• Cek Fakta: Gibran Sebut Potensi EBT Indonesia Mencapai 3.686 Gigawatt

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/01/2024

    Berita

    Debat Cawapres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (21/1/2024) malam. Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi energi dan terbarukan (EBT) mencapai 3.686 Gigawatt (GW).

    Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat:
    “Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) juga luar biasa sekali, ada energi surya, angin, air, bioenergi, panas bumi, dan kita punya potensi yang besar sekali, yakni 3.686 GW,”

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka bisa ditelusuri sebagai berikut.

    Dikutip dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga mencapai 3.686 gigawatt (GW). Potensi ini melibatkan berbagai sumber daya seperti energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut.

    Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menyatakan bahwa Indonesia memiliki keberuntungan memiliki beragam potensi EBT yang tidak akan habis, termasuk sinar matahari, energi angin, bioenergi, sumber air, dan panas bumi. Potensi ini mencakup juga pemanfaatan laut dengan segala aspeknya seperti arus, ombak, dan pasang surut yang dapat diubah menjadi sumber listrik.

    Rida Mulyana menegaskan bahwa dengan tingginya potensi EBT, Indonesia memiliki peluang untuk melakukan transisi energi, keluar dari ketergantungan pada energi fosil yang selama ini menjadi sumber utama. Pergeseran ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan energi, tetapi juga membantu meminimalkan emisi gas rumah kaca yang tinggi yang dihasilkan dari penggunaan energi fosil.

    Saat ini, sebagian besar listrik yang dikonsumsi di Indonesia, sebanyak 86 persen, berasal dari energi fosil. Rida Mulyana menyadari bahwa energi fosil, terutama dari batu bara dengan kontribusi sebesar 64 persen, memiliki dampak emisi yang signifikan.

    Namun, dengan potensi EBT yang mencapai 3.686 GW, Rida Mulyana menekankan bahwa Indonesia memiliki modal yang lebih dari cukup untuk mengimplementasikan transisi energi. Kapasitas pembangkit listrik yang ada saat ini hanya mencapai 81 GW, sementara potensi EBT yang besar dapat dijadikan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. Potensi EBT yang melimpah memberikan landasan yang kuat untuk menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

    Kesimpulan

    Pernyataan Gibran Rakabuming Raka dalam debat Pilpres 2024 tentang Indonesia memiliki potensi energi dan terbarukan (EBT) mencapai 3.686 Gigawatt (GW) benar. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga mencapai 3.686 gigawatt (GW). Potensi ini melibatkan berbagai sumber daya seperti energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut.

    Rujukan

    • Times Indonesia
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta Debat Cawapres 2024: Definisi Greenflation Ala Gibran Sudah Benar?

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/01/2024

    Berita

    “Saya lagi cari jawabannya Prof. Mahfud kok enggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok ekonomi hijau. Yang namanya inflasi hijau itu demo tropi kuning bahaya sekali sudah memakan korban jangan sampai terjadi di Indonesia. Makanya transisi harus berhati-hari. Itu maksud saya inflasi hijau,” jelas Gibran.

    Hasil Cek Fakta

    Konsultan aset dan investasi yang berbasis di Frankfurt, Jerman, menjelaskan melalui laman resminya bahwa greenflation dapat didefinisikan sebagai komponen inflasi yang disebabkan karena kebijakan ekonomi netral iklim.

    Sebagai contoh, pengenaan pajak karbon kepada komoditas yang menghasilkan karbon dapat meningkatkan harga komoditas. Contoh lain, levelized cost of electricity (LCOE) Indonesia, yang menggambarkan biaya produksi listrik, untuk PLTU secara rata-rata lebih murah dibandingkan PLTS dan PLTBayu (berdasarkan studi IESR).

    Jika transisi energi dilakukan, maka harga produksi listrik dapat meningkat. Jika kenaikan biaya produksi ini ditransmisikan lewat harga kepada konsumen dan produsen, maka harga-harga barang juga dapat meningkat. Kenaikan harga dari kebijakan-kebijakan ini dapat disebut sebagai greenflation.

    Sedangkan demo rompi kuning yang dimaksud Gibran adalah gerakan protes yang dimulai dengan unjuk rasa di Prancis yang dipicu kenaikan harga bahan bakar, tingginya biaya hidup, dan klaim bahwa beban yang tidak proporsional dari reformasi pajak pemerintah akan menimpa para kelas pekerja dan menengah.

    Dengan penjelasan itu, definisi Gibran soal greenflation dengan mencontohkan demo rompi kuning sudah tepat. Hanya, Gibran tak menjelaskan secara gamblang apa itu greenflation saat berdebat dengan Mahfud Md.

    Kesimpulan

    Definisi Gibran soal greenflation dengan mencontohkan demo rompi kuning sudah tepat. Hanya, Gibran tak menjelaskan secara gamblang apa itu greenflation saat berdebat dengan Mahfud Md.

    Rujukan

    • Solopos.com
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Gibran Sebut Ada 5 Juta Peluang Green Jobs

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/01/2024

    Berita

    Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa terdapat 5 juta peluang green jobs, atau peluang kerja di bidang pelestarian lingkungan. Hal ini disampaikan cawapres nomor urut 2 saat Debat Cawapres untuk Pemilu 2024 di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (7/1/2024) malam.

    Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat:
    “Jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi menuju energi hijau, ekonomi kreatif, umkm bisa kita kawal, Insyaallah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan. Lima juga diantaranya adalah green jobs.”

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka bisa ditelusuri sebagai berikut.

    Perwakilan dari Koalisi Sistem Pangan Lestari, Romauli Panggabean, mengemukakan perbedaan data terkait lapangan kerja hijau (green jobs) yang tersedia di Indonesia. Menurut asumsi dari report Low Carbon Development Initiative (LCDI) yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), diperkirakan akan ada sekitar 1,8 juta green jobs hingga tahun 2030 jika pemerintah mengimplementasikan target net zero.

    Data dari International Labour Organization (ILO) juga disorot oleh Romauli Panggabean, yang menunjukkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, 2,3 juta orang berhasil memperoleh pekerjaan baru di sektor energi terbarukan. Potensi pertumbuhan pekerjaan di sektor ini diperkirakan masih sangat besar, dengan proyeksi pekerjaan di bidang energi angin mencapai 2,1 juta dan di bidang energi matahari mencapai 6,3 juta pada tahun 2030.

    Energi terbarukan dianggap memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dibandingkan dengan sektor bahan bakar fosil. Investasi yang diproyeksikan senilai US$630 miliar pada tahun 2030 diharapkan dapat menciptakan setidaknya 20 juta lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan.

    Selain itu, transisi global ke gedung-gedung yang efisien energi juga dianggap sebagai potensi penciptaan jutaan lapangan pekerjaan. Romauli Panggabean menyoroti bahwa "menghijaukan" pekerjaan yang ada di sektor konstruksi dapat memberikan dampak positif bagi sekitar 111 juta pekerja, seiring dengan perubahan menuju bangunan yang ramah lingkungan dan berdaya energi.

    Kesimpulan

    Pernyataan Gibran Rakabuming Raka dalam debat Pilpres 2024 tentang peluang kerja green jobs sebanyak 5 juta benar. Selama beberapa tahun terakhir, 2,3 juta orang berhasil memperoleh pekerjaan baru di sektor energi terbarukan. Potensi pertumbuhan pekerjaan di sektor ini diperkirakan masih sangat besar, dengan proyeksi pekerjaan di bidang energi angin mencapai 2,1 juta dan di bidang energi matahari mencapai 6,3 juta pada tahun 2030.

    Rujukan

    • Times Indonesia
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Muhaimin Iskandar Target Energi Baru dan Terbarukan Turun 17 Persen

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/01/2024

    Berita

    Debat Cawapres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (21/1/2024) malam. Cawapres Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa target energi baru dan terbarukan berkurang dari 23 persen menjadi 17 persen.

    “Memang pajak karbon ini salah satu, bukan satu-satunya. Yang paling penting adalah dipersiapkan transisi energi baru dan terbarukan. Sayangnya, Komitmen pemerintah hari ini tidak serius. Target energi baru dan terbarukan yang mestinya kita harus punya target 2025, berkurang dari 23 justru diturunkan jadi 17%.”

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Muhaimin Iskandar bisa ditelusuri sebagai berikut.

    Dosen Hubungan Internasional, Universitas Darussalam Gontor, Afni Regita Cahyani Muis, M.A, mengungkapkan, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa terdapat penurunan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia pada tahun 2025.

    "Target ini direvisi menjadi 17%-19%, turun dari sebelumnya yang ditargetkan sebesar 23%," kata Afni.

    Dalam penyampaian informasi yang dikutip dari CNBC Indonesia, Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman Parada Hutajulu, menyebutkan bahwa pihaknya menginginkan agar target bauran EBT diukur dalam satuan angka kapasitas terpasang, bukan dalam bentuk persentase. Pendekatan ini menandai perubahan strategi dalam menetapkan sasaran untuk sektor energi terbarukan di Indonesia.

    Yunus Saefulhak, Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN, menjelaskan bahwa revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah mengubah target bauran EBT pada tahun 2023 menjadi 17-19 persen. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan pencapaian target tetap dapat terpenuhi, bahkan jika hanya mencapai skenario angka terendah.

    Dalam peta jalan transisi energi pada revisi Peraturan Pemerintah (PP) KEN, target bauran energi primer EBT diharapkan mencapai 19-21 persen pada tahun 2030, 25-26 persen pada tahun 2035, 38-41 persen pada tahun 2040, dan mencapai 70-72 persen pada tahun 2060. Perubahan signifikan juga tercatat pada target bauran EBT pada tahun 2060, di mana sebelumnya target dari PP KEN lama adalah 70 persen energi berasal dari fosil. Namun, dengan perubahan ini, targetnya menjadi 70-72 persen dari energi berasal dari EBT, sedangkan fosilnya menjadi 30 persen.

    Kesimpulan

    ernyataan Muhaimin Iskandar dalam debat Pilpres 2024 tentang target energi baru dan terbarukan berkurang dari 23 persen menjadi 17 persen, benar.

    Revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah mengubah target bauran EBT pada tahun 2023 menjadi 17-19 persen. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan pencapaian target tetap dapat terpenuhi, bahkan jika hanya mencapai skenario angka terendah.

    Sebagai informasi dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat ini, para Cawapres membahas isu mengenai pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat dan desa adat. Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih selektif menerima informasi atau menyebarkan informasi yang benar.

    Rujukan

    • Times Indonesia
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini