[SALAH] Masjid di Jerman Diteror Surat Kebencian Anti Islam pada 6 November 2020
Sumber: artikelTanggal publish: 17/11/2020
Berita
Diketahui website dengan nama UMMA mengunggah sebuah artikel berjudul “Masjid di Jerman diteror surat kebencian anti islam”, dalam artikel tersebut tercantum tanggal diterima surat yakni 6 November 2020.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, berita tersebut pernah diunggah pada laman Artikel Buletin Islami dengan Judul “Serangan perang salib di masjid Jerman” pada 2 oktober 2018, dalam narasinya dinyatakan bahwa Masjid Nadhir Kahraman digambari simbol swastika dan pesan rasis pada dindingnya di malam hari.
Berdasarkan penjelasan dan referensi yang ditemukan, postingan laman UMMA dengan judul Masjid di Jerman diteror Surat Anti Islam adalah salah dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Berdasarkan penjelasan dan referensi yang ditemukan, postingan laman UMMA dengan judul Masjid di Jerman diteror Surat Anti Islam adalah salah dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Rujukan
[SALAH] Penyanyi Drake Meninggal Dunia
Sumber: twitter.comTanggal publish: 17/11/2020
Berita
Pengguna Twitter 0rnis mengunggah sebuah hasil tangkapan layar (14/11) situs genius.com yang memberitakan kabar bahwa penyanyi Drake telah meninggal dunia. Unggahan tersebut juga disertai dengan tagar #RIPDrake.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, genius.com tidak pernah mengunggah berita bahwa Drake telah meninggal dunia. Lebih lanjut, baik perwakilan dari Drake maupun situs media terpercaya lainnya tidak pernah merilis pernyataan bahwa Drake telah meninggal dunia. Pihak Twitter juga telah memberi bantahan pada tagar #RIPDrake yang sempat menjadi tren Twitter di Amerika Serikat, bahwa Drake tidak meninggal dunia. Drake sendiri masih aktif di media sosial Instagram miliknya, champagnepapi, dan sempat mengunggah sebuah Instagram story pada 15 November 2020 waktu setempat.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Snopes dengan judul artikel ‘No, Drake is Not Dead’ dan mengategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh Pengguna Twitter 0rnis dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Snopes dengan judul artikel ‘No, Drake is Not Dead’ dan mengategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh Pengguna Twitter 0rnis dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Rujukan
[SALAH] Akun Facebook Gubernur Riau Syamsuar
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/11/2020
Berita
Beredar akun Facebook mengatasnamakan Gubernur Riau, H. Syamsuar dengan nama pengguna “Drsh Syamsuar Msi” (@drshsyamsuar.msi.9) dan foto H. Syamsuar yang sedang menggunakan pakaian dinas.
Hasil Cek Fakta
Dari penelusuran diketahui akun tersebut palsu. Menurut Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Riau, Chairul Riski, akun Facebook yang resmi dikelola oleh admin Gubernur Riau hanya satu akun dan berupa halaman Facebook.
“Facebook yang resmi dikelola admin Bapak Gubernur Riau, sudah disukai lebih dari 127.000 netizen dan yang mengikuti sudah lebih dari ratusan ribu,” kata Riski dilansir dari fixriaupesisir.pikiran-rakyat.com, Sabtu 14/11/2020.
Sementara itu akun Facebook resmi Gubernur Riau, H. Syamsuar bernama “Drs. H. Syamsuar, Msi” (@PakSyamSiak) yang saat ini memuat foto profil sang Gubernur mengenakan baju berwarna hijau dan mengenakan kopiah hitam bukan menggunakan pakaian dinas. Lebih lanjut Riski menyampaikan, agar masyarakat khususnya netizen tidak mudah percaya dengan akun Facebook yang lainya. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Dari penelusuran di atas, akun Facebook mengatasnamakan “Drsh Syamsuar Msi” (drshsyamsuar.msi.9) masuk kategori Konten Palsu.
“Facebook yang resmi dikelola admin Bapak Gubernur Riau, sudah disukai lebih dari 127.000 netizen dan yang mengikuti sudah lebih dari ratusan ribu,” kata Riski dilansir dari fixriaupesisir.pikiran-rakyat.com, Sabtu 14/11/2020.
Sementara itu akun Facebook resmi Gubernur Riau, H. Syamsuar bernama “Drs. H. Syamsuar, Msi” (@PakSyamSiak) yang saat ini memuat foto profil sang Gubernur mengenakan baju berwarna hijau dan mengenakan kopiah hitam bukan menggunakan pakaian dinas. Lebih lanjut Riski menyampaikan, agar masyarakat khususnya netizen tidak mudah percaya dengan akun Facebook yang lainya. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Dari penelusuran di atas, akun Facebook mengatasnamakan “Drsh Syamsuar Msi” (drshsyamsuar.msi.9) masuk kategori Konten Palsu.
Rujukan
[SALAH] Covid-19 Bisa Sembuh Hanya Pakai Obat Kumur
Sumber: TikTokTanggal publish: 16/11/2020
Berita
Beredar di media sosial video cara penyembuhan covid-19. Video ini ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama @nicputra. Dia mempostingnya di TikTok pada 13 November 2020.
Dalam video berdurasi 22 detik itu disebutkan penyembuhan covid-19 hanya menggunakan obat kumur. Lalu obat kumur tersebut dimasukkan ke rongga hidung dengan cotton bud.
Ia menegaskan jika dilakukan secara rutin maka covid-19 akan hilang. Hingga malam ini video tersebut sudah mendapat 11 ribu likes dan lebih dari 400 komentar.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama @nicputra. Dia mempostingnya di TikTok pada 13 November 2020.
Dalam video berdurasi 22 detik itu disebutkan penyembuhan covid-19 hanya menggunakan obat kumur. Lalu obat kumur tersebut dimasukkan ke rongga hidung dengan cotton bud.
Ia menegaskan jika dilakukan secara rutin maka covid-19 akan hilang. Hingga malam ini video tersebut sudah mendapat 11 ribu likes dan lebih dari 400 komentar.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta tersebut dengan menghubungi dr. Muhamad Fajri Adda'i dan meminta penjelasannya.
dr. Fajri menyebut cara yang dilakukan dalam video tersebut masih belum terbukti untuk bisa menyembuhkan covid-19. Sejauh ini masih dilakukan penelitian yang menilai keefektifan Povidone Iodine (PI), bahan dari obat kumur tersebut pada covid-19 di manusia.
"Memang sudah ada penelitian PI bisa mengurangi kultur dari virus tersebut, tetapi penelitian ini masih dalam tahap in vitro. Penelitian in vitro ini masih sebatas di lab, dan kita masih menunggu hasil penelitian dengan metode Randomized Control Trial (RCT) dengan sampel yang cukup banyak pada manusia," ujar dr. Fajri saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (13/11/2020).
"Kita berbicara jika memang bisa sembuhkan covid-19, logikanya itu kan hanya ditaruh di hidung, lalu bagaimana dengan virus yang ada di dalam, di paru-paru dan tenggorokan misalnya. Jadi masih butuh pembuktian lebih lanjut menurut saya," katanya menambahkan.
"Soal uji keamanan, penelitian ini juga sudah menjelaskan jika dipakai dalam konsentrasi 0,08 persen aman, tetapi untuk konsentrasi lain masih diteliti. Namun di penelitian ini juga menjelaskan pemakaian harus hati-hati pada ibu hamil, orang-orang yang memiliki gangguan tiroid, dan alergi iodine. Selain itu menurut saya PI ini juga butuh analisis lain terkait keamanan penggunaan dalam jangka panjang."
Jurnal yang menjelaskan soal penelitian PI pada covid-19 bisa dilihat dalam link ini dan ini....
Dr. Fajri juga menambahkan saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan covid-19. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Lebih baik menggunakan masker jika memang positif covid-19. Lagipula dalam taraf yang ringan, maka jumlah virus covid-19 akan berkurang sendirinya di dalam tubuh. Pengobatan yang ada saat ini juga bersifat suportif karena memang belum ada anti-virus atau obatnya untuk menyembuhkan covid-19."
dr. Fajri menyebut cara yang dilakukan dalam video tersebut masih belum terbukti untuk bisa menyembuhkan covid-19. Sejauh ini masih dilakukan penelitian yang menilai keefektifan Povidone Iodine (PI), bahan dari obat kumur tersebut pada covid-19 di manusia.
"Memang sudah ada penelitian PI bisa mengurangi kultur dari virus tersebut, tetapi penelitian ini masih dalam tahap in vitro. Penelitian in vitro ini masih sebatas di lab, dan kita masih menunggu hasil penelitian dengan metode Randomized Control Trial (RCT) dengan sampel yang cukup banyak pada manusia," ujar dr. Fajri saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (13/11/2020).
"Kita berbicara jika memang bisa sembuhkan covid-19, logikanya itu kan hanya ditaruh di hidung, lalu bagaimana dengan virus yang ada di dalam, di paru-paru dan tenggorokan misalnya. Jadi masih butuh pembuktian lebih lanjut menurut saya," katanya menambahkan.
"Soal uji keamanan, penelitian ini juga sudah menjelaskan jika dipakai dalam konsentrasi 0,08 persen aman, tetapi untuk konsentrasi lain masih diteliti. Namun di penelitian ini juga menjelaskan pemakaian harus hati-hati pada ibu hamil, orang-orang yang memiliki gangguan tiroid, dan alergi iodine. Selain itu menurut saya PI ini juga butuh analisis lain terkait keamanan penggunaan dalam jangka panjang."
Jurnal yang menjelaskan soal penelitian PI pada covid-19 bisa dilihat dalam link ini dan ini....
Dr. Fajri juga menambahkan saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan covid-19. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Lebih baik menggunakan masker jika memang positif covid-19. Lagipula dalam taraf yang ringan, maka jumlah virus covid-19 akan berkurang sendirinya di dalam tubuh. Pengobatan yang ada saat ini juga bersifat suportif karena memang belum ada anti-virus atau obatnya untuk menyembuhkan covid-19."
Kesimpulan
Klaim video yang menyebutkan bisa menyembuhkan covid-19 hanya melalui obat kumur yang dimasukkan dalam rongga hidung adalah salah.
Rujukan
Halaman: 5349/6706