Menyesatkan, Video Malaysia Tolak Diplomasi dengan Indonesia, Jokowi Lakukan Ini
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/08/2022
Berita
Sebuah akun Facebook mengunggah sebuah video berjudul “Berita Terbaru, Malaysia Tolak Diplomasi, Jokowi Lakukan Ini”.
Video ini menarasikan, DPR tarik Dubes RI untuk Malaysia. Anggota Komisi 1 DPR RI Helmy Fauzy meminta Pemerintah Indonesia menarik duta besarnya untuk Malaysia sebagai protes keras atas negara serumpun tersebut.
Protes terkait penangkapan petugas KKP oleh Polisi Malaysia. Juga terkait peringatan perjalanan dari pemerintah Malaysia bagi warganya yang berkunjung ke Indonesia.
Video berdurasi 8:5 menit ini diunggah tanggal 12 Agustus 2022. Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut telah mendapatkan 3.000 suka, 521 komentar dan 149 ribu view dari pengguna Facebook.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook berjudul "Malaysia Tolak Diplomasi, Jokowi Lakukan Ini"
Benarkah Malaysia menolak diplomasi?
Hasil Cek Fakta
Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video tersebut tidak terkait dengan peristiwa penolakan diplomasi Malaysia pada 2022. Video ini adalah gabungan sejumlah peristiwa yang membuat hubungan Indonesia-Malaysia pasang surut pada 2012-2021.
Untuk verifikasi narasi ini, Tempo menelusuri pemberitaan dari media yang kredibel. Tempo juga dengan pernyataan resmi pemerintah. Untuk verifikasi video, Tempo menggunakan InVid Fake News Debunker by Invid, Yandex, dan Google Image.
Hasil penelusuran Tempo menunjukkan bahwa video yang diunggah pada akun Facebook ini merupakan kolase dari berbagai potongan video kejadian dan peristiwa yang berbeda-beda.
Video 1: Pernyataan Anggota DPR Komisi 1
Pemeriksaan video 1
Pada detik ke-0:56, video menampilkan fragmen gambar yang berdasarkan penelusuran Tempo merujuk Anggota DPR RI Komisi 1 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2009-2014, Helmy Fauzy.
Fragmen gambar ini berasal dari potongan wawancara Jurnalis ABC James Middleton dengan Helmy Fauzy pada tanggal 13 November 2013. Wawancara ini terkait tindakan pemerintah Australia yang mengembalikan perahu pencari suaka ke wilayah Indonesia.
Dalam wawancara ini Helmy mengatakan, kebijakan tanpa kompromi Tony Abbott terhadap pencari suaka telah menyebabkan kebuntuan antara Canberra dan Jakarta. Australia terkesan cuci tangan dan tidak adil bagi Australia untuk menolak kapal karena itu adalah "masalah" Canberra.
Sumber: ABC News, 13 November 2013
Rekaman wawancara ini tidak lagi tersedia di ABC News, namun arsipnya ditemukan di kanal lain.
Video 2
Pemeriksaan video 2
Pada menit ke-03:00, video ini menampilkan fragmen gambar Presiden Jokowi. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa fragmen ini identik dengan video yang diunggah Sekretariat Presiden pada tanggal 23 Juni 2019.
Video ini terkait kehadiran Presiden Jokowi di KTT ASEAN ke-34, Bangkok, 22 Juni 2019. Dalam pertemuan ini Jokowi mengatakan bahwa ASEAN harus kuat dan harus bersatu agar mampu menjadi motor perdamaian dan stabilitas Asia Tenggara.
Dalam fragmen terlihat Jokowi menyapa Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, yang juga hadir di pertemuan ini.
Narasi Penangkapan Petugas KKP
Dilansir Viva, kasus penangkapan KKP RI oleh Marine Police Malaysia terjadi pada tanggal 13 Agustus 2010. Mereka yang ditangkap adalah Petugas Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Balai Karimun.
Ketiga petugas tersebut bernama Hermanto, Ridwan dan Rudi. Mereka ditangkap oleh Polisi Air Malaysia saat melakukan patroli dan pengawal terhadap kapal ikan asing berbendera Malaysia yang ditangkap di sekitar perairan Berakit, dekat Batam. Ketiganya dilepaskan setelah terjadi negosiasi.
Narasi Penembakan TKI di Malaysia
Pada menit ke-08:00, video ini menarasikan tentang kasus penembakan 3 tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Dilansir Republika, Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan selama tahun 2012, Ada 3 Kasus Penembakan TKI di Malaysia
Pada tanggal 25 Maret 2012 terjadi penembakan terhadap 3 TKI asal NTB yang bernama Herman, Abdul Kadir Jaelani dan Mad Noon. Kemudian pada tanggal 19 Juni 2012 ada lagi penembakan terhadap tiga TKI asal Jawa Timur atas nama Sumardiono, Marsudi, dan Hasbullah.
Sementara itu, dilansir Republika pada tanggal 7 September 2012, lima orang warga negara Indonesia (WNI) masing-masing Joni alias M Sin, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno dikabarkan ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia di Negara Bagian Perak.
Dilansir Tempo, kasus penembakan juga terjadi tanggal 11 Januari 2014. Tiga korban penembakan itu adalah Wahab, Sudarsono dan Gusti Randa yang masing-masing berasal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dilansir Republika tanggal 10 Mei 2012, Helmy Fauzy terkait hubungan Indonesia Malaysia, berkaitan dengan penahanan tiga wartawan Indonesia yang akan menginvestigasi kasus penembakan tiga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat di Malaysia.
Respon Pemerintah Indonesia
Sejak tahun 1984 Pemerintah Indonesia menandatangani MoU dengan Pemerintah Malaysia terkait perlindungan bagi pekerja Indonesia di Malaysia. Pemerintah pernah melakukan moratorium/penghentian sementara penempatan TKI ke Malaysia pada tanggal 25 Juni 2009.
Moratorium tersebut kemudian dicabut pada tanggal 1 Januari 2012 setelah kedua negara menandatangani MoU tentang Perlindungan TKI Informal RI-Malaysia. Mulai tanggal 1 Maret 2012, penempatan TKI ke Malaysia dibuka lagi.
Dalam laman resmi Kominfo, tanggal 10 Desember 2021 saat bertemu PM Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jokowi mendorong agar Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) perlindungan tenaga kerja domestik Indonesia dapat segera diselesaikan
Dilansir Kompas, Pemerintah Indonesia dan Malaysia meneken nota kesepahaman (MoU) tersebut tanggal 1 April 2022.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha memastikan bahwa beberapa kepentingan utama RI telah terpenuhi dalam MoU tersebut, antara lain yang berkaitan dengan perlindungan dan pemenuhan hak pekerja migran.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil verifikasi di atas, Tempo menyimpulkan bahwa narasi video tentang Malaysia yang menolak diplomasi adalah Sebagian Benar.
Hubungan Indonesia-Malaysia sering pasang surut. Masalah tenaga kerja kerap jadi persoalan kedua negara, namun semua diselesaikan dengan jalan diplomasi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=1022854178420829&_rdc=1&_rdr
- https://www.abc.net.au/news/programs/the-world/2013-11-13/asylum-seeker-boats-are-australias-problem/5090378
- https://www.youtube.com/watch?v=ilrlf2Bhxs0&t=9s
- https://www.viva.co.id/berita/nasional/171206-ini-kronoligis-penangkapan-petugas-dkp
- https://www.republika.co.id/berita/maadbj/selama-2012-ada-3-kasus-penembakan-tki-di-malaysia
- https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/09/13/ma9xk1-warga-batam-tewas-ditembak-polisi-malaysia
- https://nasional.tempo.co/read/546367/lagi-tiga-tki-tewas-ditembak-di-malaysia
- https://www.republika.co.id/berita/m3suli/pemerintah-diminta-tegas-terhadap-malaysia
- https://repository.unimal.ac.id/6547/1/Malahayati%20MoU%202015.pdf
- https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-433-265-20200707092109.pdf
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/38035/bertemu-pm-malaysia-presiden-dorong-penyelesaian-mou-perlindungan-tki-dan-negosiasi-batas-negara/0/berita
- https://nasional.kompas.com/read/2022/03/31/18291991/kemlu-pastikan-mou-ri-malaysia-mengakomodir-unsur-perlindungan-pmi
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Menyesatkan, Ayah dan Anak Diikat di Pohon di Luar Wilayah Kendali Militer Rusia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/08/2022
Berita
Sebuah video beredar di media sosial dengan narasi seorang ayah dan anak diikat di pohon di Kiev, sebagai gambaran wilayah yang tidak dikendalikan militer Rusia.
Dalam video tersebut diperlihatkan seorang pria dan seorang anak diikat dengan selotip di sebuah pohon, lalu orang berlalu lalang di sekitarnya.
Di Twitter, video tersebut dibagikan akun ini pada 17 Maret 2022. “Ini gambaran di Kiev bukan wilayah yg dikendalikan Militer Rusia dan Tentara LPR dan DPR Ukraina Timur. Ayah dan anak laki2 diikat di sebuah pohon,” cuit pemilik akun.
Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria dan seorang anak diikat dengan selotip di sebuah pohon, beredar di media sosial.
Apa benar ini video ayah dan anak diikat di sebuah pohon merupakan gambaran wilayah perang yang tidak dikendalikan militer Rusia?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa kejadian serupa terjadi bukan hanya di Kiev, melainkan di hampir seluruh negeri di Ukraina selama invasi Rusia. Umumnya mereka yang diikat di pohon atau tiang diidentifikasi sebagai pelaku aksi penjarahan yang memanfaatkan situasi selama perang.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya, video tersebut ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh salah satu kanal pada 17 Maret 2022. Video tersebut diberi judul dalam bahasa Rusia, yang jika diterjemahkan berarti “Perang di Ukraina. Perampok di Kyiv.”
Video yang identik juga diunggah ke Twitter oleh akun TpyxaNews pada 17 Maret 2022. “Di Zabolotny, 124/2, orang-orang menangkap perampok yang sedang beraksi dan mencoba mendidik mereka kembali,” cuitnya.
“Seorang ayah dan anak diikat ke sebuah tiang dalam suhu beku,” cuit akun LibertadS5 pada 22 Maret 2022.
Dilansir dari newsweek.com, seorang tersangka penjarah ditangkap dan diikat ke sebuah tiang pada 7 Maret 2022 di Kyiv, Ukraina. Mereka umumnya diidentifikasi sebagai orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah menghadapi hukuman serupa.
Hukuman ini bertujuan mempermalukan para penjarah setelah invasi Rusia, menurut laporan Mail Online.
Orang lain yang mencoba mengambil keuntungan dari krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah menghadapi hukuman serupa.
Ada laporan penjarahan di daerah-daerah di seluruh negeri sejak invasi dimulai, dengan penjahat menargetkan supermarket, pompa bensin dan bank. Warga sipil telah menangkapnya sendiri untuk mengatasi masalah.
Profesor Emeritus dalam Studi Ukraina di Universitas Monash Melbourne, Marko Pavlyshyn, mengatakan bahwa video-video itu menggambarkan praktik itu "menyedihkan".
Sumber: news.com.au
Dia mengatakan sejumlah korban memiliki tanda dengan “???????” (baca: maroder) menempel pada mereka. Kata "maroder" berarti "penjarah" dalam bahasa Ukraina dan Rusia.
Pavlyshyn tidak menemukan bukti lain bahwa para korban tersebut dihukum karena bersimpati pada Rusia atau karena tidak ingin bertarung atau karena berbicara bahasa Rusia. "Dalam salah satu video, orang yang dipukuli dituduh mencoba membakar beberapa benda yang tidak bisa saya identifikasi secara fonetis," katanya.
“Situs berita Ukraina telah mengambil video serupa – tanpa kekerasan terburuk – dalam konteks yang lebih panjang ini menunjukkan bahwa penjarahan membuat orang dipermalukan dan dipukuli,” kata Prof Pavlyshyn seperti dikutip dari news.com, 23 Maret 2022.
Tim FRANCE 24 Observers berhasil menemukan 17 video yang menunjukkan adegan seperti ini. Peristiwa tersebut terjadi di kota-kota menengah dan besar di seluruh Ukraina: Kyiv, Irpin (oblast Kyiv), Dnipro, Kryvyi Rih, Kamianske (oblast Dnipropetrovsk), Poltava, Melitopol (oblast Zaporijia), Kharkiv, Kherson, Kakhovka (oblast Kherson), dan Dubno (oblast Rivne).
Masing-masing video ini diterbitkan pada bulan Maret. Pihak FRANCE 24 Observers menyatakan insiden dalam video terjadi baru-baru ini, meskipun tidak dapat memastikan tanggal pasti terjadinya. Sebab, tidak ada jejak video terjadi sebelum invasi Rusia mulai 24 Februari 2022.
Banyak dari orang-orang yang berada dalam situasi seperti itu setelah mereka dituduh menjarah rumah atau toko yang ditinggalkan. Seringkali, mereka ditandai dengan kertas bertuliskan “perampok” dan ditempelkan pada tubuh mereka.
Pada awal Maret, Parlemen Ukraina mengubah KUHP pencurian di bawah darurat militer untuk meningkatkan hukuman penjara. Tindakan tersebut dilandasi oleh fakta tindakan penjarahan yang dinilai meluas sehingga warga sipil terdorong untuk "main hakim" sendiri dalam menghadapi konsekuensi pidana yang lemah.
Tapi, amandemen KUHP itu tidak berbicara soal tindakan penghinaan publik atau penembakan penjarah.
Tetiana Pechonchyk, kepala LSM hak asasi manusia Ukraina ZMINA, mengatakan kepada tim FRANCE 24 Observers: "Adalah hukum bagi warga untuk menahan dan melumpuhkan calon penjarah sebelum polisi tiba. Tetapi perlakuan buruk dan penyiksaan adalah ilegal, bahkan di bawah darurat militer. "
ZMINA dan LSM lain mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama: "Upaya masyarakat lokal untuk menghentikan penjahat sendiri adalah keputusan yang dapat dimengerti dan dibenarkan, tetapi pelaku harus segera diserahkan kepada lembaga penegak hukum yang sesuai."
Mengikat seseorang ke tiang sebagai hukuman bukanlah hal baru di Ukraina pada saat krisis. Setidaknya sejak 2014, foto dan video yang menunjukkan tindakan serupa telah dibagikan secara online.
Misalnya, petugas bea cukai yang diikat ke tiang setelah dituduh melakukan korupsi pada Februari 2014 di oblast Zakarpattia. Seorang wanita bernama Iryna Dovhan dihukum serupa oleh separatis pro-Rusia di Donetsk pada Agustus 2014 karena mendukung tentara Ukraina.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video seorang pria dan anak yang diikat di pohon dengan klaim merupakan gambaran perang di wilayah yang tidak dikendalikan militer Rusia adalah menyesatkan.
Video kejadian serupa terjadi di hampir seluruh wilayah Ukraina selama invasi Rusia. Umumnya orang-orang yang diperlakukan seperti itu diidentifikasi sebagai penjarah yang menyasar supermarket, pompa bensin, dan bank.
Meskipun mengikat seseorang ke tiang sebagai hukuman termasuk ilegal, fenomena itu bukanlah hal baru di Ukraina pada saat krisis. Misalnya, petugas bea cukai yang diikat ke tiang setelah dituduh melakukan korupsi pada Februari 2014 di oblast Zakarpattia.
Ada pula seorang wanita bernama Iryna Dovhan dihukum serupa oleh separatis pro-Rusia di Donetsk pada Agustus 2014 karena mendukung tentara Ukraina.
Rujukan
- https://twitter.com/SemestaTIMELINE/status/1504277687786868736
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=UxhPYdDOygY
- https://twitter.com/tpyxanews/status/1504131310771752968
- https://twitter.com/LibertadS5/status/1506056939943473153
- https://www.newsweek.com/ukraine-alleged-looter-citizens-kyiv-pole-russia-invasion-looting-crime-1685908
- https://www.news.com.au/world/europe/ukrainian-civilians-stripped-tied-up-and-beaten-by-vigilantes-in-shocking-videos/news-story/3a2abcc0a87815925dce0db9cee1c09a
- https://observers.france24.com/en/europe/20220404-ukraine-poles-public-humiliation-punishment-looting
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Keliru, Ferdy Sambo Babak Belur Akibat Satu Sel dengan Napoleon Bonaparte
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/08/2022
Berita
Sebuah akun Facebook membagikan video berjudul Tak Ganas Lagi Ferdy Sambo Babak Belur Akibat 1 Sel Dengan Napoleon Bonaparte. Di dalam video terdapat mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Napoleon Bonaparte, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Irjen Ferdy Sambo, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santosa, dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Listyo Sigit Prabowo.
Sejak diunggah pada Rabu, 17 Agustus 2022, video ini mendapat 16 ribu tanggapan, 2,5 ribuan komentar dan 827 ribu kali tayang.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook dengan narasi Ferdy Sambo satu sel babak belur dengan Napoleon Bonaparte
Benarkah Ferdy Sambo babak belur akibat berada dalam satu sel dengan Napoleon Bonaparte?
Hasil Cek Fakta
Menurut hasil penelusuran TEMPO, kolase video yang dibagikan tersebut tidak memuat informasi tentang Ferdy Sambo babak belur dan satu sel dengan Napoleon Bonaparte. Video tersebut berisi penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dan dugaan mafia di tubuh Polri.
Napoleon dan Ferdy Sambo juga menempati sel yang berbeda. Dikutip dari Jawa Pos, Napoleon dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang Jakarta Timur pada 17 November 2021, setelah Mahkamah Agung menolak kasasi Napoleon dalam kasus suap sebesar SGD 200 ribu dan USD 370 ribu.
Sedangkan Ferdy Sambo, menurut Tempo, ditempatkan di Markas Komando Korps Brigade Mobil (Mako Brimod), Kelapa Dua, Depok.
Untuk memverifikasi video itu, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi setiap potongan video menjadi gambar, dan menelusurinya menggunakan Google Reverse Image - Yandex Image dan pencarian menggunakan kata kunci Ferdy Sambo dan Sugeng Teguh Santosa.
Video 1
Pemeriksaan video 1
Pada video detik pertama, Napoleon terlihat sedang menanggapi pertanyaan awak media terkait penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Video ini pernah dimuat oleh Tribun News.
Dalam video itu, Napoleon meminta agar publik bersabar menunggu proses pengungkapan kasus Brigadir J oleh Polri. Pada kesempatan itu, ia juga mengapresiasi keluarga dan pengacara Brigadir J yang mendorong Polri sehingga mengungkap kasus tersebut.
Keterangan dia sampaikan setelah mendengarkan tuntutan terhadap dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis, 11 Agustus 2022. Ia dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama terhadap M Kece.
Dalam unggahan ini, Napoleon muncul berulang kali, di antaranya detik ke-12, detik ke-19, detik ke-26, detik ke-33, menit ke-2:07, menit ke-2:23, menit ke-2:44, menit ke-3:03. Kemudian menit ke-3:22, menit ke-3:43, menit ke-4:02, menit ke-4:23, menit ke-4:42, menit ke-5:03, menit ke-5:24, menit ke-5:44, menit ke-6:03, menit ke-6:24 dan menit ke-6:43.
Video 2
Pemeriksaan video 2
Video pada detik ke-49 merupakan potongan video Sigit sedang melakukan konferensi pers terkait penonaktifan Ferdy Sambo sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri atas kasus pembunuhan Brigadir J.
Saat itu, dia memberikan keterangan didampingi Waka Polri, Komjen Gatot Eddy Pramono, Asisten ASDM Irjen Wisnu Widada dan Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin, 18 Juli 2022.
“Malam ini kami putuskan Irjen Ferdy Sambo untuk sementara jabatannya dinonaktifkan dan kemudian jabatan tersebut diserahkan kepada pak Wakapolri untuk selanjutnya tugas tanggung jawab di Propam akan diemban Wakapolri,” kata Sigit dilansir dari Antara.
Video 3
Pemeriksaan video 3
Selain Napoleon, Sigit Listyo, dan Ferdy Sambo, Sugeng Teguh Santosa juga ditampilkan dalam video berdurasi 15 menit-11 detik ini. Pada detik ke-55, Sugeng berbicara tentang Sambo dan mafia di tubuh Polri.
Tayangan lengkap video Sugeng menjelaskan persoalan itu ada di acara Narasi Newsroom berjudul IPW: Ada Geng Mafia di Tubuh Polri, Hati-Hati Perlawanan Balik Kelompok Sambo.
Video 4
Pemeriksaan video 4
Menit ke-5:38 potongan video Ferdy Sambo muncul. Dia mendapat pengawalan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta pada Kamis, 4 Agustus 2022 untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait kasus dugaan tindak pidana yang menewaskan Brigadir J di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Saat itu, dia mengatakan kepada wartawan telah beberapa kali diperiksa penyidik dalam kasus Brigadir J. “Saya memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri. Pemeriksaan hari ini adalah pemeriksaan yang keempat,” kata Ferdy Sambo dikutip dari Tempo.
Ia sudah menjalani pemeriksaan sebelumnya ke penyidik Polres Jaksel dan Polda Metro Jaya, kemudian pemeriksaan yang keempat di Bareskrim Polri. Ferdy Sambo tiba di Bareskrim Polri pukul 09.55 WIB mengenakan seragam dan dikawal sejumlah personel Propam berbaret biru.
Berbicara kepada awak media, Ferdy Sambo meminta maaf kepada institusi Polri atas kasus yang melibatkannya. “Saya memohon maaf kepada institusi terkait peristiwa yang terjadi di rumah dinas saya di Duren Tiga,” katanya.
Hingga saat ini, kepolisian telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Di antaranya Ferdy Sambo, Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Brigadir Ricky Rizal, KM alias Kuat, dan Putri Chandrawati, istri Ferdy Sambo.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta, video dengan judul Tak Ganas Lagi, Ferdy Sambo Babak Belur Akibat 1 Sel Dengan Napoleon Bonaparte, adalah keliru.
Napoleon dan Ferdy Sambo menempati sel yang berbeda. Napoleon dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang Jakarta Timur pada 17 November 2021, setelah Mahkamah Agung menolak kasasinya dalam kasus suap sebesar SGD 200 ribu dan USD 370 ribu.
Sedangkan Ferdy Sambo, ditempatkan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=536692191546217
- https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/17/11/2021/irjen-napoleon-bonaparte-dijebloskan-ke-lapas-cipinang/
- https://nasional.tempo.co/read/1620063/begini-kronologi-penangkapan-ferdy-sambo
- https://www.youtube.com/watch?v=P5A_PB0jEDs
- https://www.tribunnews.com/nasional/2022/08/11/ferdy-sambo-tersangka-irjen-napoleon-bonaparte-banyak-polisi-brengsek-tapi-tidak-semua
- https://www.antaranews.com/berita/3003397/polri-nonaktifkan-irjen-pol-ferdy-sambo-dari-kadiv-propam
- https://www.youtube.com/watch?v=fdt09cFwOXY
- https://nasional.tempo.co/read/1619107/diperiksa-bareskrim-ferdy-sambo-bilang-sudah-4-kali-diperiksa-penyidik
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Belum Ada Bukti, Kunyit dan Madu sebagai Ramuan Obat Cacar Monyet
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 19/08/2022
Berita
Video berdurasi 17 detik yang diklaim merupakan cara membuat ramuan dari kunyit dan madu untuk obat cacar monyet beredar di Facebook.
Video ini diunggah akun Mohd J Hasby S pada 27 Juli 2022 dengan menambahkan narasi:
“Jika Anda menderita cacar monyet, Anda harus mencoba obat ini untuk mengobatinya. Obat ini mudah dan dilengkapi dengan bahan-bahan sederhana dan alami, seperti: 1 sendok makan dihaluskan; (ditumbuk) daun nimba 1 sendok makan bubuk kunyit; 1 sendok makan madu.
Hingga artikel ini ditulis unggahannya telah 13 kali dibagikan dan 57 disukai.
Lantas apakah benar kunyit dan madu bisa digunakan sebagai ramuan mengobati cacar monyet?
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim diatas, cekfakta Tempo menelusuri informasi terkait obat cacar monyet dari sumber kredibel. Hasilnya, hingga saat ini belum ada obat yang digunakan untuk mengobati orang yang terpapar virus cacar monyet.
Dokter RSUD Halmahera Tengah, Ririn Hardiyanti mengatakan, hingga saat ini belum ada obat yang digunakan untuk mencegah penyakit akibat virus. Penanganan medis untuk orang yang terpapar virus cacar monyet biasanya dilakukan dengan cara pemberian vaksin cacar.
“Setahu saya belum ada obat yang digunakan untuk pengobatan akibat virus seperti cacar monyet. Kalaupun ada yang mengkonsumsi herbal biasanya untuk mempertahankan daya tahan tubuh,” kata dokter lulusan Universitas Sam Ratulangi Manado tersebut saat dihubungi TEMPO, Jumat, 19 Agustus 2022.
Steven Gordon, MD, spesialis penyakit menular di Cleveland Klinik Amerika Serikat mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada pengobatan untuk cacar monyet yang benar-benar bisa digunakan. Obat yang baik untuk mencegah penyakit akibat virus cacar monyet adalah anti-virus dengan vaksin.
Cleveland Clinic mendapati cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari dua minggu hingga empat minggu. Kebanyakan orang dengan cacar monyet sembuh sendiri tanpa pengobatan. Hingga saat ini tidak ada pengobatan antivirus yang disetujui untuk monkeypox.
Obat antivirus dapat membantu, tetapi belum dipelajari sebagai pengobatan untuk cacar monyet. Beberapa antivirus yang diteliti dengan aktivitas melawan monkeypox tersedia, tetapi hanya sebagai bagian dari studi penelitian.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahkan baru menyetujui dua vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar monyet seperti JYNNEOS dan ACAM2000. JYNNEOS sendiri adalah satu-satunya vaksin berlisensi FDA di Amerika Serikat yang disetujui untuk pencegahan penyakit cacar monyet.
Dikutip dari TEMPO, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mencegah infeksi atau penyebaran virus monkeypox, seperti menghindari kontak dekat dengan orang yang tengah terinfeksi dan orang-orang yang memiliki ruam yang tampak seperti cacar monyet, serta memegang pakaian, seprai, selimut, atau bahan lain yang pernah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
Melakukan Isolasi orang yang tengah terinfeksi cacar monyet dari orang yang sehat. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Hindari hewan yang mungkin membawa virus.
https://gaya.tempo.co/read/1617248/macam-obat-yang-bisa-meredakan-cacar-monyet
Badan kesehatan Dunia (WHO), bahkan mengungkapkan sudah ada beberapa vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar monyet. Beberapa negara bahkan merekomendasikan vaksin tersebut untuk digunakan pada orang yang berisiko.
Penelitian bertahun-tahun telah mengarah pada pengembangan vaksin yang lebih baru dan lebih aman untuk penyakit yang diberantas yang disebut cacar, yang mungkin juga berguna untuk cacar monyet.
Untuk sementara vaksin cacar terbukti melindungi terhadap cacar monyet di masa lalu, data saat ini tentang efektivitas vaksin cacar atau cacar monyet yang lebih baru dalam pencegahan cacar monyet dalam praktik klinis dan dalam pengaturan lapangan terbatas.
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan fakta, klaim kunyit dan madu bisa digunakan untuk mengobati cacar monyet, Belum Ada Bukti.
Hingga saat ini belum ada obat yang disahkan banyak negara untuk digunakan untuk mengobati orang yang terpapar virus cacar monyet. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahkan baru menyetujui dua vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar monyet seperti JYNNEOS dan ACAM2000. WHO sendiri masih merekomendasi vaksin cacar terbukti melindungi terhadap cacar monyet di masa lalu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/100071289473337/posts/1120053868600047/
- https://newsroom.clevelandclinic.org/2022/06/07/what-you-need-to-know-about-monkeypox/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox
- https://gaya.tempo.co/read/1617248/macam-obat-yang-bisa-meredakan-cacar-monyet
- https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/monkeypox?gclid=CjwKCAjw0dKXBhBPEiwA2bmObZUZVcpTzfVCHUKdygEz53-pbqeGSsjkZEWVLxb9xV9iINOz6S4QahoCo30QAvD_BwE
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 4193/6771