• [SALAH] Rhinos SR Kapsul, Obat Flu Terampuh Sepanjang Masa

    Sumber: Tiktok
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita

    “GILA, OBAT FLU TERAMPUH SEPANJANG SEJARAH”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Tiktok Mommy Aylona mengunggah video tentang pengalamannya mengonsumsi obat flu bernama Rhinos SR kapsul. Ia mengkalim bahwa obat ini paling ampuh mengatasi flu, bahkan ia merekomendasikan penonton untuk mengonsumsinya.

    Dilansir orami.co.id Rhinos SR mengandung bahan aktif berupa Loratadine dan Pseudoephedrine yang dapat mengatasi reaksi alergi seperti bersin-bersin, pilek hingga hidung tersumbat. Obat ini dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak di atas 12 tahun.

    Menurut Pusat Infomasi Obat Nasional (PIONS), obat ini tergolong dalam jenis obat keras. Penggunaannya harus menggunakan resep dokter, sebab dapat menimbulkan resiko serius untuk kesehatan jika dikonsumsi sembarangan.

    Efek samping obat jika dosis tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan makan, muntah, mulut kering, jantung berdebar hingga sakit perut. Apalagi bagi penderita penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, masalah jantung, masalah tiroid, dan glaukoma perlu berhati hati mengkonsumsi obat ini karena dapat membuat kondisi lebih buruk.

    Kesimpulan

    Informasi tidak sepenuhnya benar. Obat ini tergolong obat keras. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter. Jika dikonsumsi dengan dosis yang tidak sesuai, dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Parasit Hydra dalam vaksin Covid 19

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita

    “Parasit Hydra dalam vaksin.
    Hydra dalam vax💉 akan tumbuh didalam aliran Darah pada mereka yang menerima tembakkan Facseen💉C-19 dan akan menyumbat sirkulasi darah penerimanya

    Freedom 👉💉☣🧬”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah cuitan dari @Semestabersabd2 yang mengklaim bahwa vaksin Covid 19 mengandung parasit hydra yang menyebabkan penyumbatan sirkulasi darah penerima vaksin.

    Setelah ditelusuri, Turnbackhoax.id pernah mengeluarkan artikel klarifikasi dengan klaim senada pada 30 November 2021 dengan judul “[SALAH] Terdapat Parasit yang Mematikan di Dalam Vaksin Covid-19”. Artikel tersebut menjelaskan bahwa menurut Professor Kim Shin-woo, epidemiolog dari Kyungpook National University menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 justru tidak mengandung parasit apa pun karena ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.

    Mengutip Reuters, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins Amesh Adalja mengatakan, sebuah vaksin tidak mungkin mengandung parasit hidup.

    “Hydra vulgaris adalah hewan air tawar yang berkerabat dengan ubur-ubur. Hewan ini bukan monster yang mengendalikan otak. Ini hanya omong kosong dan bahkan tidak layak untuk dipertimbangkan,” jelas Amesh.

    Amesh juga mengatakan, klaim tersebut sewenang-wenang dan mengabaikan langkah sterilitas yang ada.

    Kepada AFP pada 19 Oktober 2021, Profesor Kim Shin-woo, ahli epidemiologi di Universitas Nasional Kyungpook menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 tidak boleh mengandung parasit apa pun, karena parasit tidak dimasukkan sebagai bahan, dan ada sistem ketat yang diterapkan selama proses pembuatan untuk mencegah kontaminasi.

    Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang vaksin Covid 19 mengandung parasit hydra adalah keliru dan termasuk dalam konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Informasi salah, sejumlah dokter dan profesor menjelaskan bahwa semua vaksin diproduksi di lingkungan yang steril, tidak tercemar patogen atau virus lain, apalagi parasit.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Video Harimau Muncul di Gunung Pegat Wonogiri

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim seekor harimau muncul di Gunung Pegat, Wonogiri, Jawa Tengah beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Desember 2022.
    Video berdurasi 15 detik itu memperlihatkan seorang pengendara mobil merekam seekor harimau yang melintas di sebuah jalanan.
    Video itu kemudian dikaitkan dengan kemunculan harimau di kawasan Gunung Pegat, Wonogiri, Jawa Tengah.
    "Info dari teman 1aspal 3pedal hati hati klo lewat gunung pegat," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 817 kali ditonton dan mendapat 8 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video itu seekor harimau muncul di kawasan Gunung Pegat, Wonogiri, Jawa Tengah? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seekor harimau muncul di Gunung Pegat, Wonogiri, Jawa Tengah. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.
    Hasilnya terdapat video serupa di situs berbagi video YouTube. Misalnya saja video berjudul "Gadchiroli मध्ये डरकाळी फोडत वाघाचा मुक्त संचार - Tv9" yang diunggah channel YouTube TV9 Marathi pada 27 Maret 2022.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim seekor harimau muncul di Gunung Pegat, Wonogiri, Jawa Tengah ternyata tidak benar. Faktanya, video harimau melintas itu terjadi di wilayah Maharashtra, India.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Video Ini Penangkapan 250 Pekerja Laboratorium Kaki Tangan Barat Penyebar Covid-19

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 08/12/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta-  Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video penangkapan 250 pekerja laboratorium kaki tangan barat penyebar Covid-19. Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Klaim video penangkapan 250 pekerja laboratorium kaki tangan barat penyebar Covid-19 berupa penangkapan sejumlah orang yang mengenakan baju alat pelindung diri (APD) yang tangannya diikat dan mendapat pengawalan dari polisi.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "China heran , mengapa covid tidak ada habis-habisnya? Setelah diselidiki, ternyata ada 250 orang di laboratorium yang jadi kaki tangan Barat untuk menyebar virus. Para pelaku sudah ditangkap polisi, dan dapat dipastikan hukumannya adalah tembak mati.
    Negara-negara Barat selalu punya cara yg murah & efektif untuk membendung kemajuan China . . . Tapi sayangnya China sudah punya teknologi mata-mata yg lumayan canggih yg tidak diketahui oleh Barat, bahkan untuk bangsanya sendiri."
    Benarkah klaim video penangkapan 250 pekerja laboratorium kaki tangan barat penyebar Covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video penangkapan 250 pekerja laboratorium kaki tangan barat penyebar Covid-19, dengan menangkap layar video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image dan Yandex, namun tidak ditemukan foto atau video yang identik dengan klaim.
    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci '250 people in the laboratory who became accomplices of the West to spread the virus'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "China Caught Lab Workers Paid To Spread Covid-19?!" yang dimuat siitus techarp.com.
    Situs techarp.com mengulas tentang penangkapan 250 pekerja laboratorium penyebar Covid-19, artikel tersebut menyebutkan para pekerja labratorium ditangkap karena dituduh memberikan hasil tes PCR palsu, baik secara sengaja maupun karena kelalaian.
    Mereka semua dari perusahaan pengujian China bernama Shenzhen Nucleus Gene Technology Go. yang dituduh memalsukan atau melakukan tes PCR secara tidak benar.
    Penyelidikan mereka menemukan bahwa staf laboratorium Lanzhou Huaxi, yang dimiliki oleh Nucleus Gene secara keliru memasukkan informasi yang salah ke dalam database kode kesehatan.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim video penangkapan 250 pekerja laboratorium kaki tangan barat penyebar Covid-19 tidak benar.
    Para pekerja labratorium ditangkap karena dituduh memberikan hasil tes PCR palsu, baik secara sengaja maupun karena kelalaian.
     

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini