Akun Youtube Kabar News (https://youtube.com/@kabarnews672) pada tanggal 19 Februari 2023 mengunggah sebuah video dengan klaim bahwa Bharada E dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Sambo. Karena faktanya untuk menjaga keselamatan Eliezer, pihaknya mengajukan perpanjangan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Video berdurasi 8 menit tersebut, berisi potongan hasil sidang Sambo, Putri Candrawati dan Richard Eliezer dengan narasi bahwa keselamatan Eliezer dalam kondisi terancam. Rupanya narator hanya membacakan artikel yang berjudul “Ferdy Sambo Divonis Mati, Eliezer Diancam Dibunuh!! Kelompok Ini Eksekutornya?” unggahan rajawalinews.id pada 13 Februari 2023.
[SALAH] Video Bharada E Dipindah ke Nusakambangan
Sumber: YoutubeTanggal publish: 24/02/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran, diketahui isi potongan video unggahan di atas merupakan video yang diupload kanal Youtube KOMPASTV 19 Februari 2023 lalu. Dengan judul “Demi keselamatan , Eliezer Ajukan Perpanjangan Status Penguak Fakta”. Dalam video itu Ronny selaku pengacara Eliezer mengungkapkan bahwasannya keselamatan Eliezer perlu dijaga agar semua berjalan dengan baik. Lebih lanjut Edwin Partogi selaku wakil ketua LPSK memperjelas bahwa Eliezer akan mendapat perlindungan LPSK selama 6 bulan ke depan terhitung dari bulan Februari.
Kesimpulan
Unggahan video dengan klaim bahwa Bharada E dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Sambo adalah konten yang menyesatkan. Faktanya saat ini Bharada E masih ditahan di rutan Bareskrim Polri serta pengajuan perlindungan keselamatan Bharada E diajukan ke pihak LPSK.
Rujukan
[SALAH] Jokowi Perintahkan Tembak Sambo Yang Hendak Melarikan Diri
Sumber: YoutubeTanggal publish: 24/02/2023
Berita
Akun Youtube Kabar News (https://youtube.com/@kabarnews672) pada tanggal 20 Februari 2023 mengunggah sebuah video dengan klaim bahwa Jokowi memerintahkan tembak Sambo karena hendak melarikan diri. Namun narasi dan video dalam unggahan tersebut malah membahas tanggapan Jokowi tentang vonis yang diberikan kepada Ferdy Sambo dan Bharada E.
Dalam unggahan video tersebut Presiden Jokowi memberikan pernyataan bahwa semua sudah diputuskan sehingga semua pihak harus menghormati. Dalam hal ini Presiden tidak bisa ikut campur. Karena keputusan tersebut adalah wilayahnya yudikatif serta pengadilan. Jokowi melihat semua keputusan yang ada sudah mempertimbangkan fakta-fakta, bukti-bukti, dan kesaksian dari para saksi yang ada dalam sidang kemarin.
Dalam unggahan video tersebut Presiden Jokowi memberikan pernyataan bahwa semua sudah diputuskan sehingga semua pihak harus menghormati. Dalam hal ini Presiden tidak bisa ikut campur. Karena keputusan tersebut adalah wilayahnya yudikatif serta pengadilan. Jokowi melihat semua keputusan yang ada sudah mempertimbangkan fakta-fakta, bukti-bukti, dan kesaksian dari para saksi yang ada dalam sidang kemarin.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri tidak ada bukti Presiden Jokowi memerintahkan untuk tembak Sambo yang hendak melarikan diri. Namun dalam video yang diupload Kompas.com (https://youtube.com/@Kompascom), Presiden Jokowi menegaskan bahwa segala keputusan merupakan wilayah yudikatif dan wilayah pengadilan. Oleh karena itu Presiden sebagai pemegang eksekutif tidak bisa memberikan komentar banyak terkait hal itu.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara isi dengan judul video. Dalam thumbnail dan judul video sendiri, akun Kabar News berisi Presiden Jokowi nampak perintahkan tembak Sambo. Sedangkan dalam isi dan narasi pada unggahan tersebut sama sekali tidak menampilkan hal tersebut. Justru yang dibahas adalah respon Jokowi mengenai vonis terhadap Ferdy Sambo dan Richard Eliezer.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara isi dengan judul video. Dalam thumbnail dan judul video sendiri, akun Kabar News berisi Presiden Jokowi nampak perintahkan tembak Sambo. Sedangkan dalam isi dan narasi pada unggahan tersebut sama sekali tidak menampilkan hal tersebut. Justru yang dibahas adalah respon Jokowi mengenai vonis terhadap Ferdy Sambo dan Richard Eliezer.
Kesimpulan
Unggahan video dengan klaim bahwa Presiden Jokowi perintahkan tembak Sambo yang hendak melarikan diri adalah konten yang tidak benar. Faktanya tidak ada bukti konkret yang dapat membuktikan Jokowi memerintahkan hal tersebut. Selain itu vonis hukuman mati hakim terhadap Ferdy Sambo belum final.
Rujukan
[SALAH] Megawati Resmi Tunjuk Ganjar Maju Capres 2024
Sumber: YoutubeTanggal publish: 20/02/2023
Berita
Akun Youtube Pusaka NKRI (https://youtube.com/@PORTALTV49) pada tanggal 15 Februari 2023 mengunggah sebuah video dengan klaim bahwa Megawati telah resmi menunjuk Ganjar Pranowo maju sebagai capres 2024. Namun narasi dan video dalam unggahan tersebut hanya membahas elektabilitas Ganjar yang lebih tinggi daripada Puan dan beberapa kandidat capres lain.
Dalam unggahan video tersebut dijelaskan berdasarkan data survei elektabilitas Ganjar jauh lebih tinggi dibandingkan Puan. Yaitu Ganjar menempati urutan pertama dengan dukungan 17,6%, disusul Prabowo Subianto 12,6%, Joko Widodo 12,5%, Anies Baswedan 9,1%, Ridwan Kamil 4,3%. Namun keputusan siapa yang akan maju dalam Pilpres 2024 nanti ada di tangan Megawati selaku ketua umum Partai PDIP. Walaupun begitu hasil survei bisa saja bersifat dinamis.
Dalam unggahan video tersebut dijelaskan berdasarkan data survei elektabilitas Ganjar jauh lebih tinggi dibandingkan Puan. Yaitu Ganjar menempati urutan pertama dengan dukungan 17,6%, disusul Prabowo Subianto 12,6%, Joko Widodo 12,5%, Anies Baswedan 9,1%, Ridwan Kamil 4,3%. Namun keputusan siapa yang akan maju dalam Pilpres 2024 nanti ada di tangan Megawati selaku ketua umum Partai PDIP. Walaupun begitu hasil survei bisa saja bersifat dinamis.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, hingga saat ini Megawati belum menyebutkan nama untuk maju dalam Pilpres 2024. Dilansir dari KompasTV, pada peringatan ulang tahun ke 50 PDI- Perjuangan Megawati sempat menyinggung soal siapa yang diusung di Pilpres mendatang. Pada kesempatan itu pula ia menegaskan bahwa urusan calon Presiden menjadi kewenangannya sebagai Ketua Umum PDI-P. “Diberikanlah kepada Ketua Umum terpilih, hak prerogatif untuk menentukan siapa yang akan dipilih (calon Presiden)” tuturnya.
Kesimpulan
Unggahan video dengan klaim bahwa Megawati resmi tunjuk Ganjar sebagai Capres 2024 adalah konten yang tidak benar. Faktanya hingga berita ini dibuat Megawati belum menunjuk siapapun untuk maju dalam Pilpres 2024 nanti.
Rujukan
[SALAH] Video Jokowi Pecat Hakim yang Terbukti Terima Suap dari Sambo
Sumber: YoutubeTanggal publish: 20/02/2023
Berita
Akun Youtube Roda Politik (https://youtube.com/@Miftah290391) pada tanggal 9 Februari 2023 mengunggah sebuah video dengan klaim bahwa Jokowi memecat hakim yang terbukti menerima suap dari Ferdy Sambo. Namun narasi dan video dalam unggahan tersebut justru malah membahas upaya suap oleh staff Sambo kepada LPSK berupa dua amplop coklat besar.
Dalam unggahan video dinarasikan beberapa waktu lalu tepatnya 13 Juli 2022, staf LPSK tiba-tiba menerima dua amplop besar yang diduga dari orang suruhan Sambo. Namun pihak LPSK tidak membukanya dan langsung dikembalikan. Upaya pemberian pelicin semacam itu tidak hanya sekali itu saja.
Dalam unggahan video dinarasikan beberapa waktu lalu tepatnya 13 Juli 2022, staf LPSK tiba-tiba menerima dua amplop besar yang diduga dari orang suruhan Sambo. Namun pihak LPSK tidak membukanya dan langsung dikembalikan. Upaya pemberian pelicin semacam itu tidak hanya sekali itu saja.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari metro.suara.com, KPK tangkap jaksa dan hakim gara-gara suap Sambo adalah berita hoax. Diketahui Hakim Wahyu Iman Santoso masih menjabat dan pada tanggal 13 Februari 2023 menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Ferdy Sambo.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara isi dengan judul video. Dalam thumbnail dan judul video sendiri, akun Politik Nusantara berisi pemecatan hakim oleh Jokowi karena terbukti terima suap. Sedangkan dalam isi dan narasi pada unggahan tersebut sama sekali tidak menampilkan hal tersebut. Justru yang dibahas adalah pemberian amplop coklat oleh pihak Sambo kepada LPSK walau pihak LPSK langsung menolak amplop tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara isi dengan judul video. Dalam thumbnail dan judul video sendiri, akun Politik Nusantara berisi pemecatan hakim oleh Jokowi karena terbukti terima suap. Sedangkan dalam isi dan narasi pada unggahan tersebut sama sekali tidak menampilkan hal tersebut. Justru yang dibahas adalah pemberian amplop coklat oleh pihak Sambo kepada LPSK walau pihak LPSK langsung menolak amplop tersebut.
Kesimpulan
Unggahan video dengan klaim bahwa hakim terbukti terima suap dari Sambo, Jokowi tak segan pecat hakim tersebut adalah konten yang tidak benar. Faktanya tidak ada bukti kuat yang dapat membuktikan hakim menerima suap dan dipecat oleh Presiden.
Rujukan
Halaman: 3832/6764