Cek Fakta: Tidak Benar Balurkan Telur Rebus di Tubuh Bisa Turunkan Demam Anak
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 05/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2022.
Dalam postingannya terdapat link yang mengarah pada artikel berjudul "Cara Mengobati Anak Demam, Baby Badan Panas Dengan Telur Rebus"
Artikel itu menyebutkan bahwa telur yang direbus dibalurkan pada kepala, perut, kaki hingga seluruh badan anak yang demam. Artikel itu juga menyebutkan bahwa cara itu merupakan amalan tabib dari Cina.
Lalu benarkah postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul "Claim that 'rubbing a boiled egg over a child’s body can cure fever' is false: experts" yang tayang 17 Oktober 2022.
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari dr Wendy Wong, praktisi pengobatan Cina yang sudah terdaftar sekaligus mantan asisten profesor di Chinese University of Hong Kong. Ia menyebut klaim dalam postingan itu tidak benar.
"Perawatan yang disebut berasal dari Cina adalah tidak benar. Klaimnya juga sama sekali salah dan misleading," ujarnya.
Selain itu terdapat juga penjelasan dari Dr Thurein Hlaing Win, Country Manajer dari website kesehatan Hello Sayarwon di Myanmar.
"Kita hidup di era yang harus ada bukti nyata dan penjelasan logis di balik sebuah klaim. Dan tidak ada bukti ilmiah telur rebus yang dibalurkan bisa menurunkan demam anak," ucapnya.
Penelusuran dilanjutkan dengan membuka website Ikatan Dokter Anak Indonesia. Di sana terdapat penjelasan penanganan demam pada anak.
"Penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik), terapi fisik (nonfarmakologi) seperti istirahat baring, kompres hangat, dan banyak minum," bunyi pernyataan IDAI.
Kesimpulan
Postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak adalah tidak benar.
Rujukan
Cek Fakta: Tidak Benar Mengonsumsi Kulit Pohon Jambu Mete Bisa Menetralisir Racun Akibat Gigitan Ular
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 04/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat gigitan ular beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook.
Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi cara mengonsumsi kulit pohon jambu mete untuk menetralisir racun akibat digigit ular.
"ANTI-POISON.
There are many snakes with a very poisonous venom that kills within some hours
If you are a victim of snakes bites or poison, just look for a cashew tree, use your cutlass to get the bark of the cashew tree, and chew the bark of the tree
As you chew, swallow the juice, don't swallow the chaff. It will neutralize every poisonous substance from the snake even if it's a black mamba bite.
Very effective and powerful to destroy snake venoms.
You can keep the bark for any emergency, even if it's a dry one, just soak it in water. it doesn't spoil, it can be kept for years
God has blessed us with so many herbs but many don't know it," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 13 kali dibagikan dan mendapat 6 komentar dari warganet.
Benarkah mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat digigit ular? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat digigit ular. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "cashew snake poison" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Experts say antivenom, not herbs, is the only effective antidote to toxins from snake bites" yang dimuat situs factcheck.afp.com pada 7 Oktober 2022.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa obat herbal termasuk mengonsumsi kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralkan racun gigitan ular.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bahwa jika terjadi gigitan ular, pengobatan tradisional dan herbal harus dihindari.
"Antibisa tetap menjadi satu-satunya pengobatan spesifik yang berpotensi mencegah atau membalikkan sebagian besar efek gigitan ular ketika diberikan lebih awal dalam dosis terapi yang memadai," demikian pernyataan WHO.
Pakar gigitan ular dari African Snakebite Institute (ASI), Johan Marais mengatakan bahwa mengonsumsi atau mengunyah kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralisir racun akibat gigitan ular.
"Jadi, makan atau mengunyah kacang mete atau kulit pohon tidak bisa menetralisir bisa ular," kata Marais.
Sementara, petugas medis utama di Pusat Penelitian dan Perawatan Gigitan Ular di Kaltungo, Sulaiman Mohammed menyarankan, agar korban gigitan ular berbisa segera dibawa ke rumah sakit. Tentunya, rumah sakit rujukan tersebut memiliki stok antibisa.
Kesimpulan
Klaim mengonsumsi kulit pohon jambu mete dapat menetralisir racun akibat gigitan ular ternyata tidak benar. Faktanya, mengonsumsi atau mengunyah kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralisir racun akibat gigitan ular.
Rujukan
Cek Fakta: Tidak Benar Mata Katy Perry Bermasalah Akibat Vaksin COVID-19
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 04/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Aksi panggung penyanyi Katy Perry beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan. Penyebabnya, mata kanan wanita bernama lengkap Katheryn Elizabeth Hudson itu mendadak tidak bisa terbuka.
Beredar informasi di media sosial bahwa mata Katy Perry yang bermasalah itu disebabkan efek dari vaksin COVID-19. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 28 Oktober 2022.
Akun Facebook tersebut mengunggah beberapa foto dan video aksi panggung Katy Perry, yang ketika itu sebelah matanya tertutup tiba-tiba. Video itu kemudian dikaitkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan mata Katy Perry bermasalah.
"Setahun yg lalu Katy Perry sempat cosplay jadi jarum suntik vaksin. Eh sekarang malah kena efek samping vaksin 🤐," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 3 komentar dari warganet.
Benarkah mata Katy Perry bermasalah akibat vaksin COVID-19? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim mata Katy Perry bermasalah akibat efek dari vaksin COVID-19. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "katy perry eyes vaccine covid" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan mata Katy Perry bermasalah. Satu di antaranya artikel berjudul "Fact Check: Did Katy Perry Have an Eye 'Glitch' Due to Covid Vaccine?" yang dimuat situs newsweek.com pada 25 Oktober 2022.
Dalam arrtikel tersebut dijelaskan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa vaksin COVID-19 menjadi penyebab mata Katy Perry bermasalah.
Katy Perry beberapa waktu lalu memang kerap aktif menyosialisasikan pentingnya vaksin untuk mencegah penularan virus corona COVID-19.
Dari sejumlah penelitian, efek samping vaksin COVID-19 terhadap mata sangat jarang terjadi. Efek dari suntikan vaksin COVID-19 yang umum terjadi adalah demam, nyeri otot, hingga pegal pada lengan yang disuntik.
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, efek samping pada tubuh akibat vaksin COVID-19 merupakan hal yang normal.
"Bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan," demikian kata CDC.
Kesimpulan
Klaim mata Katy Perry bermasalah akibat efek dari vaksin COVID-19 ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Rujukan
Cek Fakta: Waspada Surel Hoaks Rekrutmen Karyawan Catut Nama Perum Bulog
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 03/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog meminta masyarakat mewaspadai surat elektronik (surel) hoaks berisi panggilan interview perusahaan tersebut. Surel palsu tersebut beredar sejak beberapa waktu lalu.
Dalam surel tersebut terdapat panggilan interview di tempat tertentu dan juga daftar calon karyawan yang dipanggil. Selain itu terdapat logo yang tidak sesuai serta jabatan yang tidak ada dalam struktur organisasi Perum Bulog yang asli.
Surel palsu itu juga meminta biaya dalam proses rekrutmen serta disebut bekerjasama dengan agen perjalanan. Perum Bulog pun menegaskan surel yang beredar merupakan hoaks.
"Terkait informasi rekrutmen yang saat ini tersebar di internet, Perum Bulog menghimbau agar pelamar berhati-hati terhadap penipuan informasi rekrutmen tersebut.
Perum Bulog tidak bekerjasama dengan biro travel perjalanan, agensi rekrutmen manapun dan tidak memungut biaya apapun selama pelamar mengikuti seleksi yang diselenggarakan Perum Bulog.
Segala informasi rekrutmen Perum BULOG dapat dilihat di situs resmi www.bulog.co.id dan sosial media resmi Perum BULOG:
Instagram : @perum.bulog
Facebook : Perum Bulog
Fanspage Facebook : BulogPerum
Twitter : @PerumBULOG
Tiktok : @perum.bulog," bunyi postingan @perum.bulog yang sudah bercentang biru atau terverifikasi pada 2 November 2022.
"Apabila #SobatBULOG mendapatkan panggilan seleksi melalui email selain dari email Perum BULOG (format nama e-mail resmi Perum BULOG: [nama]@bulog.co.id) diharapkan #SobatBULOG dapat melakukan pengecekan terlebih dahulu melalui website dan media sosial Perum BULOG."
Hasil Cek Fakta
Halaman: 4097/6775