program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement)
Bahaya vaksin corona
ADE Vaksin
Bahaya vaksin covid 19
[SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Kusnandi Rusmil (Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad) mengklarifikasi: “Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,”
Dijelaskan oleh CHOP (Children’s Hospital of Philadelphia): “Baik penyakit COVID-19 maupun vaksin COVID-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang. Ini juga berlaku untuk virus korona lainnya. Demikian pula, penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan atau uji klinis pada manusia belum menemukan bukti ADE.”
Referensi dari PubMed.gov: “Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Penyakit parah berpusat pada orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bukan pada bayi atau individu dengan infeksi virus corona sebelumnya. Tantangan virus hidup pada hewan yang diberi vaksin SARS atau MERS menghasilkan reaksi hipersensitivitas vaksin (VAH), serupa dengan yang terjadi pada manusia yang diberi vaksin campak atau virus pernapasan yang tidak aktif. Vaksin COVID-19 yang aman dan efektif harus menghindari VAH.”
Selain itu, video yang sama hasil suntingan dengan tambahan narasi “rakyat akan dibunuh vaksin Cina” sudah pernah diperiksa sebelumnya
Dijelaskan oleh CHOP (Children’s Hospital of Philadelphia): “Baik penyakit COVID-19 maupun vaksin COVID-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang. Ini juga berlaku untuk virus korona lainnya. Demikian pula, penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan atau uji klinis pada manusia belum menemukan bukti ADE.”
Referensi dari PubMed.gov: “Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Penyakit parah berpusat pada orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bukan pada bayi atau individu dengan infeksi virus corona sebelumnya. Tantangan virus hidup pada hewan yang diberi vaksin SARS atau MERS menghasilkan reaksi hipersensitivitas vaksin (VAH), serupa dengan yang terjadi pada manusia yang diberi vaksin campak atau virus pernapasan yang tidak aktif. Vaksin COVID-19 yang aman dan efektif harus menghindari VAH.”
Selain itu, video yang sama hasil suntingan dengan tambahan narasi “rakyat akan dibunuh vaksin Cina” sudah pernah diperiksa sebelumnya
Kesimpulan
Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement), yang berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini TIDAK ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia TIDAK memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”,
- http://bit.ly/3pIsnm2 (Google Translate) &
- http://bit.ly/2rhTadC /
- http://bit.ly/3sjlBou (arsip cadangan). [2] detik.com: “Pakar Sebut Fenomena ADE pada Kandidat Vaksin COVID-19 Aman”
- https://bit.ly/3p65BVZ /
- https://archive.md/tr32j (arsip cadangan). [3] chop.edu: “Antibodi-dependent Enhancement (ADE) dan Vaksin”
- http://bit.ly/3v1NqnK (Google Translate) /
- https://archive.st/w31s (arsip cadangan). [4] pubmed.ncbi.nlm.nih.gov: “Vaksin COVID-19: Haruskah Kita Takut pada ADE?”
- http://bit.ly/3sKn8oQ (Google Translate) /
- https://archive.md/jTRFl (arsip cadangan). [5] turnbackhoax.id: “[SALAH] Tangkapan Layar Video CNN Memberitakan Rakyat akan dibunuh oleh Vaksin dari Tiongkok”
- https://bit.ly/3c6UKrc /
- https://archive.md/JSqMH (arsip cadangan).
[SALAH] Kadrun Jangan Sholat di Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
“Kita gak boleh ikut sholat gaes.. Mau di pakek cebong sam klompotanya… Arabd benci tapi hadiah di embat. Sumpah gak tau malu tuh si jokowi…dan komplotan nya”.
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo mengunggah gambar hasil tangkapan layar. Gambar itu memperlihatkan sebuah masjid dan terdapat narasi “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun, Kalau Bisa Kadrun Jangan Sholat Di Sini, Sebab Mengganggu”.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil tangkapan layar artikel yang kemudian diedit dengan menambahkan redaksi di bagian judul. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Masjid dalam gambar tersebut adalah masjid Shaikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang nantinya desain masjid ini menjadi desain masjid hadiah Pangeran UEA untuk Jokowi yang akan berdiri di Gilingan Solo.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar seperti pada unggahan akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil tangkapan layar artikel yang kemudian diedit dengan menambahkan redaksi di bagian judul. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Masjid dalam gambar tersebut adalah masjid Shaikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang nantinya desain masjid ini menjadi desain masjid hadiah Pangeran UEA untuk Jokowi yang akan berdiri di Gilingan Solo.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar seperti pada unggahan akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Gambar editan. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Gambar editan. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.
Rujukan
[SALAH] Uap Panas Hasil Rebusan Daun Jambu dapat Mengobati Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/03/2021
Berita
[diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia]
“Daun jambu,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…”
“Daun jambu,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes mengunggah narasi (9/1) yang menyatakan bahwa uap air panas hasil rebusan daun jambu, jahe, bawang putih, lemon, bawang merah, dan cuka dapat mengobati Covid-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu. Melansir dari situs who.int, membiarkan diri terpapar sinar matahari maupun suhu panas lebih dari 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah maupun mengobati Covid-19. Lebih lanjut, hasil penelitian oleh tim peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa suhu panas hanya dapat melemahkan partikel coronavirus ketika masih berada di permukaan benda-benda tertentu, bukan ketika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Turn Back Hoax, dengan judul artikel “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” pada 15 Januari 2021, serta “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” pada 23 Februari 2021.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu. Melansir dari situs who.int, membiarkan diri terpapar sinar matahari maupun suhu panas lebih dari 25 derajat Celcius tidak dapat mencegah maupun mengobati Covid-19. Lebih lanjut, hasil penelitian oleh tim peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa suhu panas hanya dapat melemahkan partikel coronavirus ketika masih berada di permukaan benda-benda tertentu, bukan ketika virus tersebut sudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Turn Back Hoax, dengan judul artikel “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” pada 15 Januari 2021, serta “[SALAH] Pernyataan Ketua Satgas Covid terkait Hirup Uap Air Panas Membunuh Virus Corona” pada 23 Februari 2021.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Samsonie Kwenda dalam forum Cosmo City Vibes tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu.
Belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa uap panas dapat mengobati Covid-19, terlebih uap panas hasil rebusan daun jambu.
Rujukan
- https://www.who.int/images/default-source/health-topics/coronavirus/myth-busters/web-mythbusters/mb-sun-exposure.tmb-1920v.png
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7361064/
- https://turnbackhoax.id/2021/01/13/salah-hirup-uap-air-panas-dua-kali-sehari-dapat-menangkal-covid-19/
- https://turnbackhoax.id/2021/01/15/salah-terapi-uap-panas-dan-minyak-kayu-putih-dapat-membunuh-virus-corona/
- https://turnbackhoax.id/2021/02/23/salah-pernyataan-ketua-satgas-covid-terkait-hirup-uap-air-panas-membunuh-virus-corona/
[SALAH] Terdapat Paku Dalam Kapsul Obat
Sumber: Pesan BerantaiTanggal publish: 07/03/2021
Berita
“…saya membuka kapsul, alih-alih keluar obatnya, 4 jarum tumpah keluar…”
Hoax kapsul
Kapsul isi paku
Obat isi paku
Hoax kapsul
Kapsul isi paku
Obat isi paku
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video singkat melalui pesan berantai dan media sosial, tentang paku-paku kecil yang terdapat di dalam obat Enterofuril. Video ini telah viral dan menjadi bahan perbincangan, bahkan di kalangan masyarakat internasional.
Namun setelah dilakukan penelusuran terkait hal tersebut, ditemukan fakta bahwa video paku-paku kecil di dalam obat Enterofuril adalah hoaks. Video paku-paku dalam obat ini awalnya beredar di negara Kazakhstan. Seorang pria menunjukkan video dirinya membuka satu kapsul obat Enterofuril dan kemudian terlihat beberapa paku kecil yang keluar dari dalam obat tersebut.
Video yang viral ini pun mendapat tanggapan dari Komite Pengawasan Medis dan Farmasi Kementerian Kesehatan Republik Kazakhstan telah membantah isu tersebut. Melansir dari artikel stopfake.kz, Departemen menjelaskan bahwa tidak mungkin mendeteksi benda asing di dalam kapsul dengan obat-obatan.
“Negara memantau kualitas semua obat yang beredar di wilayah republik dengan menilai kualitas dan melakukan seleksi tahunan obat dari pasar untuk uji laboratorium,” jelas panitia. Hal ini memperkuat fakta bahwa video yang beredar merupakan konten yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, melansir dari artikel factcheck.kg, terdapat pemaparan terkait kejanggalan dalam video singkat tersebut.
Video tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa hanya ada satu baris di dalam kotak, dan ini memberikan alasan untuk percaya bahwa 8 tablet digunakan dengan aman untuk tujuan yang dimaksudkan baik. Jika paku sudah tertangkap lebih awal, si pembuat video pasti sudah waspada dan tidak akan memakai tablet yang lainnya. Tetapi tampilan lusuh kemasan terlihat jelas menunjukkan bahwa obat tersebut sudah digunakan untuk waktu yang lama dan telah dibuka berulang kali.
Selain itu sampai hari ini, tidak ada satu pun konfirmasi bahwa paku atau benda lain yang dapat membahayakan tubuh manusia, pernah ditemukan dalam kapsul obat Enterofuril ini.
Jadi dapat disimpulkan video yang mengklaim bahwa terdapat paku di dalam kapsul obat berjenis Enterofuril adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Namun setelah dilakukan penelusuran terkait hal tersebut, ditemukan fakta bahwa video paku-paku kecil di dalam obat Enterofuril adalah hoaks. Video paku-paku dalam obat ini awalnya beredar di negara Kazakhstan. Seorang pria menunjukkan video dirinya membuka satu kapsul obat Enterofuril dan kemudian terlihat beberapa paku kecil yang keluar dari dalam obat tersebut.
Video yang viral ini pun mendapat tanggapan dari Komite Pengawasan Medis dan Farmasi Kementerian Kesehatan Republik Kazakhstan telah membantah isu tersebut. Melansir dari artikel stopfake.kz, Departemen menjelaskan bahwa tidak mungkin mendeteksi benda asing di dalam kapsul dengan obat-obatan.
“Negara memantau kualitas semua obat yang beredar di wilayah republik dengan menilai kualitas dan melakukan seleksi tahunan obat dari pasar untuk uji laboratorium,” jelas panitia. Hal ini memperkuat fakta bahwa video yang beredar merupakan konten yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, melansir dari artikel factcheck.kg, terdapat pemaparan terkait kejanggalan dalam video singkat tersebut.
Video tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa hanya ada satu baris di dalam kotak, dan ini memberikan alasan untuk percaya bahwa 8 tablet digunakan dengan aman untuk tujuan yang dimaksudkan baik. Jika paku sudah tertangkap lebih awal, si pembuat video pasti sudah waspada dan tidak akan memakai tablet yang lainnya. Tetapi tampilan lusuh kemasan terlihat jelas menunjukkan bahwa obat tersebut sudah digunakan untuk waktu yang lama dan telah dibuka berulang kali.
Selain itu sampai hari ini, tidak ada satu pun konfirmasi bahwa paku atau benda lain yang dapat membahayakan tubuh manusia, pernah ditemukan dalam kapsul obat Enterofuril ini.
Jadi dapat disimpulkan video yang mengklaim bahwa terdapat paku di dalam kapsul obat berjenis Enterofuril adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Komite Pengawasan Medis dan Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Kazakhstan telah membantah isu tersebut. Semua obat jenis Enterofuril telah melalui tahap pemeriksaan.
Komite Pengawasan Medis dan Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Kazakhstan telah membantah isu tersebut. Semua obat jenis Enterofuril telah melalui tahap pemeriksaan.
Rujukan
Halaman: 5144/6727