data terbaru mencapai 28,9 persen pada triwulan III 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan posisi ULN Indonesia dan sejumlah negara lainnya Dalam paparan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 16 Januari 2023. Ia menyebut rasio ULN Indonesia hanya lebih tinggi dari Arab Saudi dan Rusia di antara negara G20.
"Tercatat rasio utang pemerintah Indonesia sebesar 39,6 persen. Rasio utang RI lebih rendah dari Korea Selatan yang berada di posisi keempat (54,1 persen). Namun, lebih tinggi dari Arab Saudi (24,8 persen) dan Rusia (16,2 persen) yang menempati posisi pertama dengan utang paling kecil di antara negara G20 dan Asean," tulis Bisnis.com dalam laporannya pada Rabu 18 Januari 2023.
Sementara Indonesia yang dirilis pada 2022 mencapai 39,6 persen terhadap PDB. Kemudian berdasarkan data terbaru mencapai 28,9 persen pada triwulan III 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan posisi ULN Indonesia dan sejumlah negara lainnya Dalam paparan saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 16 Januari 2023. Ia menyebut rasio ULN Indonesia hanya lebih tinggi dari Arab Saudi dan Rusia di antara negara G20.
"Tercatat rasio utang pemerintah Indonesia sebesar 39,6 persen. Rasio utang RI lebih rendah dari Korea Selatan yang berada di posisi keempat (54,1 persen). Namun, lebih tinggi dari Arab Saudi (24,8 persen) dan Rusia (16,2 persen) yang menempati posisi pertama dengan utang paling kecil di antara negara G20 dan Asean," tulis Bisnis.com dalam laporannya pada Rabu 18 Januari 2023.
Kesimpulan
Klaim bahwautang luar negeri (ULN) Rusia dan Arab Saudi terhadap produk domestik bruto (PDB) masing-masing negara berada di bawah Indonesia, adalah benar.
Rujukan
Cek Fakta: Anies Baswedan Utang Indonesia Belum Ideal karena Rasio Utang Terhadap GDP Masih Lebih 30 Persen
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Debat Capres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024) malam. Anies Baswedan menyampaikan bahwa utang Indonesia belum ideal karena rasio utang masih lebih dari 30 persen GDP.
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Anies Baswedan bisa ditelusuri dari informasi panel ahli live fact checking Debat Pilpres 2024 sesi ketiga sebagai berikut.
Dosen Asisten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar Magelang, Bonifasius Endo Gauh Perdana mengatakan informasi yang disampaikan salah.
“Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang berlaku sejak era reformasi, batas aman (threshold) utang pemerintah maksimal 60% dari PDB,” kata Endo.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyampaikan kondisi utang Indonesia tidak berbahaya saat ini atau dalam batas aman.
Hal ini terbukti juga dari nota keuangan, Pemerintah Indonesia tetap konsisten membayar bunga dan utang pokoknya, meski hingga April 2023, utang pemerintah mencapai Rp7.849,89 triliun dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 38,15%.
"Jika dibandingkan rasio utang terhadap PDB negara lain, Malaysia 67%, Filipina 57%. Jadi lebih besar. Ada nggak negara besar yang tidak punya utang? Bahkan negara Middle East yang produksi minyak pun punya utang. Arab Saudi itu level utangnya juga mencapai 24%," jelas Denny dalam CNBC Indonesia Money Talks On Location, Rabu (14/6/2023).
Meski utang pemerintah Indonesia mengalami peningkatan, tetapi dibarengi pertumbuhan ekonomi nasional dengan pertumbuhan PDB yang lebih tinggi artinya utangnya produktif dan efektif. Di sisi lain berdasarkan historisnya, negara Indonesia tidak pernah mengalami gagal bayar.
Dosen Asisten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar Magelang, Bonifasius Endo Gauh Perdana mengatakan informasi yang disampaikan salah.
“Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang berlaku sejak era reformasi, batas aman (threshold) utang pemerintah maksimal 60% dari PDB,” kata Endo.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyampaikan kondisi utang Indonesia tidak berbahaya saat ini atau dalam batas aman.
Hal ini terbukti juga dari nota keuangan, Pemerintah Indonesia tetap konsisten membayar bunga dan utang pokoknya, meski hingga April 2023, utang pemerintah mencapai Rp7.849,89 triliun dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 38,15%.
"Jika dibandingkan rasio utang terhadap PDB negara lain, Malaysia 67%, Filipina 57%. Jadi lebih besar. Ada nggak negara besar yang tidak punya utang? Bahkan negara Middle East yang produksi minyak pun punya utang. Arab Saudi itu level utangnya juga mencapai 24%," jelas Denny dalam CNBC Indonesia Money Talks On Location, Rabu (14/6/2023).
Meski utang pemerintah Indonesia mengalami peningkatan, tetapi dibarengi pertumbuhan ekonomi nasional dengan pertumbuhan PDB yang lebih tinggi artinya utangnya produktif dan efektif. Di sisi lain berdasarkan historisnya, negara Indonesia tidak pernah mengalami gagal bayar.
Kesimpulan
Pernyataan Anies Baswedan dalam debat Pilpres 2024 tentang rasio utang Indonesia belum ideal karena lebih dari 30 persen GDP, salah. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang berlaku sejak era reformasi, batas aman (threshold) utang pemerintah maksimal 60% dari PDB.
Rujukan
CEK FAKTA : Prabowo Sebut 50% Alutsista Dunia Bekas, Benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 07/01/2024
Berita
Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menjawab soal pengadaan alutsista dan alat militer yang separuhnya bekas.
Jadi barang-barang bekas gitu menurut saya menyesatkan rakyat, itu Pak tidak pantas oleh profesor ngomong gitu ya. Karena dalam pertahanan 50% alat-alat di mana pun adalah bekas sampai usianya masih muda jadi enggak perlu jauh di masing-masing saja," katanya.
Jadi barang-barang bekas gitu menurut saya menyesatkan rakyat, itu Pak tidak pantas oleh profesor ngomong gitu ya. Karena dalam pertahanan 50% alat-alat di mana pun adalah bekas sampai usianya masih muda jadi enggak perlu jauh di masing-masing saja," katanya.
Hasil Cek Fakta
Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina Prasetia Nugraha merujuk pada data Central Intelligence Agency (CIA) bahwa sebagian besar negara di dunia khususnya negara berkembang dan kurang berkembang memang menggunakan atau membeli alutsista bekas. Namun, untuk persentase spesifik perlu ditinjau lebih jauh. Kemudian, Dosen Asisten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar Bonifasius Endo Gauh Perdana juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat (AS) sebagai negara produksi produk pertahanan terbesar militer di dunia setidaknya membutuhkan waktu 29 bulan untuk memproduksi kebutuhan domestik alutsista mereka.
Apabila ada negara lain yang ingin membeli produk mereka, katanya, hal tersebut harus melalui persetujuan DPR atau Kongres yang juga membutuhkan waktu yang lama. "Seringkali, hanya alutsista bekas yang diizinkan untuk dijual ke negara lain kecuali ada pertimbangan lain. Oleh karena itu, seringkali negara-negara pengimpor alutsista hanya bisa mendapatkan alutsista bekas yang masih layak pakai," kata Bonifasius. Sementara itu, dia menyebut bahwa klaim Prabowo mengenai 50% alutsista bekas yang dibeli tidak bisa diverifikasi. Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.
Apabila ada negara lain yang ingin membeli produk mereka, katanya, hal tersebut harus melalui persetujuan DPR atau Kongres yang juga membutuhkan waktu yang lama. "Seringkali, hanya alutsista bekas yang diizinkan untuk dijual ke negara lain kecuali ada pertimbangan lain. Oleh karena itu, seringkali negara-negara pengimpor alutsista hanya bisa mendapatkan alutsista bekas yang masih layak pakai," kata Bonifasius. Sementara itu, dia menyebut bahwa klaim Prabowo mengenai 50% alutsista bekas yang dibeli tidak bisa diverifikasi. Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.
Kesimpulan
Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina Prasetia Nugraha merujuk pada data Central Intelligence Agency (CIA) bahwa sebagian besar negara di dunia khususnya negara berkembang dan kurang berkembang memang menggunakan atau membeli alutsista bekas. Namun, untuk persentase spesifik perlu ditinjau lebih jauh.
Rujukan
Halaman: 2981/6678