• Keliru, Video Warga Rusia Turun ke Jalan Desak Putin Mengebom Amerika Serikat

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita


    Video dengan klaim bahwa warga Rusia turun ke jalan mendesak Putin mengebom Amerika Serikat, beredar di Facebook pada 16 November 2022. Berdurasi 8 menit 29 detik, video itu berisi sejumlah kolase video yang beberapa di antaranya memperlihatkan unjuk rasa.
    Video unjuk rasa itu melibatkan ribuan orang yang memadati jalan-jalan kota. Video beredar di tengah invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu, yang memantik ketegangan antara Rusia dengan Amerika Serikat.

    Sejak diunggah, video telah mendapatkan lebih dari 400 komentar dan telah ditonton lebih dari 200 ribu kali. Benarkah video unjuk rasa dalam video tersebut untuk mendesak Putin mengebom Amerika Serikat?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan gambar dan beberapa video yang menunjukkan aksi demonstrasi tidak untuk menuntut Putin mengebom Amerika Serikat. Unjuk rasa tersebut terjadi untuk memprotes Pemerintah Rusia saat ekonomi memburuk pada 2017, protes atas kebijakan Rusia memobilisasi warga sipil ke medan tempur melawan Ukraina, dan satu video adalah demonstrasi di Albania.
    Tempo menggunakan tool InVID untuk memfragmentasi video menjadi gambar lalu menelusuri beberapa gambar dengan Yandex image. Berikut adalah fakta-faktanya:
    Gambar sampul
    Gambar sampul video
    Gambar sampul video tersebut adalah suntingan dari foto aksi demonstrasi dengan penambahan foto Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Foto demonstrasi tersebut hasil jepretan fotografer Maxim Shipenkov dari European Pressphoto Agency yang pernah dimuat salah satunya oleh The Washington Post pada 27 Maret 2017 dengan keterangan: unjuk rasa tanpa izin di Moskow tengah pada hari Minggu.
    Situs berita Upi.com, menjelaskan bahwa demonstrasi itu sebagai dampak ketidakpuasan dengan keadaan ekonomi Rusia setelah harga minyak melejit hingga $50 per barel. Inflasi meningkat ke angka 7 persen dan upah rendah menjadi perhatian utama.
    Video 1
    Fragmen 1
    Fakta: Foto ini adalah protes keluarga wajib militer di Rusia yang menentang secara terbuka keputusan pemerintah memobilisasi anggota keluarga mereka ke garis depan pertempuran melawan Ukraina. Foto tersebut dimuat salah satu situs media online berbahasa Chechnya, Blesk, pada 27 November 2022.
    Mereka menentang warga sipil yang dimoblisasi tidak memiliki keahlian berperang dan hanya mendapatkan pelatihan selama 10 hari dengan hanya berbekal senapan. “Tidak mungkin tukang kunci, juru masak, dan guru menjadi pasukan militer setelah sepuluh hari pelatihan.” Beberapa kali terungkap bahwa Rusia mengirim warga sipil yang tidak berpengalaman berada di area pertempuran yang paling sengit.
    Video 2
    Fragmen 2
    Fakta: Aksi ribuan orang ini terjadi di Albania, yang digerakkan oleh partai oposisi untuk menentang menentang kenaikan biaya hidup. Tempo memperoleh petunjuk pemuatan foto ini di situs Paudal.com dan Euronews pada 12 November 2022.
    Menurut Aljazeera, Albania telah mengalami kenaikan harga 8 persen tahun ini, terutama untuk makanan pokok dan bahan bakar, menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Partai oposisi menyalahkan pemerintah saat ini yang dianggap gagal meningkatkan kesejahteraan, ditandainya dengan tingginya warga berusia muda yang bermigrasi mencari kehidupan lebih layak ke Inggris.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, video yang diklaim warga Rusia turun jalan untuk mendesak Presiden Putin mengebom Amerika Serikat adalah keliru. 
    Sebaliknya, beberapa gambar dan video untuk memprotes Pemerintah Rusia saat ekonomi memburuk pada 2017, protes atas kebijakan Rusia memobilisasi warga sipil ke medan tempur melawan Ukraina.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Video Australia Serahkan Diri ke Indonesia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita


    Sebuah akun di Facebook mengunggah video berdurasi 10 menit 5 detik dengan judul "Angkat tangan lawan NKRI!! Australia akhirnya serahkan diri ke Indonesia".
    Video yang dibagikan pada 28 Desember 2022 tersebut memperlihatkan wawancara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan masa yang turun ke jalan dengan membawa atribut berupa bendera dan poster-poster berbagai macam tulisan. Hingga artikel ini ditulis sudah mendapat 9,4 ribu suka, 789 ribu komentar dan ditonton hingga 408 ribu kali.

    Narator video mengatakan invasi Indonesia ke Australia menyebabkan demonstrasi semakin memanas. Beberapa ribu orang berkumpul dengan membawa bendera Indonesia dan Australia di depan kantor pemerintahan di Canberra meminta agar perang Indonesia-Australia dihentikan.
    Benarkah klaim video tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo menemukan demonstrasi warga Australia di Kedutaan Besar RI di Darwin, Australia tidak terkait dengan perang Indonesia-Australia. 
    Untuk membuktikannya, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video menjadi beberapa gambar tangkapan layar, lalu memverifikasinya dengan menggunakan tools Yandex Image, mesin pencarian Google dan YouTube. Berikut ini adalah fakta-faktanya:
    Video 1

    Potongan video Perdana Menteri Anthony Albanese ini muncul di awal video pada detik ke-4. Anthony Albanese dilantik sebagai Perdana Menteri Australia dari Partai Buruh kiri-tengah. 
    Albanese menggulingkan koalisi konservatif pendahulu Scott Morrison pada pemilihan 2022. Koalisi tersebut telah berkuasa di bawah tiga perdana menteri selama sembilan tahun.Video ini pernah diunggah oleh akun Zee News English pada 24 Mei 2022 berjudul "Who is the new PM of Australia". Video identik terlihat mulai menit ke-1:35.
    Video 2

    Potongan video ini muncul pertama kali pada detik ke-10. Video yang sama pernah diunggah oleh kanal Youtube Guardian News pada 22 Agustus 2021 berjudul "Thousands protest against Melbourne's lockdown restrictions".
    Warga Melbourne melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes diberlakukannya lockdown terhadap kota tersebut. Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan menyebabkan lebih dari 200 penangkapan dan setidaknya sembilan petugas polisi dirawat di rumah sakit.
    Video 3

    Potongan video ini juga muncul di detik ke-39. Video identik terdapat pada kanal YouTube Sky News Australia di detik ke-19. Dari keterangan video, ribuan pengunjuk rasa turun ke CBD Melbourne dalam demonstrasi menentang undang-undang pandemi pemerintah Victoria.
    Ada dua aksi unjuk rasa yang sedang berlangsung, dengan gerakan yang lebih besar melibatkan lebih dari 1.000 orang, yang berbaris di Jalan Bourke menuju Gedung Parlemen.
    Video 4

    Potongan video ini muncul pada detik ke-51 hingga ke-54. Video yang sama pernah terlihat di detik ke-15 pada kanal YouTube Wion yang diunggah tanggal 22 September 2022 dengan judul "Australia: Thousands protest against day of mourning for Queen Elizabeth II".  
    Di Australia, lebih dari seribu orang menggelar protes menentang Hari Berkabung Nasional untuk Ratu Elizabeth II. Orang-orang di Sydney dan Melbourne berkumpul dan menyerukan lebih banyak hak masyarakat adat.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan Tempo di atas, video yang diklaim Australia akhirnya menyerahkan diri ke Indonesia adalah keliru.
    Narasi dan potongan video yang dirangkum tidak terkait dengan judul di atas.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Menyesatkan, Klaim Kebohongan Covid-19 Karena Mendadak Hilang di Berbagai Negara Termasuk Indonesia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita


    Sebuah akun di Facebook mengunggah video dari TVOne pada 23 Desember dengan narasi bahwa pandemi Covid-19 adalah kebohongan yang mendunia. “Ternyata virusnya ngeprank. Bagaimana kabar yang sudah divaksin? Prank yang mendunia,” tulis pemilik video. 
    Video TVOne itu menayangkan wawancara dengan mantan Menteri Kesehatan Fadilah Supari tentang Covid-19 yang mendadak hilang di beberapa negara, termasuk Indonesia.
    Peneliti di Indonesia dinilai tidak langsung melakukan kajian atau penelitian soal keanehan ini. Berbeda dengan Jepang, memerintahkan para ahli untuk meneliti kenapa Virus Covid-19 bisa lenyap.

    Benarkah bahwa pandemi Covid-19 adalah kebohongan yang mendunia karena mendadak lenyap di beberapa negara?

    Hasil Cek Fakta


    Tayangan wawancara TVOne dengan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari itu terjadi pada 28 November 2021, seperti yang ditayangkan di YouTube TVOne. Dalam tayangan tersebut, Siti Fadilah memang menyatakan bahwa Covid-19 mendadak lenyap di beberapa negara, termasuk Indonesia.
    Namun klaim tersebut harus diuji kembali, termasuk klaim yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah kebohongan. Pertama, pandemi Covid-19 adalah nyata, berdasarkan jumlah mereka yang terinfeksi dan kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.
    Statistik kasus COvid-19 hingga hari ini. Sumber: Google
    Data yang dihimpun oleh Google berdasarkan dari Our World in Data, The New York Times, Johns Hopkins University, Wikipedia, menunjukkan hingga hari ini jumlah kasus Covid-19 telah menginfeksi 658.808.226 orang dengan kematian 6.684.245 orang secara global. Setiap hari selalu ada penambahan kasus baru yang ditunjukkan dengan grafik di sebelah tersebut. 
    Klaim bahwa Covid-19 tiba-tiba lenyap pada November 2021, sebagaimana pernyataan Siti Fadilah Supari juga tidak sesuai dengan data kasus yang muncul. Dari data per 1-30 November menunjukkan setiap hari masih ada ratusan ribu orang secara global yang terinfeksi Covid-19. Situasi yang sama juga terjadi di Indonesia. Dua grafik di bawah ini menunjukkan hal tersebut:
    Data kasus Covid-19 seluruh dunia pada 1-30 November 2021
    Lalu, benarkah Covid-19 benar-benar lenyap di Jepang pada November 2021? Berdasarkan data yang tersedia, kasus Covid-19 baru tetap muncul di Jepang selama November 2021, meski ada tren penurunan di tiap pekan. Namun saat ini Jepang sedang menghadapi lonjakan Covid-19. Tempo tidak menemukan informasi dari sumber kredibel bahwa para ahli di Jepang meneliti mengapa Covid-19 tiba-tiba lenyap.
    Data kasus Covid-19 di Jepang

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, unggahan yang diklaim bahwa Covid-19 hanya kebohongan karena mendadak hilang di beberapa negara, termasuk di Indonesia dan Jepang adalah menyesatkan.
    Data-data justru menunjukkan bahwa setiap hari masih ada kasus infeksi Covid-19 baru, bahkan beberapa negara seperti Jepang sedang menghadapi lonjakan infeksi.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] MATA NAJWA SIARKAN TERAWAN AGUS PUTRANTO TERIMA PENGHARGAAN SOLUSI DIABETES

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 30/12/2022

    Berita

    PENDERITA DIABETES🩸💉🍫
    ‼BACA LEBIH CEPAT‼
    SOLUSI UNTUK MASALAH DIABETES TELAH DITEMUKAN DI INDONESIA👇👇👇

    DOKTER INDONESIA TERIMA PENGHARGAAN PENYELAMATAN JIWA
    SOLISI UNTUK MASALAH DIABETES DI INDONESIA TELAH DITEMUKAN (Dalam video)

    Hasil Cek Fakta

    Akun facebook Improve favourite mengunggah video berdurasi 15 detik yang menampilkan presenter program Narasi TV Najwa Shihab beserta foto mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang sedang memegang sebuah penghargaan.

    Dalam video tersebut terdapat narator yang mengatakan "Ini menakjubkan, dokter indonesia terima penghargaan penyelamatan jiwa. Solusi untuk masalah diabetes di Indonesia telah ditemukan. Pemilik apotek khawatir tentang pendapatan mereka. Orang dengan diabetes baca ini sekarang".

    Setelah dilakukan penelusuran, video tersebut adalah video editan dari potongan video Najwa Shihab yang digabung dengan gambar Terawan yang sedang memegang penghargaan Lifetime Achievement Award dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid).

    Video potongan Najwa Shihab tersebut identik dengan video yang diupload pada akun youtube Najwa Shihab yang berjudul "EKSKLUSIF: Kesaksian Laskar FPI dalam Rombongan Rizieq Syihab (Part 1) | Mata Najwa" dan video tersebut sama sekali tidak membahas tentang solusi permasalahan diabetes di Indonesia apalagi terkait dokter Terawan Agus Putranto.

    Berdasarkan penjelasan diatas klaim bahwa Mata Najwa siarkan Terawan Agus Putranto terima penghargaan solusi diabetes tidak terbukti dan termasuk dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Faktanya video tersebut adalah video editan dari potongan video Najwa Shihab yang digabung dengan gambar Terawan yang sedang memegang penghargaan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini